BangkitÂ
Jebloknya penampilan Laskar Padjadjaran di Liga 1 2023/2024 tak lepas dari aktivitas transfer pemain asing yang memiliki kualitas biasa saja, tidak jauh berbeda ketimbang pemain lokal.
Di paruh musim mereka lakukan bongkar pasang pemain asing, menendang empat legiun impornya yang tidak mengorbit di putaran pertama.
Perekrutan pemain lokal pun terkesan ala kadarnya, hanya menghadirkan pemain kelas dua atau tiga. Mereka juga tetap mengandalkan pemain berstatus anggota TNI seperti Manahati Lestusen, Andy Setyo, Syahrul Trisna hingga Dimas Drajad.
Apa langkah yang harus dilakukan oleh Persikabo 1973 setelah terdegradasi?
Tentu harus mengarungi persaingan di Liga 2, yang tidak seketat Liga 1. Melalui bibit-bibit unggul di EPA (Elite Pro Academy), pemilihan pemain yang tidak sekedar dan penataan manajemen, bukan hal sulit bagi Persikabo 1973 untuk bangkit. Kembali mengambil porsinya di Liga 1 2025 mendatang.
Para pemain muda Persikabo 1973 saat masih bernama TIRA Persikabo pernah menorehkan prestasi saat menjadi juara U-16 dalam kompetisi EPA (Elite Pro Academy) pada 2019. Saat itu mereka menang 2-1 atas Bhayangkara FC U-16 dalam laga final.
Raihan gelar itu makin lengkap ketika pelatihnya, Deris Herdiansyah jadi Pelatih Terbaik. Sedangkan winger Althaf Indie Alrizky jadi Pemain Terbaik.
Selain berusaha lebih keras mencetak pemain-pemain muda, manajemen Persikabo 1973 bisa belajar dari klub-klub ternama yang pernah mengalami nasib serupa, yakni degradasi dengan berbagai akibat. AC Milan misalnya, klub sukses Italia ini pernah menjuarai Liga Champions sebanyak 7 kali, juara Serie A 18 kali, dan Piala Italia sebanyak 5 kali.
AC Milan ternyata pernah mengalami masa-masa paling buruk di awal tahun 1980-an. Di tahun tersebut AC Milan harus rela terdegradasi dari Liga Italia paling bergengsi, yaitu Serie A.
Saat itu sebenarnya AC Milan berhasil mencapai prestasi gemilang dengan menjadi juara Serie A, akan tetapi pada tahun berikutnya, yakni tahun 1980, mereka didegradasi meskipun menempati peringkat 3 di klasemen.