Kalimat di atas adalah kutipan pernyataan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang secara tegas akan memberi tambahan bea masuk 10% pada barang-barang yang diproduksi di China. Dalam cuitan tersebut sangat jelas bahwa kebijakan itu akan efektif per tanggal 1 September 2019.
Dampak dari cuitan tersebut membuat pelaku ekonomi global semakin pesimis untuk melihat badai perang dagang yang tak kunjung reda.Â
Dari pantauan saya Jumat 2 Agustus 2019 yang lalu, Dow Jones Industrial Average melorot 281,190 point. Nasdaq composite juga merosot 0,8% pada penutupan perdagangan Kamis 1 Agustus 2019 yang lalu.Â
Padahal sebelumnya bank sentral AS telah mengambil kebijakan menurunkan suku bunga acuan untuk menstimulasi pertumbuhan ekonomi AS khususnya dan ekonomi global pada umumnya. Langkah bank sentral tersebut nampaknya tak sejalan dengan ambisi politik global Donald Trump.
Posisi harga emas per tgl 1 Agustus sempat melonjak dari 1.404 menjadi 1.472 per ounce. Memang di saat pasar modal terguncang olah kondisi politik global yang tidak kondusif, emas adalah pilihan yang tepat untuk investasi.Â
Bila Donald Trump benar-benar melakukan apa dia katakan di media sosial, bisa jadi harga emas akan terus melonjak. Dampak dari pelarian para investor yang meninggalkan lantai bursa untuk mengejar investasi save haven.
Mata uang resmi negara China yang biasa disebut Renminbi kembali turun dan menembus level psikologis 7 yuan per dolar AS.Â
Menurut saya ini adalah langkah balasan dari rencana Trump menambah bea masuk tambahan 10% untuk barang-barang dari China.Â
Pemerintahan Trump menganggap China dengan sengaja melemahkan mata uangnya demi meningkatkan ekspor ke Amerika Serikat dan juga negara lainnya.
Dalam cuitan terbarunya tersebut Trump menyebut tindakan China itu sebagai "currency manipulation". Selain itu Trump juga menyenggol bank sentral AS seolah pertanda untuk segera lanjutan tren menurunkan suku bunga acuan.Â