Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Banyak Cara Meningkatkan Nilai Produk untuk Kepuasan Pelanggan

28 November 2022   17:41 Diperbarui: 28 November 2022   17:54 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lomba dan demo komunitas ibu-ibu Mommy Shaby di Bogor (Foto : Istimewa)

Memberikan kepuasan kepada pelanggan sehingga mereka jadi setia adalah sesuatu yang diidamkan oleh semua pengusaha, baik mereka yang punya skala usaha besar dan kecil. Kepuasan itu biasanya akan diikuti dengan testimoni terbaik mereka kepada konsumen lainnya.

Namun menggapai kondisi ideal seperti itu tidaklah mudah. Meski saat ini kegiatan usaha banyak yang dipermudah dengan kehadiran teknologi digital untuk memperkenalkan produk dan layanan, tapi tidak cukup dengan itu saja.

Sebuah studi berjudul Qualtrics 2022 Global Consumer Trends, menyebutkan bahwa mayoritas konsumen di Indonesia atau sebanyak 96 persen tidak puas dengan layanan pelanggan yang mereka dapatkan pada tahun 2021. Padahal ketidakpuasan ini berpotensi merugikan usaha hingga AS 59 miliar dolar alias Rp 900 triliun per tahun.


Isyu Kemasan 

Seorang pengusaha menceritakan salah satu pengalaman buruknya ketika baru memulai usaha di bidang kuliner. Ia sangat kesulitan dalam hal kemasan. Saat makanan sudah diterima konsumen, kemasannya rusak. Akhirnya bukan soal komentar rasa yang diterimanya tapi keluhan terkait kemasan yang membungkus produk makanan.

Keluhan pelanggan itu membuatnya melakukan evaluasi secara rutin dalam hal pembungkusan produk pangan agar pelanggan puas dan kue diterima dalam keadaan baik bahkan membuat pelanggan merasa bahagia dan bangga.

Kemasan kerap disebut sebagai silent salesman, yang bisa menjadi salah satu faktor untuk meningkatkan penjualan suatu produk. Oleh karena itu, semakin banyak pelaku usaha yang terus berupaya membuat kemasan yang menarik dan mengesankan bagi konsumen.

Tidak berlebihan juga jika saat ini kemasan sebisa mungkin harus ramah lingkungan, semata karena konsumen sudah semakin sadar soal pentingnya menjaga lingkungan dan ini terbawa pada kemasan makanan yang diterimanya saat membeli produk pangan.


Kepuasan  

Kegiatan mentoring di pelatihan UMKM (foto : Bareca)
Kegiatan mentoring di pelatihan UMKM (foto : Bareca)
"Kepuasan pelanggan agar selalu diperhatikan dan dilaksanakan tanpa henti bagi para pengusaha karena akan menjaga kelangsungan usaha bahkan usaha terus bertumbuh. Faktor paling penting dan efektif dalam kampanye merek adalah word of mouth alias rekomendasi langsung dari pelanggan yang sdah puas ke jaringannya. Maka tak heran peran Influencer makin banyak dipakai oleh para usahawan," ujar  Ir.Petrus Gandamana MM, seorang Mentor bagi Food Startup dan Pengajar Kuliner, yang juga Direktur Bareca Media (PT. Great Star International).

Berdasarkan pengalamannya, edukasi dan kepuasan pelanggan adalah dua dari beberapa modal penting yang menunjang keberhasilan usaha para pengusaha UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).  

Pelaku usaha dituntut utuk menambah nilai produk dan layanan dengan menawarkan kualitas produk dan layanan yang lebih baik dari pesaing, dengan harga yang sama. Dengan kata lain, saat ada banyak permintaan terhadap fitur tertentu dari produk, segera sediakan fitur tersebut secepatnya, kalau perlu sebelum pesaing menyediakannya.

Respon cepat itu merupakan nilai tambah tersendiri bagi pelanggan. Jika terlambat, maka pelanggan mungkin saja sudah tidak menginginkannya lagi saat telah tersedia. Lebih buruk lagi, mereka sudah menemukan produk pengganti yang dapat memenuhi nilai produk yang diinginkan.

"Cara untuk meningkatkan nilai produk adalah dengan melakukan inovasi untuk menambahkan nilai pada berbagai aspek. Contoh added value yang dapat ditambahkan antara lain dengan kemasan lebih menarik,  tampilan produk yang kekinian, layanan yang mudah dan cepat, menyederhanakan metode penggunaan namun jelas dan menyenangkan," lanjut penjelasan Petrus Gandamana, yang juga menjadi Pengajar bagi lebih dari 14 ribu peserta Kartu Prakerja dan aktif mendukung edukasi UMKM.

Menurut pria yang aktif dalam kegiatan wawancara narasumber edukasi UMKM ini, banyak cara untuk menambah nilai produk dan layanan, yang penting pelaku usaha mau membuka diri untuk belajar dan mendengarkan masukan (input) dari pelanggan serta dari Pihak-Pihak yang ahli dan terpercaya serta menginvestasikan waktu dan dananya untuk peningkatan kapasitas kemampuan berusaha.

 

Menjaga Kinerja  

Literasi keuangan menjadi salah satu hal yang penting untuk dipahami oleh para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Dengan menjalankan usaha berbekal literasi keuangan yang mumpuni, pelaku UMKM dapat mengukur pertumbuhan usaha dan mencegah usaha merugi.

Hal paling dasar terkait literasi keuangan yang penting dipahami pelaku UMKM adalah pencatatan keuangan. Namun, hingga saat ini masih banyak pelaku UMKM yang belum terbiasa mencatat pemasukan dan pengeluaran usaha mereka, apalagi menjalankannya dengan disiplin dan sistematis.

"Kami selalu menyaranakan para pelaku UMKM membuat pencatatan uang masuk dan keluar dari kegiatan usaha secara harian. Sebenarnya saat ini sudah banyak aplikasi peranti lunak yang mudah dan murah bagi pelaku UMKM. Memiliki laporan keuangan yang rapi dan benar akan membuat UMKM mudah memantau kinerja usahanya dan saat mengajukan kredit ke Bank lebih mudah dan cepat diproses oleh Bank ," pendapat Petrus.

Ir.Petrus Gandamana, MM saat shooting sesi pelatihan paistry (Foto : Bareca)
Ir.Petrus Gandamana, MM saat shooting sesi pelatihan paistry (Foto : Bareca)
Pada satu acara webinarnya bersama WHCNU, Petrus bahkan menampilkan narasumber Pimpinan WHCNU yaitu KH Muslich Ramelan, yang menjelaskan KUR (kredit usaha rakyat) untuk UMKM, dan di sana ditegaskan perlunya laporan keuangan yang benar untuk mendapatkan dukungan dari perbankan.

Semangat Bersaing dan Tampil Ke Luar di Karyawan Internal 

Perusahaan juga perlu memberi kesempatan dan dukungan bagi para stafnya untuk berkompetisi di berbagai ajang lomba yang relevan dengan bidang mereka. Misalkan karyawannya adalah para Chef bagian produksi, maka doronglah mereka untuk berlomba pastry di dalam maupun di luar negeri.

Tentunya dengan dilengkapi pembekalan  bahwa saat bertanding mereka tidak sekedar targetnya "cari pengalaman", tapi memenangkan medali, minimal medali perunggu.

Dengan mereka menjadi juara lomba kompetisi bergengsi, maka kepercayaan diri mereka meningkat. Saat pelanggan menemui atau melihat mereka adalah pemenang lomba ajang kompetisi, maka kepercayaan pelanggan dan kebanggan pelanggan dalam membeli produk usaha kita akan tinggi.

Key Account

Hal lain yang sering luput dari pelaku UMKM adalah memetakan dan melakukan pengelolaan berbagai Key Account atau pelanggan besar dan penting bagi pemasukan perusahaan. Tentunya hal ini untuk menjaga agar pendapatan perusahaan tetap terjaga demi kelangsungan usaha karena Key Account memberikan kontribusi penting bagi perusahaan.

"Dalam melayani Key Account, strategi yang paling tepat adalah mengenal bisnis mereka mulai dari kondisi perusahaannya, produknya, pelanggannya dan model usahanya. Dengan demikian kita bisa memberikan layanan yang sesuai dengan laju perkembangan usaha key account tersebut,"jelas Petrus Gandamana, yang sering diminta membantu perusahaan bahan baku pangan Nasional untuk mentoring dalam melayani Key Account.

Berbagai tantangan berat yang dihadapi pelaku UMKM itu akan memicu diri untuk mampu menjadi yang terdepan di industry sehingga akan dihasilan berbagai produk dan layanan yang terus menjadi andalan para pelanggannya, bukan melakukan tindakan yang sekedar me-too atau sekedar menjadi follower, padahal secara pangsa pasar adalah yang terbesar.

Komitmen 

"Bareca telah sukses melaksanakan kegiatan mentoring kepada industri pangan nasional berskala besar tentang berbagai langkah yang perlu dilakukan dalam mengelola Key Account, dan juga ke segmen pasar bakery artisan dan hotel. Menguasai kemampuan melayani Key Account dan berbagai segmen pasar yang berkontribusi bagi pemasukan perusahaan sangat penting dalam menjaga eksistens usaha di tengah persainagn yang makin ketat dan tantangan usaha yang terus meningkat," jelas Petrus.

"Bareca, sebagai perusahaan dalam bidang edukasi dan informasi, terus melihat ada hasil yang nyata dan positif dalam kegiatannya mendukung usaha pangan Nasional, baik skala pribadi di kartu Prakerja, skala UMKM maupun skala industry pangan besar. Kami terus berkomitmen melaksanakan kegiatan usaha dalam bidang tersebut dengan baik." pungkas Petrus Gandamana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun