Mohon tunggu...
Johan G.M Pardede
Johan G.M Pardede Mohon Tunggu... Lainnya - Asliii

Selalu memandang masalah secara objektif

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Rekomendasi Novel yang Bertema Sejarah Indonesia

13 Januari 2021   07:39 Diperbarui: 13 Januari 2021   07:47 530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagi penikmat sejarah seperti saya, berbagai mode digunakan untuk melakukan rekonstruksi kejadian di masa lampau. Mulai dari tayangan video di youtube, jurnal, buku, sampai novel. Bisa dibilang novel merupakan sarana alternatif yang bisa digunakan untuk memandang suatu persoalan di masa lampau tanpa mesti menggunakan sudut pandang hitam-putih.

Keberadaan novel tersebut membuka cakrawala berpikir kita dengan seolah-olah turut serta ikut mengalami suatu kejadian sejarah tersebut. Selain itu, novel juga menggunakan bahasa yang renyah serta mengalir sehingga lebih gampang dipahami tanpa mesti berhadapan dengan bahasa yang terasa kaku dan berat dalam menjelaskan sudut pandang mengenai suatu kejadian. 

Untuk itu saya merekomendasikan beberapa novel yang membuka cakrawala berpikir kita mengenai kejadian sejarah yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Tetralogi Pulau Buru

Tetralogi pulau buru merupakan kwartet novel karya Pramoedya Ananta Toer. Bahkan, keempat novel tersebut sudah diterjemahkan ke dalam puluhan bahasa dunia. 

Tercatat pula sampai kini, beliaulah satu-satunya penulis asal Indonesia yang pernah dicalonkan sebagai calon penerima nobel bidang sastra. Dan yang membuatnya lebih hebat lagi, sesuai dengan judulnya tersebut, keempat novel itu: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca dituliskannya sewaktu berada di kamp pengasingan di Pulau Buru, wilayah yang terpencil di bagian timur Indonesia. Novel ini mengisahkan kisah hidup Raden Tirto hingga akhirnya dibuang Belanda karena dituduh melakukan agitasi melawan Belanda.

Menariknya novel ini mengisahkan sosok Raden Tirto yang notabene kurang dikenal oleh masyarakat umum Indonesia sebab yang bersangkutan kisah hidupnya seolah ditenggelamkan oleh Orde Baru meski Tirto mempunyai andil besar dalam mendirikan dasar-dasar jurnalistik di Indonesia. Dengan membaca kwartet novel itu kita dapat mengetahui jatuh-bangun yang dialami oleh Tirto saat menyuarakan penderitaan masyarakat pribumi.

2. Pulang

Novel yang berjudul Pulang ini adalah novel karya Leila S. Chudori. Novel ini menceritakan kondisi orang-orang yang dicap komunis sesudah peristiwa G-30 September, utamanya mengambil sorot terhadap para masyarakat Indonesia yang sedang berada di luar negeri sewaktu peristiwa G30 September itu terjadi. Akibat cap komunis yang distempelkan membuat mereka kehilangan kewarganegaraannya, sehingga hidup mereka terkatung-katung di luar negeri. Diskriminasi yang dilakukan negara pada mereka juga diceritakan meski mereka yang menjadi tokoh sudah dicabut kewarganegaraannya.

Selain itu, novel ini juga menceritakan peristiwa-peristiwa yang terjadi menjelang masa reformasi bergulir. Membaca novel ini seakan turut membawa pembaca seakan menjadi korban diskriminasi negara kala itu, sehingga kita dapat memahami penderitaan orang yang distigma komunis di kalangan masyarakat maupun aparat.

3. Kuantar Engkau Ke Gerbang

Novel yang berjudul Kuantar Engkau ke Gerbang adalah karangan Ramadhan K.H. Beliau dikenal sebagai seorang yang sering menulis biografi para pejabat mulai dari mantan Kapolri Hoegeng, Soemitro, Alex kawilarang, sampai autobiografi Presiden Soeharto. 

Novel ini mengambil sudut pandang dari Inggit Garniasih, istri kedua presiden Soekarno. Melalui penggambaran orang dekatnya ini, kita bisa mengetahui bagaimana sosok Soekarno sewaktu muda beserta kebiasaannya serta jatuh bangunnya kondisi hidupnya akibat menentang tindakan kolonialisme Belanda.

Novel ini termasuk kategori sad ending. Meski Soekarno sering dianggap sebagai orang yang begitu luar biasa ternyata memiliki sifat seperti manusia yang lainnya, yaitu ingin memiliki keturunan. Akibat ketidakmampuan Inggit memberikan anak padanya, Soekarno meminta izin untuk memadu Inggit. Namun, Inggit menolak permintaan itu. Oleh sebabnya, judul novel ini sangat tepat menggambarkan kondisi itu. Soekarno terpaksa harus bercerai tiga tahun sebelum mengumandangkan proklamasi kemerdekaan.

4. Saman

Bila ingin mengetahui kondisi hidup para aktivis penentang rezim Soeharto, maka rekomendasi novel yang menyuguhkan cerita yang apik yaitu Saman. Novel karya Ayu Utami ini mengisahkan perihal tentang pengejaran para aparat terhadap aktivis yng menentang tindakan pemerintah dalam mengelola keberadaan sumber daya alam.

5. Sang Pencerah

Novel karya Akmar Nasral ini menggambarkan kondisi masyarakat Yogyakarta yang seringkali mencampurkan klenik dan agama kala itu. Oleh sebabnya Dahlan muda menentang kebiasaan-kebiasaan itu. Alhasil, dia sempat ditegor para penatua yang ada. Namun waktu berkata lain, perlahan demi perlahan gagasan Dahlan yang ingin memurnikan ajaran Islam dapat direalisasikan berkat organisasi Muhammadiyah yang didirikannya.

Itulah beberapa rekomendasi novel yang bisa mengisi waktu luangmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun