Mohon tunggu...
Johansyah M
Johansyah M Mohon Tunggu... Administrasi - Penjelajah

Aku Pelupa, Maka Aku Menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Udin, Si "Istimewa" yang Jujur dan Energik

9 April 2020   15:06 Diperbarui: 16 April 2020   16:24 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak fenomena  dan realitas kehidupan yang membentang dan terhampar ini sejatinya memang kita baca, telaah, dan dalami. Apa makna, tujuan, nilai, hikmah di balik itu semua? Makanya Tuhan menantang kita agar giat melakukan pennyelidikan dan penelitian untuk mengungkap hal-hal yang belum kita ketahui. Dalam al-Qur'an ditegaskan; 'maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana diciptakan? Dan Langit bagaimana ditinggikan? Dan gunung bagaimana ditegakkan? Dan bumi bagaimana dihamparkan?' (QS. al-Ghasyiyah: 17-20)

Jika ayat qur'aniyah itu hanya terdiri dari enam ribuan ayat, maka ayat kauniyah itu jauh lebih luas. Semakin digali semakin dalam, dan satu persatu tersingkap sehingga melahirkan berbagai disiplin ilmu; pendidikan, kesehatan, fisiologi, biologi, fisika, geologi, matematika, filsafat, psikologi, sosiologi, antropologi, politik, dan disiplin ilmu lainnya. Tujuannya tidak lain adalah mengungkap ke-Mahabesaran Tuhan.

Tidak ada satu ciptaan Tuhan pun yang sia-sia, semua pasti ada nilai guna dan manfaatnya. Maka tugas kita adalah mengungkap nilai guna itu dengan maksimal dengan terus menggali dan mendalami pengetahuan. Pengetahuan-pengetahuan inilah yang akan mampu menyingkap berbagai rahasia ciptaan-Nya. Maka tidak heran kalau Tuhan menegaskan bahwa menuntut ilmu itu wajib. Karena hanya dengan ilmu-tentu dibarengi iman, kita akan mampu menyingkap ke-Mahabesaran Tuhan.

Beginilah sekolah kehidupan, ada banyak realitas di sekitar kita yang sebenarnya tidak lain adalah pelajaran mulia. Semua realitas akan menjadi pengetahuan, pengalaman, pelajaran, dan bahan renungan bagi kita. Ketika manusia mau belajar dan merenung tentang ciptaan Tuhan, maka sesungguhnya manusia sedang meniti dan mengekspolari anugerah Ilahi yang jumlahnya tidak dapat dihitung. Inilah salah satu bentuk sekolah kehidupan, belajar dari sebuah realitas, dari kegigihan Udin yang selalu energik dan bersikap jujur dalam keterbatasannya. Wallahu a'lam bi shawab!

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun