Saya kira hanya sampai di situ, ternyata dengan sangat inovatif, semua yang berbentuk tabung di kos, mereka gunakan untuk asbak rokok. Bahkan sesekali buku-buku saya yang berserakan menjadi tempat mendaratnya abu rokok. Nasib saya memang sial. Setelah mereka merampas udara, mereka mulai merampas hal material.
Bagi saya, membelikan asbak untuk mereka juga berlebihan, karena benda itu juga tidak akan berfungsi dengan baik. Gelas-gelas yang sudah jadi asbak saja sering dilupakan, bisa dua kali rugi saya.
Untuk menemukan solusi atas persoalan itu sangat sulit. Saya sudah sering menegur dengan cara halus dan kasar, namun jawaban seorang perokok selalu menenangkan hati dan saya selalu kalah. Ya, sudahlah.
Menurut saya aktivitas merokok tidak masalah dan tidak usah diperdebatkan lagi dalam soal gaya hidup dan ekonomi. Merokok ialah aktivitas sakral. Itu definisi finalnya. Namun yang menjadi persoalan adalah, aktivitas sakral itu dapat merugikan orang lain saat melangsungkan ritualnya.
Ya, namanya juga ritual, masak dilarang, bisa masalah besar tuh. Memang sikap saya sebagai nonperokok selalu toleran terhadap mereka, namun sebaliknya perokok justru bersikap sebaliknya kepada saya. Atau apakah mereka paham bahwa toleransi dalam hidup merokok itu perlu?
Saran saya untuk semua para penganut rokok di Indonesia, terkhusus mahasiswa, kalau berkunjung atau sedang berkumpul bersama teman-teman nonperokok, kalian harus membawa asbak sendiri.
Asbak itu bisa terbuat dari apa saja. Kalian kan kreatif dan inovatif, masak tidak sempat memikirkan jambang bagi abu rokok kalian saat berada di tempat bebas abu rokok, seperti kos teman dan lain sebagainya.
Asbak itu satu kesatuan dari batang rokok itu sendiri apabila sedang berada di kos teman nonperokok. Setidaknya perokok selalu memproduksi dua hal yang berpengaruh, yaitu asap dan abu.
Asap rokok kalian bebas menggunakan udara bersih untuk membuangnya, tetapi setidaknya, abunya jangan buang di sembarang tempat. Kalian bisa mengalihfungsikan barang yang memang sudah tidak berguna  Manfaatkanlah jiwa kreatif kalian untuk menciptakan asbak portabel dan sejenisnya agar aktivitas sakral itu dapat berlangsung  dengan damai.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H