Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bobotoh Semestinya Bisa Ciptakan Suasana Pertandingan yang Menyenangkan

15 Oktober 2024   14:09 Diperbarui: 15 Oktober 2024   14:23 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suporter Persib Bandung menyalakan flare usai laga menghadapi Persikabo, April 2023 (Foto : CNN Indonesia)

Persib Bandung seperti jadi customer istimewa Komite Disiplin (Komdis) PSSI. Sepeti atm berjalan yang membuat rekening tetap gendut dengan sanksi-sanksinya.

Terkini, Persib Bandung harus setor ke rekening PSSI setelah mendapat sanksi denda uang senilai Rp 295 juta, akibat kericuhan usai laga menjamu Persija Jakarta di Stadion Si Jalak Harupat, Bandung,Senin, 23 September 2024 malam.

Berdasarkan hasil sidang Komite Disiplin PSSI di Jakarta pada 30 September dan 1 Oktober 2024, seperti dipantau melalui laman resmi PSSI, disebutkan sejumlah pelanggaran terjadi dalam laga tersebut seperti penyalaan flare dalam jumlah banyak, pelemparan air mineral dalam botol dan plastik ke arah steward di pinggir lapangan.

Selain itu, masuknya penonton ke area lapangan pertandingan yang mengakibatkan penganiayaan dan kerusuhan serta adanya korban yang terluka.

Kerusuhan yang seharusnya tidak terjadi, apalagi klub berjulukan Pangeran Biru berhasil menang 2-0 atas Persija dalam pertai klasik di Liga 1 2024/2025 itu.

Seperti ditulis kompas.com, oknum suporter di tribun Selatan melompati pagar pembatas dan masuk ke dalam lapangan. Mereka tampak mengejar steward (pengawas lapangan) berbaju hitam-hitam dengan rompi kuning. Ada pula pelemparan kursi oleh oknum suporter kepada steward.

Selain denda uang, Persib Bandung juga dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton saat menjadi tuan rumah hingga separuh musim kompetisi BRI Liga 1 2024/2025. Rinciannya,  penutupan seluruh stadion sebanyak dua pertandingan secara berturut-turut yang berlaku pada pertandingan terdekat.

Setelah penutupan seluruh stadion Si Jalak Harupat, dilanjutkan dengan penutupan sebagian stadion yaitu tribun utara dan tribun selatan sebanyak tiga pertandingan.

Sebelumnya Persib juga harus menerima pil pahit dengan sanksi denda yang besarannya hampir sama, Rp 200 juta, pada Mei 2024 lalu akibat tingkah laku buruk penonton. Denda itu untuk final leg pertama Liga 1 2023/2024 di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu, 26 Mei 2024.  

Serangkaian kejadian akibat ulah suporter, yang berimbas pada denda ratusan juta dan larangan laga dengan penonton bagi Persib Bandung, semestinya bahan perenungan semua pihak.

Perenungan itu bukan semata pada nilai rupiah yang harus dikeluarkan oleh klub akibat ulah bobotoh, sebutan bagi suporter Persib Bandung, (selain kartu kuning dan merah).

Sebagai pemain ke-12, begitu sering disebut, suporter merupakan salah salah satu kunci keberhasilan sebuah tim. Tanpa suporter stadion akan hambar, seperti masakan tanpa garam.

Namun, suporter tak hanya menjadi penyuntik semangat bagi tim kesayangannya. Mereka juga punya kekuatan untuk menciptakan ruang aman, khususnya untuk perempuan, anak-anak, dan keluarga. 

Peran penting lainnya dari suporter adalah berbagi pengalaman yang menyenangkan, positif di media sosial. Tak hanya bisa menjadi contoh bagi yang lain, tapi juga memberi pengaruh positif.

Satu hal yang kadang dilupakan, bahwa media sosial juga merupakan platform untuk mendukung dan mengedukasi sesama bobotoh tentang pentingnya suasana yang kondusif.

Menghargai

Selain itu, adanya kerjasama dan menghargai para petugas, baik itu itu panitia maupun keamanan. Mereka bagian dari tim, seperti halnya suporter yang jadi pemain ke-12.

Oknum bobotoh sedang mengeroyok steward usai laga Persib Bandung menjamu Persija, 23 September 2024 (Foto : Istimewa)
Oknum bobotoh sedang mengeroyok steward usai laga Persib Bandung menjamu Persija, 23 September 2024 (Foto : Istimewa)

Steward misalnya, merujuk pada laman Sports Grounds Safety Authority (SGSA), adalah salah satu staf paling penting di lapangan. Secara umum, steward adalah petugas keamanan dalam penyelengaraan kegiatan olahraga.

Seberapa pun kompetennya manajemen senior lapangan dan petugas keselamatan, efektivitas manajemen keselamatan acara sangat bergantung pada steward.

Maka, ketika oknum bobotoh tertangkap kamera mengeroyok steward di lapangan, selain melempari dengan botol minuman hingga kursi, sikap tak terpuji itu menuai kecaman publik.

Jika memang ada masalah dengan sikap atau perilaku steward yang merugikan suporter,  hal ini bisa disampaikan ke manajemen Persib Bandung. Tentunya diharapkan ada tindakan segera dan nyata untuk menyelidiki hingga terang benderang masalahnya.

Sebaliknya, tindakan main hakim sendiri seperti disajikan lewat pengeroyokan terhadap steward di lapangan, pada akhirnya merugikan semuanya, setidaknya mencoreng nama bobotoh yang sudah kondang di dunia.


Sia-Sia

Bagaimana dengan sanksi berupa uang yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI?

Persib Bandung tak hanya merogoh koceknya untuk membayar denda sebesar Rp 295 juta ke rekening PSSI dari kerusuhan usai laga menjamu Persija Jakarta. Steward yang mengalami luka-luka tentu membutuhkan perawatan yang tidak sedikit. Belum lagi kerusakan lain seperti kursi yang dilemparkan oleh oknum suporter ke lapangan.

Uang denda itu semestinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya di tim, karena biaya untuk mengarungi kompetisi cukup besar. Selain itu juga bisa digunakan untuk pengembangan bisnis, kerjasama dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau program lainnya yang bermanfaat bagi suporter sendiri seperti kegiatan sosial.

Berapa besar denda yang disetor ke Komdis, Persib pada 2023 lalu pernah menyebut angka Rp 3-4 miliar. Nilai yang tidak kecil biarpun untuk klub sebesar Persib yang punya banyak sponsor. Klub yang punya nilai jual tinggi.

Jumlah yang bagi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), sebagai perusahaan yang menaungi Persib, bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya di tim.  

Sangat disayangkan jika uang tersebut digunakan untuk membayar denda akibat ulah oknum suporter yang menyalakan flare di stadion saat Persib sedang berlaga.

Berulang kali Persib Bandung menerima sanksi karena ulah oknum suporter menunjukkan semua suporter tidak pernah belajar dari situ. Begitupun sanksi yang dijatuhkan menunjukkan tidak memberikan efek jera bagi para pelaku.

Apa yang terjadi diStadion Si Jalak Harupat, Bandung, 23 September 2024 malam seharusnya jadi pelajaran pahit dan berharga bagi para bobotoh. Mereka tentu tak ingin performa tim kesayangannya terpengaruh, bahkan anjlok karena ulah segelintir suporternya sendiri.

Belum lagi kerugian materiil yang tidak sedikit. Uang denda yang mestinya bisa dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan komunitas, baik  yang diadakan oleh Persib atau komunitas sekitar, sebagai upaya memperkuatan ikatan dan rasa kebersamaan.

Apapun, setidaknya yang sudah terjadi menunjukkan perlunya memperkuat rasa kebersamaan dari seluruh bobotoh untuk menciptakan sikap saling menghargai, fair play dan menciptakan suasana nyaman di stadion.  

Pada akhirnya, melalui kemauan dan sikap konsisten dari semua pihak, manajemen klub dan bobotoh, akan tercipta  pengalaman menonton yang menyenangkan dan aman. Sepakbola akan dapat dinikmati oleh semua kalangan. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun