Seorang petinggi Bhayangkara FC mengatakan bahwa para pemain tidak respek dengan Mario Gomez. Selain itu, pelatih tersebut dinilai miskin taktik.
Mempercayai Pemain
Track record Gomez di Persib dan Borneo FC semestinya menjadi pertimbangan Bhayangkara FC. Tidak sekedar melihat klub mana yang pernah dilatihnya. Sehebat apapun seorang pelatih, tetap hasil di lapangan yang menjadi patokan.
Hasil di lapangan itu tidak terlepas dari bagaimana para pemain menikmati permainan, untuk mewujudkan strategi atau taktik yang disiapkan oleh pelatih dengan asistennya.
Seperti filosofi Franz Beckenbauer, salah satu pemain terbaik yang pernah ada dan juga tercatat sukses di tepi lapangan.
Hingga kini, dia adalah satu-satunya orang yang pernah memenangi Piala Dunia sebagai kapten dan pelatih, yaitu ketika turnamen itu digelar di tanah kelahirannya pada 1974 dan di Italia 1990.
Beckenbauer menekankan kepada para pemainnya agar selalu menikmati permainan dan tidak kebobolan satu gol pun dalam pertandingan.
Maka, ketika ketidakharmonisan antara pelatih dan pemain, maka jangan berharap penampilan maksimal di lapangan. Apa yang tersaji di lapangan belum tentu atau tidak seperti yang ada saat mereka berlatih.
Seperti pernah dikatakan oleh Pep Guardiola, salah satu pelatih ternama di dunia : "Para penggemar dapat menerima penampilan yang buruk, tetapi mereka tidak menerimanya ketika kamu memilih untuk tidak berusaha.
"Berusaha" itu tak lepas dari situasi psikologis para pemain ketika mereka menginjakkan kaki dan bertarung di lapangan.
Situasi itu yang terlihat di Bhayangkara FC saat ditangani oleh Mario Gomez. Ketidakkompakan pemain dan pelatih membuat penampilan The Guardians jadi angin-anginan.