Berdasarkan data yang ada 0,11 persen guru tamatan S3; 16,2 persen tamatan S2; 83 persen tamatan S1 dan selebihnya lulusan diploma.
Iqbal menyampaikan, ada program yang disiapkan untuk bagaimana meningkatkan potensi guru. Salah satunya dengan program beasiswa untuk guru. Bea siswa bagi para guru ini menjadi perhatian Prof Zudan.
Kembali Sekolah
Selain melalui pemberian bea siswa bagi pelajar SMA dan SMK agar lebih siap berjuang masuk PTN, Prof. Zudan yang lahir di Sleman pada 24 Agustus 1969 juga memberi perhatian pada penanganan masalah anak-anak yang tidak bersekolah.Â
Seperti ditegaskannya pada Apel Pagi lingkup Pemprov Sulsel, Senin, 7 Oktober 2024, iameminta Dinas Pendidikan Sulsel untuk meningkatkan jumlah anak yang bersekolah dengan lebih signifikan.
Data yang ada dari Dinas Pendidikan Sulsel, terdapat  sekitar 140 ribu anak di Sulsel yang tidak bersekolah. Hingga 7 Oktober 2024, sebanyak 18.181 anak telah terdata dan dari jumlah tersebut, 5.573 anak berproses melanjutkan pendidikan.
Prinsipnya, kata Prof Zudan, anak tidak sekolah itu harus menjadi anak sekolah. Dalam usia sekolah, dia harus sekolah.
"Datanya dilengkapi supaya kita bisa tahu, karena untuk yang kalau pun sudah menikah, dia tetap harus sekolah, lewat paket A,B atau C," tambahnya.
Masalah lain yang disoroti dan jadi concern lelaki pemegang sabuk hitam karate itu adalah perkara bullying atau perundungan di sekolah serta lembaga-lembaga.
Saat berbicara dalam webinar KORPRI, yang mengusung tema "ASN Lawan Bullying",5 September 2024, Prof Zudan menyampaikan, bullying penting untuk dibahas karena sering terjadi di dunia kerja dan pendidikan.
"Membahas satu topik yang sangat penting karena sebagian waktu kita di kantor atau biasa kita menyebut rumah kedua. Rumah kedua kita itu kantor atau sekolah bagi yang menempuh pendidikan. Jadi bagi siswa yang menempuh pendidikan sebagian waktunya dipakai di sekolah sehingga kasus bullying itu bisa terjadi," terangnya.