Pelatih tentu melihat suatu kelebihan dalam diri pemainnya, sehingga dilakukan tranformasi posisi. Hal ini banyak terjadi di luar negeri, juga di Indonesia.
Beberapa nama bisa disebut seperti Garet Bale. Pemain asal WalesContoh kasus semacam ini bisa dilihat pada Gareth Bale. Bintang asal Wales itu diplot sebagai bek kiri semasa bermain untuk Southampton.
Tetapi, ketika pindah ke Tottenham Hotspur pada 2010, Bale dicoba oleh pelatih Spurs, Harry Redknapp di posisi sayap kiri, dan sejak itu, dia tak pernah lagi kembali jadi bek. Performa Bale justru makin moncer setelah jadi pemain sayap.
Seperti saat Spurs menghadapi Inter Milan di Stadion Giuseppe Meazza pada Oktober 2010. Bale mampu mengacak-acak pertahanan Inter Milan meski Spurs harus takluk dengan skor 3-4. Tiga gol Spurs dicetak oleh Bale. Tiga tahun kemudian dia gabung Real Madrid dengan nilai mencapai 85 juta paun.
Tak Berubah
Sosok Arthur memang bukan sembarangan. Ia tak sekedar pemain tapi juga boss Persik Kediri melalui PT AAG miliknya.
Meski begitu Arthur tidak terlihat bossy. Ia tetap seperti pemain Persik lainnya yang menuruti instruksi pelatih, Javier Roca ketika ditarik keluar lapangan. Termasuk juga saat mendapat instruksi berganti posisi dari bek sayap ke gelandang.
Sebagai boss tentu Arthur bisa egois and ngotot selalu dimainkan, bermain full time dan tidak mau digantikan. Namun ia tidak melakukan hal itu. Ia rela duduk di bangku cadangan.
Perekrutan Muhammad Rifaldi juga menunjukkan Arthur tidak melihat itu sebagai ancaman paad posisi barunya sebagai gelandang. Rifaldi yang sebelumnya membela Persiraja Banda Aceh itu menempati posisi bek kanan. Tapi ia juga bisa menjadi gelandang bertahan, posisi yang sama dengan Arthur.
"Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Persaingan itu wajar saja. Pelatih yang paling tahu pemain mana yang siap untuk diturunkan," komentar Arthur.
Rifaldi bakal diplot sebagai bek kanan, menggantikan peran Ibrahim Sanjaya yang saat ini bergabung dengan PSS Sleman.