Jika memang ada masalah dengan sikap atau perilaku steward yang merugikan suporter, Â hal ini bisa disampaikan ke manajemen Persib Bandung. Tentunya diharapkan ada tindakan segera dan nyata untuk menyelidiki hingga terang benderang masalahnya.
Sebaliknya, tindakan main hakim sendiri seperti disajikan lewat pengeroyokan terhadap steward di lapangan, pada akhirnya merugikan semuanya, setidaknya mencoreng nama bobotoh yang sudah kondang di dunia.
Sia-Sia
Bagaimana dengan sanksi berupa uang yang dijatuhkan oleh Komdis PSSI?
Persib Bandung tak hanya merogoh koceknya untuk membayar denda sebesar Rp 295 juta ke rekening PSSI dari kerusuhan usai laga menjamu Persija Jakarta. Steward yang mengalami luka-luka tentu membutuhkan perawatan yang tidak sedikit. Belum lagi kerusakan lain seperti kursi yang dilemparkan oleh oknum suporter ke lapangan.
Uang denda itu semestinya bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan lainnya di tim, karena biaya untuk mengarungi kompetisi cukup besar. Selain itu juga bisa digunakan untuk pengembangan bisnis, kerjasama dengan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) atau program lainnya yang bermanfaat bagi suporter sendiri seperti kegiatan sosial.
Berapa besar denda yang disetor ke Komdis, Persib pada 2023 lalu pernah menyebut angka Rp 3-4 miliar. Nilai yang tidak kecil biarpun untuk klub sebesar Persib yang punya banyak sponsor. Klub yang punya nilai jual tinggi.
Jumlah yang bagi PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), sebagai perusahaan yang menaungi Persib, bisa digunakan untuk kebutuhan lainnya di tim. Â
Sangat disayangkan jika uang tersebut digunakan untuk membayar denda akibat ulah oknum suporter yang menyalakan flare di stadion saat Persib sedang berlaga.
Berulang kali Persib Bandung menerima sanksi karena ulah oknum suporter menunjukkan semua suporter tidak pernah belajar dari situ. Begitupun sanksi yang dijatuhkan menunjukkan tidak memberikan efek jera bagi para pelaku.
Apa yang terjadi diStadion Si Jalak Harupat, Bandung, 23 September 2024 malam seharusnya jadi pelajaran pahit dan berharga bagi para bobotoh. Mereka tentu tak ingin performa tim kesayangannya terpengaruh, bahkan anjlok karena ulah segelintir suporternya sendiri.