Mohon tunggu...
Y. P.
Y. P. Mohon Tunggu... Sales - #JanganLupaBahagia

Apabila ada hal yang kurang berkenan saya mohon maaf, saya hanya orang biasa yg bisa salah. Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesejahteraan. Aamiin.

Selanjutnya

Tutup

Money

Tantangan Berat Pemerintah di Balik Pertumbuhan Ekonomi Q1 2018

9 Mei 2018   09:50 Diperbarui: 9 Mei 2018   10:10 889
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Pada bulan Maret 2018 Bank sentral AS Federal Reserve dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) memutuskan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate sebesar 25 basis poin. Dengan demikian, saat ini Fed Fund Rate berada pada kisaran 1,5 hingga 1,75 persen. Menjadi daya tarik tersendiri untuk para investor membuat uangnya "pulang kampung" ke Amerika (sumber)

Tidak mau ketinggalan, Bank Sentral China juga menaikkan suku bunga paska pengumuman The Federal Reserve yang menaikkan suku bunga 25 bps menjadi 1,75% dari sebelumnya 1,5%.

The People's Bank of China (PBOC) menaikkan suku bunga 7 day reverse repurchase agreements sebesar 5 basis poin (bps) menjadi 2,55%.

Sayangnya Bank Indonesia tidak mengikuti langkah Bank Sentral Amrika dan China dan bertahan dalam angka 4,25%.

Sumber : bi.go.id
Sumber : bi.go.id

Dampak dari kebijakan ini sektor keuangan di lantai bursa pun terkoreksi tajam. Sempat menyentuh angka 1.223 point kini hanya 1.041 point atau turun 14,9%. Saham-saham pebankan juga mengalami koreksi yang cukup dalam. Banyak investor asing memutuskan untuk menjual saham-saham mereka. Dan aksi ini semakin memberatkan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Bergejolaknya nilai tukar ini juga mempengaruhi IHSG secara keselurahan, hingga BPJS Ketenagakerjaan yang menempatkan dana disana juga terkoreksi hingga 16 triliun.

Harga Minyak Dunia Melonjak

Harga minyak juga melonjak menjadi 76,2 per barel karena beberapa hal. Yang pertama adalah konflik disemenanjung Korea, konflik di Suriah serta kesepakatan nuklir Iran dan Amerika.

Hal ini tentu memberatkan APBN tahun 2018. Karena pada APBN 2018 diprediksi harga minyak antara US$ 55-60 per barel serta nilai tukar Rupiah terhadap dollar Rp 13.500.

Apakah yang akan dilakukan pemerintah menghadapi tekanan ini? Akankan suku bunga BI segera dinaikan?  Apakah harga BBM akan dinaikkan? Padahal tahun depan adalah tahun politik. Akan sangat menimbulkan kegaduhan jika hal itu dilakukan. Jika tidak, maka akan semakin menambah beban hutang negara kita.

Saya pikir hal ini lebih urgent untuk diselesaikan oleh pemerintah daripada melaksanakan debat dengan mantan menteri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun