Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Jurus Hadirkan Inovasi Produk dan Pelayanan Lahir dari Pelatihan

21 Desember 2022   18:16 Diperbarui: 21 Desember 2022   18:38 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap saat produk dan layanan baru keluar, mungkin saja jumlahnya bisa ratusan atau ribuan dari segala macam belahan dunia. Namun menurut Professor Clayton Christensen, produk baru di pasaran 95% gagal bertahan digempur kondisi pasar.

Profesor Administrasi Bisnis di Sekolah Bisnis Harvard itu terkenal karena teorinya tentang "inovasi disruptif", yang pertama kali diperkenalkan dalam bukunya The Innovator's Dilemma (terbit pada 1977), yang disebut sebagai ide bisnis paling berpengaruh di awal abad ke-21.

Jadi walaupun banyak sekali produk yang keluar, namun produk yang bisa bertahan adalah produk yang terus berinovasi. Inovasi produk tidak hanya sebatas produk yang ada secara fisik (terlihat), namun lebih luas dari itu, yaitu yang memberi nilai yang dicari pasar.

Contoh inovasi misalnya pada kemasan produk, metode pengiriman, atau metode pembayaran. Inovasi tersebut sangat berkaitan dengan kemampuan produk terjual.

Maka sebuah inovasi tidak hanya sebatas membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada, namun juga bisa juga sebuah proses penyempurnaan atas apa yang sudah ada sehingga hadir nilai baru bagi pasar. Jika apa yang telah kita kembangkan memiliki nilai yang dicari pasar maka secara otomatis produk atau ide kita memiliki nilai inovatif dan bermanfaat banyak.


Inovasi Sebagai Solusi

Selain itu, inovasi produk bisa dipandang sebagai solusi dari bagaimana bisa bertahan di pasaran, atau bahkan bisa sampai mengembangkan bisnis yang ada.

Dalam sebuah seminar daring, 26 Juli 2021, Sekretaris Jenderal Badan Pengurus Pusat Sahabat UMKM, Faisal Hasan Basri mengatakan, masa pandemi membuat pelaku usaha harus kembali membenahi bisnis yang digeluti. Selain itu, keadaan saat ini juga menjadi momentum bagi pelaku UMKM untuk beradaptasi dan menemukan inovasi baru dalam menjalankan bisnisnya.

Untuk mengakali segala keterbatasan yang terjadi kala pandemi, Faisal memberikan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelaku UMKM untuk mempertahankan usaha yang telah ada.

Pertama, inovasi produk sebagai upaya yang perlu dilakukan oleh UMKM mulai dari memperbaiki, meningkatkan, hingga mengembangkan produk yang diproduksi selama ini.

Menurut Faisal salah satu strategi yang bisa dilakukan UMKM adalah pivot. Biasanya pivot dilakukan untuk membantu bisnis pulih atau bertahan ketika model bisnis sebelumnya tidak dapat diterapkan saat menghadapi situasi sulit, contohnya pandemi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun