Mohon tunggu...
Johan G.M Pardede
Johan G.M Pardede Mohon Tunggu... Lainnya - Asliii

Selalu memandang masalah secara objektif

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

PNS Tidak Semudah yang Dilihat Orang

11 Agustus 2020   14:57 Diperbarui: 11 Agustus 2020   15:27 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernah ketika aku sedang naik angkutan umum menuju suatu tempat, supir yang melajukan angkutan berkeluh kesah mengenai lelahnya pekerjaan yang dijalaninya. Diapun bercerita meski dia bekerja lebih dari 9 jam perhari, penghasilannya tidak seberapa. Palingan dia mendapat penghasilan bersih dalam sehari maksimal 150 ribu. Mendengar ceritanya tersebut membuat rasa simpatiku padanya muncul.

Namun setelah ngalor ngidul membicarakan kehidupannya, dengan iseng-iseng aku bertanya. "Menurut bapak, pekerjaan apa yang tergolong mudah dan menjanjikan pendapatannya?" Sejenak dia diam dan terlihat berpikir, segera dia menjawab, "Pekerjaan yang mudah dan menjanjikan ada satu dek" katanya dengan perlahan "yaitu Pegawai Negeri Sipil atau lazim disebut PNS."

Mendengar jawaban itu, aku terheran. Terbersit dalam hatiku, kenapa gerangan bisa mengatakan PNS begitu enak dan menjanjikan. Lantas aku kembali bertanya, "Kok PNS, Pak? Kan mereka repot dan terlihat jelas mereka masuk pagi dan pulang hampir malam menjelang."

Kemudian diapun menjelaskan alasannya. Kata beliau PNS merupakan pekerjaan yang paling menjanjikan bisa terlihat dari mereka yang bisa mendapat pendapatan bulanan yang menetap terus-menerus tanpa khawatir akan jika terjadi sesuatu musibah. Hidup mereka dibiayai penuh oleh negara.

Mendengar penjelasan itu aku sekadar senyum dan cukup kagum akan pengetahuan yang dimiliki bapak tersebut. Tapi belum beberapa lama aku kagum akan jawabannya, mendadak rasa jengkel dan kesal menyelimuti diriku. Tapi itu semua tidak lantas kutunjukkan kepadanya.

Dia mengatakan, PNS itu tergolong santai dibanding pekerjaan di bidang lain. Lantas aku menanyakan alasan beliau kenapa bisa berpendapat demikian mengenai pekerjaan PNS. Di situ dia menjelaskan kalau PNS bisa bernongkrong ria saat masih jam kerja.

Mana mungkin, pikirku. Aku yang meski belum berstatus PNS agak tersentak. Sebab sepengalamanku sewaktu Praktek Kerja Lapangan (PKL) di salah satu KPPN di daerah Sumatera Utara, tidak menemukan hal demikian. Kami para mahasiswa yang PKL malah kewalahan dalam mengikuti ritme kerja mereka.

Pekerjaan jelas terhampar banyak di dalam kantor. Tak ada kutemukan seorang pun pegawai yang nongkrong saat jam masuk kantor. Semua berpacu pada waktu. Waktu dalam satu hari yang hanya berjumlah 24 jam terasa kurang.

Saat itu kami para mahasiswa mengikuti PKL dalam rangka menunaikan tugas dari kampus. Dan yang menjadi tempat tugas kami ialah kantor  yang berada di bawah naungan instansi keuangan. Tujuan dari PKL itu adalah agar setelah mahasiswa lulus tidak akan terkejut dengan suasana kantor yang akan dimasukinya kelak.

Kami para mahasiswa yang belum mengetahui seluk beluk perkantoran terutama di instansi pemerintah, malahan digembleng pada hari pertama PKL. Penjelasan mengenai tugas dan kewajiban kantor segera dijulurkan di hadapan kami.

Di situ kami diajarkan bagaimana cara melayani tamu secara sopan. Bahkan jam makan siang saja kadang terpotong demi memberi pelayanan yang memadai kepada yang membutuhkan. Istirahat yang semestinya digunakan untuk istirahat terkadang malahan digunakan untuk waktu diskusi dengan partner kerja.

Nongkrong-nongkrong sambil menunggu pekerjaan tidak pernah kutemukan selama menyaksikan para PNS di kantor tersebut. Malahan mereka mengadakan kegiatan jemput bola jika pelayanan di kantor dirasa tidak membutuhkan tenaga yang lebih banyak.

Pada saat itu, aku berkesempatan diajak ke suatu daerah yang akses keterjangkauannya agak jauh dari kantor, Di situ saya dan beberapa PNS di situ melakukan sosialisasi akan kegiatan yang diadakan kantor tersebut serta peran yang dimiliki kantor tersebut dalam lini kemasyarakatan.

Sembari, melakukan sosialisasi tak jarang para PNS tersebut mendapat pertanyaan-pertanyaan yang tergolong membosankan. Hal yang baru dijelaskan bisa ditanyakan kembali. Itu seakan menguji kesabaran dari PNS, tapi demi keberlanjutan pembangunan yang memuaskan tidak ada raut kekesalan yang ditunjukkan mereka, malahan penjelasan yang lebih bertempo lambat disertai senyum mengiringi repetisi penjelasan tersebut.

Tak jarang pula, di tengah sibuk mengerjakan pekerjaan kantor mereka mendapati banyak pesan dari masyarakat yang mengeluhkan permasalahan yang dihadapi mereka. Lagi-lagi jurus kesabaran diterapkan mereka agar masyarakat mendapat kepuasan.

Mengingat perkataan supir angkot kala itu, aku lantas tersenyum kecut saja. Mereka yang bekerja di luar sering hanya memandang sisi "enak"nya saja, tanpa pernah mengetahui keadaan sebenarnya. Tapi sebagai representasi pemerintah sifat sabar dan melayani tetap harus dimunculkan di tengah masyarakat. Sebab dengan sifat sabar dan dibarengi senyum turut membahagiakan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun