Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Dalam Doa Membuka Pintu Ketiga di Paris

8 Mei 2024   16:08 Diperbarui: 9 Mei 2024   01:39 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Indonesia U-23 tiba di Paris (Foto : kompas.com)

Sebuah sangkar besi
tidak bisa mengubah rajawali
menjadi seekor burung nuri
(Puisi "Rajawali" karya WS Rendra)

*** 

Rajawali adalah burung penerjang badai. Ketika badai datang, ia tetap terbang bahkan akan lebih tinggi dari awan badai hingga menembus awan.

Tak mengherankan jika banyak ahli yang menjuluki burung rajawali sebagai "the king of birds", atau hewan penguasa langit, karena kemampuan fisiknya yang di atas rata-rata burung pada umumnya.

Selain kemampuan daya jelajah terbangnya ia juga memiliki penglihatan yang tajam yang dapat mendeteksi mangsanya secara akurat dari ketinggian yang sangat tinggi.

Berbagai kelebihan fisiknya tersebut membuat rajawali sangat peka namun tetap tenang dalam berbagai situasi.

Timnas Indonesia U-23 juga penerjang badai, yang bersiap mencetak sejarah lagi untuk lolos ke Olimpiade 2024 di Paris.

Badai itu akan diterjang di Paris menghadapi Guinea dalam laga play-off di Centre National du Football Clairefontaine pada Kamis, 9 Mei 2024 pukul 20.00 WIB.

Jika berhasil meraih kemenangan, Timnas Indonesia U-23 akan masuk Grup A Bersama tuan rumah Prancis. Sedangkan dua tim lainnya adalah Amerika Serikat dan Selandia Baru.

Pintu Ketiga

Apa yang bisa berikan sebagai bekal bagi Timnas Indonesia U-23 yang dijuluki Garuda Muda, untuk membuka pintu ketiga agar kaki-kaki mereka bisa melangkah ke Olimpiade 2024?.

Satu hal yang pasti adalah doa, dengan cara kita masing-masing. Karena doa adalah harapan. Harapan untuk memberikan kebahagiaan dan kebanggaan bagi rakyat melalui sepakbola.

Tentang doa itu, Chairil Anwar menulis di dalam puisi "Doa":

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut nama-Mu
Biar susah sungguh

Perjuangan Indonesia dalam Piala Asia 2024 memang susah sungguh. Susah karena dianggap anak bawang, tim debutan di tengah kepungan negara besar (Qatar, Yordania dan Australia). Namun dari susah itu sejarah mampu diguratkan.

Target yang diberikan PSSI untuk melaju ke perempat final alias 8 besar dijawab dengan langkah ke semifinal. Raksasa Asia seperti Australia, Yordania dan Korea Selatan ditaklukkan.

Sudahkah doa dibisikkan meski dalam bisu? Dilafalkan dalam harap dan cemas. Bukankah Tuhan bagi siapa saja dalam doa semua orang?.

Setelah kalah dari tuan rumah Qatar, dengan wasit yang memihak, Indonesia mengalahkan Australia. Hanya butuh hasil imbang, kita malah melibas Yordania 4-1.

Di perempat final, sesuai target yang dibebankan, kita singkirkan Korea Selatan lewat adu penalti yang mencekam. Tendangan Pratama Arhan ke sisi kiri gawang Korsel mengakhiri drama penalti, memastikan Indonesia mencetak sejarah lagi dengan melaju ke semi final.

Semua bersorak, memuji dan memuja pasukan Garuda Muda. Indonesia melangkah ke semifinal. Pencapaian luar biasa yang membuat sudut-sudut kota dan desa menggelar nonton bareng (nobar).

Momen yang juga dimanfaatkan oleh para politisi, dengan menyediakan layar lebar untuk nobar. Poster disebar, tentunya dengan foto para pemain Timnas U-23 dan sang politisi.

Namun kita mengalami kekalahan dua kali beruntun. Di semifinal harus menyerah 2-0 dari Uzbekistan yang memang satu kelas di atas kita. Lalu diperebutan juara ketiga kalah 1-2 dari Irak.

Momen saat Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia 2024. (Foto : Getty Images)
Momen saat Timnas Indonesia U-23 lolos ke Piala Asia 2024. (Foto : Getty Images)

Sepatutnya doa-doa tetap terus mengiringi langkah Garuda Muda atas dua kekalahan itu. Doa untuk lebih sabar, mengembalikan mental yang terpuruk dan membuka satu pintu lagi di Paris.

Namun, kita harus menghadapi kenyataan banyak cacian yang terlontar atas dua kekalahan beruntun itu. Beberapa pemain seperti Marselino Ferdinan dipojokkan karena dianggap egois saat melawan Irak.

Sebagian dari kita seolah lupa kontribusi Marselino sejak babak penyisihan. Lupa bagaimana ia memberi assist yang membuahkan gol indah oleh Witan Sulaiman. Lupa ia juga mengerek nama Indonesia dengan gol indahnya saat menghadapi Yordania.

Marselino juga menjadi pemain tersubur dengan dua gol bersama Rafael Struick dan Komang Teguh.

Lebih dari itu, kita seolah lupa bagaimana kita mengelu-elukan mereka karena mencetak sejarah dengan maju ke semifinal. Apakah setelah itu, segala pujian dan pujaan begitu cepat menjadi makian?.

Bukan Berlibur

Kekalahan dari Uzbekistan dan Irak bukan hal yang perlu disesali. Keduanya punya kualitas di atas kita.

Ranking Indonesia adalah 134, jauh di bawah Uzbekistan yang menempati urutan ke-63. Sedangkan Irak di urutan 58.

Sebelumnya kita sudah menumbangkan Australia yang punya ranking 25, Korea (23) dan Yordania (70),

Tak hanya perkara perbedaan ranking FIFA yang begitu besar, kita juga harus melihat bagaimana melelahkannya menjalani jadwal dari babak penyisihan hingga semifinal.

Mereka berangkat dari tanah air pada 1 April 2024 untuk berlatih hingga 10 April 2024, termasuk melakoni uji coba di Dubai, Emirat Arab. Timnas Arab Saudi U-23 jadi lawan tanding dengan hasil Indonesia kalah 1-3. Di perempatfinal, Arab Saudi ditaklukkan Uzbekistan.

Tiga hari kemudian menjajal Timnas UEA U-23, dan berhasil menang 1-0 lewat gol Witan Sulaiman.

Dari Dubai, para pemain menuju Qatar untuk melakoni babak penyisihan Grup A. Pertandingan pertama pada 15 April menghadapi Qatar, 18 April vs Australia, 21 April vs Yordania. Babak penyisihan berhasil dilewati.

Hanya berselang 4 hari kemudian, tepatnya 26 April melakoni pertarungan yang sangat melelahkan fisik dan mental menghadapi Korea Selatan. Adu penalti yang mencekam berakhir dengan skor 11-10 untuk Indonesia.

Mereka hanya punya waktu 2-3 hari recovery fisik saat melakoni laga di semifinal menghadapi Uzbekistan, 29 April 2024. Lalu tiga hari bersiap memulihkan fisik dan mental untuk bertemu Irak, 3 Mei 2024.

Penonton berdebar, tegang saat menyaksikan kesemua laga itu. Bisa dibayangkan, bagaimana para pemain yang berjuang di lapangan. Tak hanya fisik yang terkuras, mental pun tergerus.

Sanjungan atas keberhasilan menembus semifinal dengan mengalahkan raksasa Korea Selatan tak terelakkan. Namun, pada sisi lain bisa menjadi bumerang. Para pemain pasti membaca segala puja-puji itu di media sosial atau media online. Mental para pemain muda ini belum stabil.

Wajah-wajah tegang, grogi mewarnai laga menghadapi Uzbekistan. Mereka manusia biasa, apalagi dalam usia muda. Harapan rakyat Indonesia menjadi beban. Mereka kalah. Begitu juga saat menghadapi Irak.

Timnas Indonesia U-23 tiba di Paris (Foto : kompas.com)
Timnas Indonesia U-23 tiba di Paris (Foto : kompas.com)

Lalu segala perjuangan habis-habisan itu disikapi dengan caci maki, di tengah banyak yang masih berkepala dingin menyikapinya. Suporter sejati semestinya mendukung tim, baik menang maupun saat terpuruk dengan kekalahan. Apalagi ini tim nasional yang membawa wajah dan nama Indonesia.

Para pemain dan ofisial meninggalkan keluarganya lebih dari satu bulan untuk berjuang, bukan berlibur.

Dalam kelelahan fisik dan mental memang hadirnya keluarga menjadi obat mujarab. Namun, tentu hal ini terkait dengan akan dikeluarkannya dana tidak sedikit jika memboyong keluarga para pemain.

Maka, saat mereka bersiap membuka pintu ketiga menghadapi Guinea, doa adalah dukungan terbaik.

Guinea bukan lawan enteng, Prancis juga menjadi rumah kedua bagi banyak pemain Afrika, termasuk Guinea. Mantan pelatih Vietnam, Philippe Troussier bahkan secara terus terang menyatakan peluang menang sangat kecil.

Namun, kita sudah membuktikan Indonesia bukanlah tim yang bisa diremehkan. Bukan tim kaleng-kaleng. Pembuktian di Piala Asia U-23 2024 sudah membuka mata dunia, dan membuat Indonesia menatap pencapaian baru.

Pencapaian Indonesia adalah kegemilangan, kegembiraan yang membuat rakyat Indonesia bahagia. Membuat orang sejenak melupakan berbagai kesulitan hidup sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun