Mohon tunggu...
Yohanes Arkiang
Yohanes Arkiang Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Pembungkus Embun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Fenomena Sandiwara Uno dan Prabowoisme

12 Februari 2019   22:25 Diperbarui: 13 Februari 2019   09:15 1199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Yang terbaru tersiar di media sosial adalah soal cuitan twitter Sandiaga Uno tentang seorang petani bawang bernama Subhan yang mengaku berutang 15 juta di sebuah bank bahkan hingga menggadai rumah orang tuanya. Dalam cuitannya Sandiaga Uno merasa trenyuh mendengar keluhan Subhan yang bercerita sembari menahan air matanya itu.

Namun beberapa jam setelah video keluhan Subhan itu beredar melalui akun twitter Sandiaga Uno, lantas mendapat renspon menohok dari publik. Beredar kabar bahwa Subhan yang berdialog dengan Sandiga Uno di video tersebut ternyata adalah seorang mantan komisioner KPU kabupaten Brebes, Jawa tengah.

Sementara itu Calon Bos Sandiaga Uno, Prabowo Subianto tak luput dari semprotan pihak lawan maupun masyarakat yang melek politk. Pasalnya Prabowo dinilai kerap meresahkan masyarakat tiap pidatonya.

Beberapa hari belakangan ini muncul istilah baru untuk menyebut tubuh politik Prabowo; Bowoisme. Istilah Bowoisme ini berawal dari tulisan Ketua DPD Golkar DKI Rizal Mallaranggeng yang dimuat di laman Qureta.com dengan judul "Rocky Gerung, Kembang, dan Bowoisme".

Dalam artikel yang dimuat pada 11 Februari itu, Rizal mendefinisikan bahwa Bowoisme adalah cara berpikir Prabowo dalam memandang situasi Indonesia.

"Paham ini adalah polesan baru dari paham yang sudah usang, yang banyak diikuti oleh kaum nasionalis dan kaum sosialis pada tahun 1950-an," Tulis Rizal. 

Selanjutnya Rizal menjelaskan pola pikir Prabowo yang dinilainya sempit.

"Paham ini beranggapan bahwa ekonomi negeri kita didominasi asing, kita dipaksa untuk tergantung pada mereka, kekayaan alam kita “dicuri”, dan karena itu kita tidak kunjung maju, tidak kunjung bisa berswasembada pangan, dan sebagainya," kata Rizal dalam artikelnya. Satu hari setelah artikel itu dimuat telah dilihat 108.364 kali dan dibagikan sebnyak 28.9k.

Baik "Sandiwara Uno" maupun Bowoisme, keduanya telah ramai dibicarakan. Alhasil, kedua istilah itu digunakan oleh kubu Joko Widodo - Ma'ruf Amin guna melengkapi amunisinya dalam menyerang penantang.

Namun perlu diperhatikan bahwa saat kubu petahana menyerang dengan materi itu, kompetisi pun semakin intensif dan bahkan menggiring masyarakt untuk saling sindir. 

Jokowi dinilai tidak tepat memposisikan dirinya sebagai calon presiden atau sebagai presiden. Pasalnya belakangan tiap pidato Presiden pada beberpa kesempatan dinilai menyindiri atau menyerang balik penantangnya dalam ajang pilpres. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun