Seperti apa wajah dunia pendidikan di Sulawesi Selatan (Sulsel)?
Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pernah mengatakan, bahwa mutu pendidikan di Sulsel masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan provinsi lain. Penilaian itu berdasarkan data tahun 2022.
Menurut JK, dari 100 sekolah terbaik se Indonesia berdasarkan data tahun 2022, tidak ada satu pun di Sulsel yang masuk dalam kategori tersebut.
"Jumlah sekolah cukup, namun mutu pendidikan masih kurang dan tentunya ini harus ditingkatkan. Jadi mulai dari Kepala Sekolah, guru dan budaya belajar murid," kata JK, saat menjadi pembicara dalam ceramah umum "Peningkatan Kualitas Sumber Manusia," di kantor Gubernur Sulsel, Rabu, 20 Desember 2023. Â
Ketertinggalan mutu pendidikan itu menjadi perhatian khusus Pj (Penjabat) Gubernur Sulsel, Zudan Arif Fakrulloh yang dilantik pada 17 Mei 2024 di Kemendagri, Jakarta Pusat. Ia menggantikan Bahtiar Baharuddin yang kini menjabat sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar).
Memajukan Pendidikan
Saat berkunjung ke SMAN 5 Tana Toraja, Selasa, 23 Juli 2024, Prof Zudan, panggilan akrabnya, menegaskan komitmennya memajukan pendidikan selama masa kepemimpinannya.
Zudan mengaku akan menyiapkan bimbingan (bimbel) gratis masuk perguruan tinggi dan beasiswa program doktoral (S3) bagi guru sekolah.
Â
"Mau nggak bimbingan belajar semua, diberikan enam bulan gratis, kalau begitu siap-siap untuk les minimal seminggu tiga kali tambahan. Didanai oleh APBD," kata Zudan kepada para siswa yang merespon dengan teriakan gembira sambil mengucapkan terima kasih.
Salah satu siswi kelas XII SMAN 5 Tana Toraja, Dea Yumema Tumbuh menyambut baik program pendidikan yang diusung Pj Gubernur Sulsel. Seperti dilansir detik.com, Dea mengaku berkeinginan masuk perguruan tinggi di bidang kesehatan.
"Jadi dengan adanya les gratis ini sangat membantu apalagi siswa kelas 12 untuk menempuh pendidikan selanjutnya di perguruan tinggi. Sangat berterima kasih ke Pak Gubernur," pungkasnya.
Menurut data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Sulsel pada 21 Februari 2024, terdapat 193.254 siswa di 13.382 SMA Negeri dan 36.763 siswa di 2.785 SMA Swasta.
Sedangkan jumlah guru di  SMA Negeri 13.382 orang dan di SMA Swasta sebanyak 2.785 orang.
Perkara ketertinggalan lulusan SMA dan SMK dibandingkan dengan daerah lain juga diungkapkan oleh Prof Zudan dalam sebuah acara, seperti dimuat di akun TikTok pribadinya @zudanariffakrulloh.
Prof Zudan yang juga Ketua Umum Dewan Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) Nasional periode 2022--2027 di akun pribadinya di TikTok mengatakan, Â dari 110.000 siswa SMA dan SMK hanya 10-12 persen per tahun yang berhasil masuk perguruan tinggi negeri (PTN). Artinya, dari 100 siswa hanya 10 saja yang masuk PTN.
"Ada program 2025 untuk meningkatkan keberhasilan siswa Sulsel masuk PTN menjadi 30-40 persen, berupa bea siswa untuk bimbingan belaja lewat APBD. agar mereka bisa bertarung untuk masuk PTN," ujarnya.
Sedangkan bea siswa untuk guru-guru, Prof Zudan saat memberikan arahan pada Apel Pagi, Senin, 7 Oktober 2024 menyebutkan anggaran Rp 50 miliar agar para pendidik itu bisa mengabil S2 dan S3 pada tahun 2025.
Saat berbicara tentang pengembangan Sumber Daya Manusia, Prof Zudan menyoroti implementasi Peraturan Gubernur tentang beasiswa, dengan target agar semua yang sedang menempuh pendidikan S2 dan S3 mendapatkan beasiswa tahun ini. Hal ini juga mencakup perencanaan bidang-bidang studi yang dibutuhkan Pemerintah Daerah.
"Saya ingin yang sudah sekolah S2 dan S3 itu tahun ini semua dapat beasiswa, otomatis. Baru kemudian yang baru, didesain di Pemprov Sulsel ini perlu bidang apa, itu yang diberi beasiswa. Yang memang prodinya dibutuhkan oleh Pemda, apakah itu ilmu data sains, perencanaan wilayah atau resiko bencana misalnya," tegasnya.
Anggaran beasiswa untuk tahun 2024 sebesar Rp10 miliar, sementara tahun depan akan disiapkan sekitar Rp40 miliar hingga Rp50 miliar untuk mendukung program-program prioritas ini
Saat ini, seperti disampaikan oleh Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Iqbal Nadjamuddin background pendidikan guru di Sulsel rata-rata sarjana (S1).
Berdasarkan data yang ada 0,11 persen guru tamatan S3; 16,2 persen tamatan S2; 83 persen tamatan S1 dan selebihnya lulusan diploma.
Iqbal menyampaikan, ada program yang disiapkan untuk bagaimana meningkatkan potensi guru. Salah satunya dengan program beasiswa untuk guru. Bea siswa bagi para guru ini menjadi perhatian Prof Zudan.
Kembali Sekolah
Selain melalui pemberian bea siswa bagi pelajar SMA dan SMK agar lebih siap berjuang masuk PTN, Prof. Zudan yang lahir di Sleman pada 24 Agustus 1969 juga memberi perhatian pada penanganan masalah anak-anak yang tidak bersekolah.Â
Seperti ditegaskannya pada Apel Pagi lingkup Pemprov Sulsel, Senin, 7 Oktober 2024, iameminta Dinas Pendidikan Sulsel untuk meningkatkan jumlah anak yang bersekolah dengan lebih signifikan.
Data yang ada dari Dinas Pendidikan Sulsel, terdapat  sekitar 140 ribu anak di Sulsel yang tidak bersekolah. Hingga 7 Oktober 2024, sebanyak 18.181 anak telah terdata dan dari jumlah tersebut, 5.573 anak berproses melanjutkan pendidikan.
Prinsipnya, kata Prof Zudan, anak tidak sekolah itu harus menjadi anak sekolah. Dalam usia sekolah, dia harus sekolah.
"Datanya dilengkapi supaya kita bisa tahu, karena untuk yang kalau pun sudah menikah, dia tetap harus sekolah, lewat paket A,B atau C," tambahnya.
Masalah lain yang disoroti dan jadi concern lelaki pemegang sabuk hitam karate itu adalah perkara bullying atau perundungan di sekolah serta lembaga-lembaga.
Saat berbicara dalam webinar KORPRI, yang mengusung tema "ASN Lawan Bullying",5 September 2024, Prof Zudan menyampaikan, bullying penting untuk dibahas karena sering terjadi di dunia kerja dan pendidikan.
"Membahas satu topik yang sangat penting karena sebagian waktu kita di kantor atau biasa kita menyebut rumah kedua. Rumah kedua kita itu kantor atau sekolah bagi yang menempuh pendidikan. Jadi bagi siswa yang menempuh pendidikan sebagian waktunya dipakai di sekolah sehingga kasus bullying itu bisa terjadi," terangnya.
Prof Zudan yang juga Sestama Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) sejak 15 Maret 2023Â menegaskan, ASN dan KORPRI harus bersama-sama memberikan kontribusi agar tempat pendidikan, kantor menjadi tempat menyenangkan.
Prof. Zudan yang ahli di bidang Hukum Administrasi Negara dan Sosiologi Hukum  sangat prihatin terhadap banyaknya kasus tersebut di media sosial yang viral terjadi dalam dunia pendidikan baik di sekolah, kampus, pesantren dan kantor.
Ia menyinggung banyaknya pemberitaan di berbagai media tentang perundungan oleh senior yang menyebabkan kematian. Hal itu membuat kita harus berpikir ekstra untuk menjadikan tempat pendidikan menjadi tempat aman.
Keputusan Prof Zudan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sulsel, dengan memberikan bea siswa bagi murid SMA dan para guru harus didukung semua pihak di provinsi yang terkenal dengan julukan Anging Mamiri.
Tanpa dukungan, langkah Prof Zudan akan berjalan lambat. "Warisan" sebagai Pj Gubernur Sulsel saat ia mengakhir masa jabatannya harus dilanjutkan demi kemajuan masyarakat Sulsel. ***Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H