Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Skema Usaha Kuliner Tahun 2023, Pasar yang Makin Cepat Berubah

3 Februari 2023   04:29 Diperbarui: 3 Februari 2023   04:40 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mooncake (Foto : Worldbakers.com)

Dua tahun lebih situasi pandemi mengubah lanskap usaha kuliner di Indonesia dan juga manca negara. Bukan hanya tren makanan favorit masyarakat yang bergeser, tapi juga bagaimana masyarakat memilih untuk menikmati hidangan favorit mereka pun turut berubah.

Masyarakat kini lebih banyak dan juga didorong untuk menggunakan metode pembayaran elektronik saat membayar pesanan makanan. Selain kemudahan dan keamanan, faktor promosi yang variatif, membuatnya jadi metode pembayaran paling disukai dibandingkan dengan bayar tunai.

Mengutip laporan salah satu start up Grabfood, angka pertumbuhan bisnis F&B aktif bulanan di Indonesia mengalami kenaikan sebesar 65% pada tahun 2020. Angka itu dibandingkan dengan tahun 2019.

Dalam pandangan Ir.Petrus Gandamana MM, yang banyak terlibat menjadi mentor usaha startup kuliner dan teknikal F&B serta juga sebagai pembicara dalam berbagai event dan seminar tentang bisnis UMKM, bahwa dalam menjalankan bisnis kuliner, tentu saja kualitas produk dan bahan makanan pembuatannya menjadi hal utama yang perlu diperhatikan.

Jika tidak memperhatikan kualitas produk pangan yang digunakan, tentu akan merusak reputasi. Ini tidak bisa dibiarkan jika usaha memamng ingin bertumbuh secara jangka panjang. "Harus ada prinsip dan filosofi yang tegas dan jelas dari pemilik usaha mengenai bagaimana nilai-nilai unggul usahanya dalam melayani pelanggan,"tegas Petrus

Menjaga kualitas produk ini bisa dimulai dari pemilihan pemasok bahan dan alat-alat dengan reputasi baik, yang bisa didapat dengan rekan bisnis yang juga menjalan bisnis kuliner. Hal ini untuk mendapat gambaran dari kualitas yang ditawarkan. "Selain itu, kualitas produk juga bisa ditingkatkan dari ragam dan keunikan sajian menu yang ditawarkan, baik yang regular maupun yang seasonal,"lanjut Petrus.

Mencermati

Foto : Asda
Foto : Asda
Dalam mengembangkan bisnis kuliner untuk bisa jadi lebih baik, tentu saja kita perlu memperhatikan apa yang konsumen inginkan. Secara mudah tentu bisa menanyakan langsung terkait kritik dan saran dari konsumen, terutama pelanggan setia.

Namun, alangkah baiknya juga perlu mencermati kebiasaan konsumen tetap ketika mereka berkunjung ke restoran atau kafe yang Anda miliki. Anda bisa memberikan sentuhan personalisasi kepada konsumen tetap ini. Hal tersebut dengan mudah bisa diaplikasikan dengan cara menawarkan menu favorit mereka terlebih dahulu.

Meskipun bukan hal yang dirasa signifikan, hal tersebut bisa membuat konsumen menilai bahwa bisnis kuliner Anda cukup memerhatikan kebiasaan konsumen, dan kemungkinan dapat menyentuh hati pelanggan tetap Anda, karena pemahaman akan kebiasaan mereka.

Selain itu, mengetahui adanya personalisasi dari layanan yang ditawarkan, bisa saja pelanggan setia itu mendatangkan konsumen potensial lainnya, yang akan membantu mengembangkan bisnis kuliner kita jadi lebih kuat.

Konsisten Pada Nilai Unggul

Dalam menjalankan bisnis kuliner, tren jadi salah satu acuan yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bisnis. Oleh karena itu, penting untuk terus membuka pandangan dan peluang terhadap kehadiran tren baru di dunia kuliner. Dengan kepiawaian dalam mengintip dan menangkap peluang tersebut, kita memerlukan strategi baru agar mampu bersaing di lanskap bisnis kuliner yang ada.

Strategi baru ini bisa dipersiapkan mulai dari cara pemasaran yang lebih relevan. Misalnya menggunakan media sosial dan influencer yang tepat agar mampu menjaring pelanggan lebih luas.

Kita juga bisa memperkenalkan menu baru atau menu tematis setiap bulannya, yang dihasilkan dari riset terhadap tren makanan atau minuman yang sedang berkembang. Langkah ini demi menarik minat pelanggan lebih besar.

Meskipun begitu, tetap hadirkan sentuhan identitas dari bisnis kuliner yang dijalankan saat ini, agar pelanggan setia mudah mengenali inovasi yang dilakukan, "Walau inovasi itu tetap mengedepankan nilai unggul yang memang dicari pelanggan," tegas Petrus

Serap Informasi

Darimana bisa terus menyerap informasi tren dan informasi kemajuan kuliner berbagai negara, agar tidak ketinggalan?

Sebenarnya hal ini bukan menjadi kendala, asalkan kita rajin berkomunikasi dengan pengusaha lain, menjelajahi internet, menengok berbagai channel sosmed yang ada.

Namun tentunya tidak semua informasi itu mampu memberikan kedalaman pengetahuan yang diperlukan para pelaku usaha dan profesional kuliner.

Salah satu negara yang diakui memiliki banyak inovasi, dan selama beberapa puluh tahun ini menjadi kiblat kuliner Asia, termasuk Indonesia, adalah negara Taiwan. Negara berpenduduk 25 juta orang itu, terbukti mampu bertahan dan cepat pulih dari pandemi Covid-19, bahkan selama 2 tahun ini penduduknya menikmati banyak bonus dari negara dan perusahaan tempat mereka bekerja, karena banyak perusahaan di sana memetik laba besar selama pandemi.

"Sudah lama Taiwan dikenal sebagai trendsetter (tolok ukur tren) bakery di banyak negara di Asia, katakan saja beberapa negara seperti Tiongkok, Malaysia, Singapura, Indonesia, Thailand, Hongkong. Mengapa hal ini bisa terjadi. Tak lepas karena kualitas Pendidikan dan sumber daya manusianya yang kreatif, terampil dan pekerja keras, khas negara yang miskin sumber daya alam?," ujar Petrus Gandamana.

Melihat pentingnya Taiwan sebagai kiblat kuliner Asia, maka merupakan keuntungan saat salah satu media, seperti halnya BARECA Media, saat memilik kerjasama erat dengan para pelaku usaha kuliner Taiwan, yang tergabung dalam Asosiasi Bakery Taiwan.

Kerjasama itu berupa saling tukar informasi yang bermanfaat bagi para pelaku UMKM di Indonesia. Salah satunya adalah peluang pasar di Taiwan yang memiliki 300.000 WNI diaspora, seperti tercatat dalam data Kementerian Luar Negeri (Agustus 2022).

Penanda Kerjasama 

Sebuah dialog lewat webinar pada 20 Desember 2022 lalu menjadi penanda kerjasama itu. Dari BARECA Media diwakili Petrus Gandamana, sedangkan dari Taiwan ada  Mr.Jalan Hsieh (Wakil Ketua Asosiasi Bakery Taiwan) dan Ms. Ning Liu, yang merupakan IMC Dept. Team Leader dari Chan Chao International Co.Ltd, perusahaan penyelenggara pameran internasional dari Taiwan.

Dalam webinar itu Mr.Jalan Hsieh menjelaskan beratnya kondisi bisnis bakery di Taiwan saat pandemi Covid-19 terjadi. Gerai-gerai bakery, kafe dan restoran harus tutup atau buka untuk beli take-away saja, sehingga omset usaha turun drastis.

Sedangkan bakery-bakery yang biasanya memasok cake atau produk pastry ke restoran-restoran, juga tidak bisa mengirim produknya karena usaha restoran juga tidak bisa menerima pengunjung.

Hal lain yang juga memberatkan bagi usaha bakery di Taiwan saat pandemi berlangsung adalah usaha produk hantaran. Misalnya untuk perayaan tahun baru atau festival mooncake juga tidak bisa berjalan. Secara umum usaha bakery Taiwan mengalami penurunan penjualan sampai 50 persen.

Namun ada kondisi lain di mana penjualan produk roti ternyata meningkat karena roti telah menjadi makanan utama saat sarapan pagi. Merasa kawatir kalau gerai bakery tutup karena ada aturan yang berubah-ubah, maka masyarakat sering membeli roti dalam jumlah melebihi kebutuhan normal. Ini sebagai antisipasi kalau tiba-tiba gerai bakery tutup.

Dari luar Taiwan, kondisi rantai pasokan bahan baku bakery dunia yang mengalami banyak hambatan, memberi dampak tekanan pada meningkatnya biaya bahan baku bakery di Taiwan. Di sisi lain penjualan mulai pulih dan membuat produksi terus meningkat. Maka terpaksa harga roti dan cake harus dinaikkan.

Krisis itu bisa teratasi lebih cepat, dan kegiatan pameran yang sudah dikenal luas yakni Taipei International Bakery Show (TIBS) bisa berjalan meski pandemi belum usai, ini semua demi menjaga semangat para pelaku usaha bakery-resto dan caf di sana.

Karya baker Taiwan memenangkan Coupe du Monde de la Boulangerie 2022 (Foto : CNA Foto)
Karya baker Taiwan memenangkan Coupe du Monde de la Boulangerie 2022 (Foto : CNA Foto)
Pameran bakery di Taiwan sudah berlangsung sejak 1999, yang merupakan komitmen dari Asosiasi Bakery Taiwan untuk mengembangkan teknologi baking, dan melatih para baker profesional Taiwan agar disegani di dunia.

Untuk TIBS tahun 2023 akan diselenggarakan antara 16 sampai 19 Februari 2023 ini yang berada di Taipei Nangang Exhibition di Hall 1 lantai 1 dan 4.

Lantai 1 akan diisi oleh peralatan dan mesin-mesin bakery sedangkan lantai 4 akan terdiri dari produk-produk bakery, bahan baku dan usaha bakery / gerai bakery. Ada 340 peserta pameran yang mencakup 1600 booth dengan menampilkan merek-merek terkenal dalam dunia bakery di dunia atau Taiwan.

TIBS 2023 akan mencakup 4 bidang yaitu produk-produk bakery, kemudian bahan baku bakery, lalu peralatan dan berikutnya adalah usaha bakery.

Selain itu akan ada 3 kompetisi di TIBS 2023 yaitu 2023 UIBC Junior World Championship of Confectioners yang meliputi produk cake dan pastry ukuran kecil. Lalu ada kompetisi 2023 UIBC International Competition for Young Bakers, yang akan memfokuskan pada produk roti. Pertandingan UIBC mencakup peserta dari 18 negara.

Sedangkan untuk kunjungan ke Taiwan, menurut Ms. Ning Liu, sesuai kondisi per 20 Desember 2022, tidak lagi memerlukan karantina, tidak memerlukan vaksinasi, akan melakukan 4 rapid test di bandara dan saat berada di tempat umum yang tertutup wajib memakai masker, begitu juga saat berada di transportasi umum.

Sekolah Baker

Kemajuan industri bakery di Taiwan juga tidak lepas dari adanya sekolah baker/pembuat roti yang didirikan di awal tahun 70an di Taiwan, di sebuah distrik bernama Pali.

Sekolah baker tersebut hadir karena adanya institut penelitian biji-bijian Taiwan (China Grain Products Research and Development Institute/CGPRDI). Saat Petrus berkunjung ke sekolah itu sekitar 14 tahun lalu, terasa mengagumkan melihat sarana Pendidikan yang ada baik fasilitasnya maupun system pengajarannya, yang membuat para lulusannya banyak yang jadi konsultan bakery di berbagai negara.

Kepala Sekolah baker di sana menjelaskan kepada Petrus mengapa akhirnya Taiwan menjadi trendsetter usaha bakery di berbagai negara di Asia dan Australia. Tak lain karena lulusannya berkualitas tinggi dalam membuat aneka produk roti dan cake, yang sesuai dengan kebutuhan berbagai negara di Asia, yang panas dan lembab, mirip dengan situasi di Taiwan.

"Bagi pelaku usaha bakery, para profesional di dunia industri baking, para pehobi kuliner atau pebisnis bahan baku dan peralatan bakery, silahkan segera menyiapkan diri berkunjung ke TIBS 2023, yang merupakan event penting dalam mendapatkan informasi dan inspirasi mengenai inovasi dunia bakery dari negara yang menjadi rujukan tren bakery di Asia," pungkas Petrus Gandamana. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun