Hal ini sangat berdampak terhadap karakter dan budaya bangsa Indonesia. Di mana-mana, anak-anak remaja hingga SD mulai mengikuti adegan-adegan atau pun skenario sinetron. Semua orang dibodohi oleh kebohongan  acara-acara reality show dan mendoktrin pemikiran khalayak penonton. Artis-artis pun agar tetap terkenal terus mencari sensasi di sana-sini.
Generasi apa ini? Sikap selektif dan kritis anak bangsa dibunuh oleh gemuruhnya acara-acara tak berkualitas di tv. Tidak ada pilihan lain selain tv yang paling murah dan terjangkau. Alih-alih supaya dikenal publik, banyak orang menjadi bodoh dengan bertingkah aneh agar masuk tv. Sayangnya itu merupakan definisi baru tentang prestasi. Seorang bisa masuk tv dan terkenal adalah sebuah prestasi. Setidaknya itu yang terjadi saat ini.
Hemat saya, ini harus segera diakhiri secepatnya. Pembunuhan karakter ini harus dihentikan. Kita sudah terjebak. Sulit keluar dari situasi seperti ini sekarang.
Pemerintah seharusnya bertindak. Namun tentu kita sebagai anak bangsa harus sadar akan apa sedang kita alami sekarang.Â
Menurut saya, mari kita mulai mengedepankan budaya membaca. Untuk bangsa yang besar ini pelaku penyiar seharusnya sadar bahwa keberadaan media televisi sangat berpengaruh besar bagi bangsa ini. Sehingga seharusnya memberikan tayangan-tayangan yang bermanfaat bagi anak-anak bangsa. Agar menjadi bangsa yang maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H