Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Mental Anjlok Iringi Degradasi Persikabo 1973 ke Liga 2

1 April 2024   18:53 Diperbarui: 2 April 2024   13:58 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persikabo resmi menjadi tim Liga 1 2023-2024 pertama yang akan bermain di Liga 2 musim depan. Kepastian itu datang setelah Roni Sugeng dkk kalah 2-5 dari Persik pada laga lanjutan Liga 1 2023-2024, Kamis (28/3/2024). (KOMPAS.com/Suci Rahayu)

Mental anjlok mengiringi Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang harus terdegradasi ke Lliga 2 musim depan. Kepastian itu terjadi di Stadion Brawijaya kota Kediri, Kamis, 28 Maret 2024 usai dipermak tuan rumah Persik Kediri 2-5.

Hasil itu merupakan kekalahan keenam secara beruntun buat Persikabo. Totalnya, mereka kalah 19 kali musim ini dengan cuma menang tiga kali dan imbang delapan kali.

Kekalahan itu langsung memupus harapan klub milik tentara tersebut untuk bertahan di Liga 1. Persikabo baru mengemas 14 poin dari 30 laga. Masih tersisa 4 laga, yang jika seluruhnya dimenangkan hanya menghasilkan poin maksimal 29.

Sementara di atas Persikabo terdapat Arema FC, PSS Sleman, dan Persita Tangerang yang berada batas aman zona degradasi, namun belum aman sekali. Arema FC dan Persita sama-sama memiliki poin 31. Sedangkan PSS dengan poin 32 setelah berhasil mencuri satu poin dari hasil imbang 0-0 saat bertandang ke markas Madura United, Jumat, 29 Maret 2024.

Pelatih Persikabo, Djadjang Nurdjaman memberikan jawaban atas hancurnya penampilan para pemainnya. Kalah telak itu memalukan, apalagi empat gol tercipta di babak pertama. Tiga diantaranya merupakan kesalahan para pemain.

Djanur, panggilan akrab Djadjang, menjelaskan sulit untuk mengangkat mental pemain yang sudah lama tidak pernah merasakan kemenangan. Akibatnya mereka sulit untuk bermain dengan konsentrasi penuh.

Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang terdegradasi ke Liga 2 (Foto : Instagram bolanusanara)
Persikabo 1973 menjadi tim pertama yang terdegradasi ke Liga 2 (Foto : Instagram bolanusanara)

Djanur sendiri baru menangani Persikabo 1973 sejak 13 Maret 2024, sesuai pengumuman resmi di Instagram klub. Ia menggantikan Aji Santoso yang terpaksa dipecat seusai Persikabo kalah 1-2 dari Dewa United pada pekan ke-28 Liga 1.

"Susah memang mengangkat mental pemain kami yang sudah sekian lama tidak meraih kemenangan. Bagi saya itu pekerjaan yang sulit karena ini faktor mental. Sulit bangkit, sehingga kesalahan elementer yang tidak perlu dibuat terjadi di laga yang penting ini," ujar Djanur yang berhasil membawa Persib menjadi juara Indonesia Super League (ISL) 2014.

Tidak Mengejutkan

Masalah mental yang jeblok sebenarnya bukan hal baru dan tidak mengejutkan. Namun sepertinya tidak disadari oleh manajemen Persikabo 1973.

Pelatih Persikabo 1973 sebelumnya, Aji Santoso pada September 2023 sudah berbicara soal mental para pemain akibat rentetan hasil buruk yang didapat tim. Saat itu Persikabo baru 2 kali menang dari 12 laga yang dilalui.

Mantan pelatih Persebaya Surabaya itu baru menangani Persikabo pada Agustus 2023. Aji Santoso hadir ketika kompetisi sudah berjalan menggantikan Salvador Rodriguez yang diberikan jabatan baru sebagai Direktur Teknik.

Namun hasil buruk yang didapat membuat manajemen Persikabo mendepak Aji Santoso, seperti diungkapkan melalui instagram resmi klub pada Sabtu, 9 Maret 2024.

Selama menangani Persikabo Aji sudah menjalani 20 pertandingan bersama Persikabo 1973 di Liga 1, dengan 13 laga menderita kekalahan, enam kali seri, dan hanya sekali menang.

Klub Tentara

Pembentukan klub sepak bola yang dimiliki oleh TNI seperti Persikabo bukan hal aneh, sangat jamak terjadi. Bahkan boleh dibilang sedikit terlambat untuk memulainya.

Di negara-negara tetangga, klub-klub buatan angkatan bersenjata sudah banyak yang berprestasi di tingkat profesional. Seperti di Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, dan Korea Selatan.

Hasil laga Persikabo 1973 dipermak 2-5 oleh Persik Kediri (Foto: media officer Persikabo)
Hasil laga Persikabo 1973 dipermak 2-5 oleh Persik Kediri (Foto: media officer Persikabo)

Di Singapura misalnya terdapat klub Home United dan Warriors FC yang namanya bersinar. Warriors FC yang berdiri tahun 1975 dengan nama Singapore Armed Force FC. Mereka kini menjelma sebagai klub paling sukses di Singapura dengan total sembilan gelar telah diraih.

Di luar Asia, yang terkenal adalah CSKA Moskow (Central Sports Club of the Army), klub yang dimiliki tentara. Nama CSKA juga dipakai klub di belahan Eropa Timur lainnya, seperti CSKA Sofia milik tentara Bulgaria.

The Army Men -julukan Sofia- dibentuk sejak 1948 dengan nama pertama Central House of the Troops (CDV). Nama klub kembali berubah pada 1950 menyusul keinginan manajemen untuk memasukkan istilah Narodna (klub milik masyarakat) sehingga namanya menjadi CDNV.

Perubahan itu terus terjadi pada 1953, nama klub menjadi Team of the Sofia Garrison, lalu setahun kemudian menjadi CDNA Sofia (Central House of the People's Army).

Namun pada 1962 perubahan radikal terjadi, CDNA bergabung dengan DSO Cherveno Zname dan memunculkan nama CSKA Sofia. Nama yang terus digunakan hingga saat ini.

Klub ini pernah turun ke divisi tiga karena masalah finansial pada 2015. Meski begitu. Sofia tetap dikenang sebagai salah satu klub tersukses Bulgaria dengan raihan 31 trofi liga dan dua kali menjadi semifinalis Liga Champions pada musim 1966-1967 dan 1981-1982.

Beberapa pemain ternama pernah membela CSKA Sofia, seperti Dimitar Berbatov, Hristo Stoichkov, Stiliyan Petrov, Martin Petrov, dan Petar Zhekov. Berbatov kemudian menjadi pemain bintang Manchester United.

Beli Lisensi

Lahirnya Persikabo 1973 tak lepas dari keberadaan PS TNI, klub yang merupakan gabungan dari pemain PSMS Medan dan PS TNI untuk berlaga di Piala Jenderal Sudirman 2015. Pangkostrad saat itu dijabat oleh Edy Rahmayadi yang memegang peran penting. Edy juga pembina PSMS Medan.

Pemain Persikabo 1973 menjalani latihan di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali. (Foto : Media Officer Persikabo 1973)
Pemain Persikabo 1973 menjalani latihan di Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar Bali. (Foto : Media Officer Persikabo 1973)

Setahun kemudian PS TNI memisahkan diri dari PSMS Medan, lalu membeli lisensi klub asal Papua, Persiram Raja Ampat agar bisa ikut kompetisi profesional. PT Arka Gega Magna (AGM) adalah Perusahaan yang menaungi PS TNI dan dikabarkan menggelontorkan dana Rp 17 miliar untuk membeli lisensi Persiram.

Setelah mengakuisisi Persiram Raja Ampat, PS TNI kemudian berpartisipasi di ajang Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016. Mereka finish urutan ke-18 atau sebagai penghuni dasar klasemen akhir.

Setahun kemudian klub itu berkiprah di Liga 1, dan berada di peringkat ke-12. Para pemainnya didominasi oleh anggota TNI AD, ditangani beberapa pelatih mulai dari Laurent Hatton, Ivan Kolev hingga Rudy Eka Priyambada.

Kemudian pada 2018 PS TNI berganti nama menjadi PS TIRA, singkatan dari Persatuan Sepak Bola Tentara Nasional Indonesia-Rakyat. Mereka juga berpindah markas dari Stadion Pakansari, Bogor ke Stadion Sultan Agung Bantul.

"Harapan kami sepak bola kami lebih merakyat. Pemainnya tetap prajurit, tapi supaya lebih mengenal ke masyarakat. Masyarakat juga akan menyayangi kami," kata manajer PS TNI saat itu, Rudi Yulianto.

PS TIRA berada dalam naungan PT Cilangkap Jaya, yang saham mayoritasnya 63 persen atau senilai RP 6,93 miliar dimiliki oleh mantan Panglima TNI 2015-2017, Gatot Nurmantyo. Tidak diketahui apakah komposisi pemilihan saham masih tetap atau sudah berubah. Namun Gatot masih menjadi Pembina klub.

Di Liga 1 2018 PS TIRA berada di posisi 15, satu strip di atas zona degradasi. Saat itu, PS TIRA unggul tiga poin dari Mitra Kukar (peringkat ke-16) yang terdegradasi bersama Sriwijaya FC dan PSMS Medan.

Setahun berselang, tepatnya di Liga 1 2019, PS TIRA melakukan merger dengan klub Liga 3 asal Bogor, Persikabo Bogor. Mereka kemudian berganti nama menjadi TIRA-Persikabo dan kembali berkandang di Bogor.

Perkara kiprahnya di Liga 1 2019, mereka mengulangi raihan di kompetisi sebelumnya yakni hanya mampu di urutan ke-15, atau terpaut satu peringkat di atas zona degradasi. Mereka beruntung, seperti tahun sebelumnya.

Pada 2020, lagi-lagi klub ini berganti nama. Manajemen menghilangkan nama TIRA menjadi Persikabo 1973 dengan alasan bisnis dan baru disahkan lewat Kongres PSSI pada 2022.

"Lebih banyak kepentingan bisnis. Kami tahu animo masyarakat Kabupaten Bogor belum sepenuhnya datang ke stadion. Mudah-mudahan dengan nama Persikabo bisa menambah animo penonton," jelas Direktur Pengembangan Bisnis TIRA Persikabo, Rhendie Arindra.

Setelah berganti nama menjadi Persikabo 1973, mereka menjadi kuda hitam dengan penampilannya yang sering merepotkan klub besar. Meski begitu, satu hal yang tidak berubah yakni penampilannya cenderung inkonsisten.

Sejumlah nama pemain asing sempat menghiasi skuad mereka. Pemain yang paling fenomenal tak lain adalah penyerang asal Brazil, Ciro Alves yang kini membela Persib Bandung.

Ditambah dengan nama-nama langganan Timnas Indonesia macam Syahrul Fadillah, Dimas Drajat serta sang kapten Manahati Lestusen membuat tim ini patut diperhitungkan.

Bangkit 

Jebloknya penampilan Laskar Padjadjaran di Liga 1 2023/2024 tak lepas dari aktivitas transfer pemain asing yang memiliki kualitas biasa saja, tidak jauh berbeda ketimbang pemain lokal.

Di paruh musim mereka lakukan bongkar pasang pemain asing, menendang empat legiun impornya yang tidak mengorbit di putaran pertama.

Perekrutan pemain lokal pun terkesan ala kadarnya, hanya menghadirkan pemain kelas dua atau tiga. Mereka juga tetap mengandalkan pemain berstatus anggota TNI seperti Manahati Lestusen, Andy Setyo, Syahrul Trisna hingga Dimas Drajad.

Apa langkah yang harus dilakukan oleh Persikabo 1973 setelah terdegradasi?

Tentu harus mengarungi persaingan di Liga 2, yang tidak seketat Liga 1. Melalui bibit-bibit unggul di EPA (Elite Pro Academy), pemilihan pemain yang tidak sekedar dan penataan manajemen, bukan hal sulit bagi Persikabo 1973 untuk bangkit. Kembali mengambil porsinya di Liga 1 2025 mendatang.

Para pemain muda Persikabo 1973 saat masih bernama TIRA Persikabo pernah menorehkan prestasi saat menjadi juara U-16 dalam kompetisi EPA (Elite Pro Academy) pada 2019. Saat itu mereka menang 2-1 atas Bhayangkara FC U-16 dalam laga final.

Raihan gelar itu makin lengkap ketika pelatihnya, Deris Herdiansyah jadi Pelatih Terbaik. Sedangkan winger Althaf Indie Alrizky jadi Pemain Terbaik.

Selain berusaha lebih keras mencetak pemain-pemain muda, manajemen Persikabo 1973 bisa belajar dari klub-klub ternama yang pernah mengalami nasib serupa, yakni degradasi dengan berbagai akibat. AC Milan misalnya, klub sukses Italia ini pernah menjuarai Liga Champions sebanyak 7 kali, juara Serie A 18 kali, dan Piala Italia sebanyak 5 kali.

AC Milan ternyata pernah mengalami masa-masa paling buruk di awal tahun 1980-an. Di tahun tersebut AC Milan harus rela terdegradasi dari Liga Italia paling bergengsi, yaitu Serie A.

Saat itu sebenarnya AC Milan berhasil mencapai prestasi gemilang dengan menjadi juara Serie A, akan tetapi pada tahun berikutnya, yakni tahun 1980, mereka didegradasi meskipun menempati peringkat 3 di klasemen.

Mereka harus turun kasta karena skandal pengaturan skor. Setelah terdegradasi dan bermain di Serie B, di tahun berikutnya AC Milan kembali ke Serie A.

Namun nyatanya mereka masih memiliki nasib sial. Mereka harus kembali terdegradasi karena mengingat kesiapan yang belum baik untuk memulai kembali Liga Serie A.

Kini tinggal bagaimana manajemen Persikabo 1973 menyikapi dan bersikap. Tak perlu berlarut dalam kekecewaan.

Harus berbenah setelah sekian kompetisi berjalan tentu tahu bagaimana beratnya mengelola sebuah tim sepakbola. Pengelolaan yang tentu berbeda jauh dengan menangani pasukan.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun