Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ultimatum (Lagi) ala PSS Sleman

28 Februari 2022   20:48 Diperbarui: 1 Maret 2022   10:32 913
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain PSS Sleman merayakan gol ke gawang Borneo FC (Foto : LIB)

Tim berjuluk Super Elang Jawa ini seperti tak ada hentinya membuat sensasi. Terkini PT Putra Sleman Sembada (PT PSS) memberikan ultimatum kepada tim pelatih dan Konsultan Tim klub-nya sendiri.

Penampilan buruk PSS Sleman di putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022 menjadi penyebab keluarnya ulitimatum tersebut. PSS hanya meraih tiga kemenangan dalam 10 laga yang sudah dijalani.

Terbaru, PSS Sleman harus menelan kekalahan dari PS Tira Persikabo 1973 dengan skor 0-2 pada pekan ke-27 Kamis (24/2/2022) lalu.

Saat ini PSS bercokol di posisi 11 dengan 31 poin dari 27 pertandingan. Posisi yang cukup rawan karena jika menderita kalah dalam pertandingan berikutnya menghadapi PSM Makassar, 1 Maret 2022, PSS bisa melorot ke posisi 14 menggantikan PSM yang saat ini punya 29 poin. Itu dengan catatan PS Tira (posisi 12, 30 poin) dan Madura United (posisi 15, 30 poin) mencatat kemenangan atas lawan-lawannya.

Perkara ultimatum memang bukan hal baru di klub kebanggaan masyarakat Sleman itu. Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo pernah melayangkan ultimatum pada 16 Oktober 2021 kepada PT Palladium Pratama Cemerlang sebagai pemegang saham mayoritas PT PSS untuk mengakomodir tuntutan suporter.

Tuntutan itu adalah agar Direktur Utama PT PSS, Marco Gracia Paulo, pelatih Dejan Antonic, dan pemain Arthur Irawan keluar dari PSS Sleman. Ketiga nama itu memang keluar dari PT PSS dan PSS, namun bukan karena ultimatum sang bupati.

Menurut Dirut PT PSS, Andywardhana Putra yang menggantikan Marco Gracia Paulo, berkaca dari hasil yang dicapai PSS dirinya sudah menanyakan langsung kepada jajaran pelatih serta konsultan tim PSS Sleman. Apakah mereka masih sanggup untuk memberikan prestasi yang lebih baik di sisa laga putaran kedua BRI Liga 1 2021/2022?

"Mereka menyatakan sanggup. Saya kira ini hal yang sangat serius, yang harus dibenahi. Saya sangat tidak ingin kejadian seperti ini terulang kembali. Kami sangat serius untuk membenahi ini," jelasnya.

Ultimatum direksi PT PSS itu menjadi menarik untuk ditelaah lebih lanjut.

Pertama, pernyataan itu untuk pertama kalinya mengakui adanya Konsultan Tim di PSS. Namun tidak dijelaskan siapakah konsultan itu, apakah individu, perusahaan atau kelompok. Sayangnya media sendiri tidak mau mengejar lebih lanjut soal itu saat mewawancarai Andywardhana.

Selama ini konsultan tim yang dikenal hanya Yeyen Tumena, mantan pemain nasional yang pernah juga menjadi Direktur Teknik Bhayangkara FC. Itu juga tidak pernah dirilis secara resmi oleh PSS.

PSS tak hanya punya konsultan, tapi juga Penasihat Tim yang dijabat oleh Antonius Rumadi, mantan Direktur Marketing dan Direktur Operasional PT PSS.

Tak cuma Penasihat Tim, PSS juga punya Dewan Pembina yang dijabat oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Boy Rafli Amar.

Ditambah lagi dengan Dewan Penasihat PT PSS yang diisi oleh Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo, Wakil Bupati Sleman Danang Maharsa. Kemudian dua mantan manajer PSS yakni Dwi Retno Sukmawati dan Sismantoro. Terakhir, ada nama Muhammad Yazid.

Komposisi Dewan Penasihat yang kental dengan aroma politik ditepis oleh Andywardhana, yang menegaskan bahwa PSS Sleman tidak akan menjadi kendaraan politik.

Belum diketahui sejauh mana pembinaan yang sudah dilakukan oleh Komjen Boy Rafli Amar, atau nasihat-nasihat apa yang sudah diterima dari Dewan Penasihat. Sudah diberikan pembinaan dan nasihat tapi tidak dijalankan, atau sebaliknya tidak pernah minta dibina dan dinasihati.

Ada anggota Dewan Penasihat yang bersuara di media, yakni Sismantoro yang mengomentari posisi cukup rawan dari PSS. Ia mengemukakan hal itu di sebuah media.

"Saya tagih janji manajemen sekarang, kok hasil pertandingan PSS tidak kunjung membaik malah mepet-mepet zona degradasi. Untuk naik ke Liga 1 itu butuh waktu 11 tahun lho dulu, jangan sampai tahun ini degradasi lagi," ungkap mantan manager yang akrab dipanggil Lek Sis itu.

Tentunya jika ada manajemen pembinaan atau nasihat PT PSS tak mau mengumumkannya ke publik. Masa tim sekelas PSS Sleman yang sudah memasuki tahun keduanya di Liga 1 masih perlu dibina dan dinasihati seperti Karang Taruna atau organisasi remaja. Tapi jika begitu kok ada Dewan Pembina dan Dewan Penasihat?

Kedua, benarkah keterpurukan tim saat ini hanya kesalahan dari jajaran pelatih dan konsultan? Bagaimana peran manajer tim yang dijabat oleh Bambang Mariano yang akrab dipanggil Abe Mariano?

Nama Abe yang penggemar vespa, seperti halnya Andywardhana, diumumkan sebagai manajer baru pengganti Danilo Fernando (kini Direktur Teknik Persik Kediri) pada 26 November 2021.

Peran manajer sangat penting di sebuah tim sepak bola. Ia berperan dalam mengelola semua aspek organisasi, administrasi, dan komunikasi tim. Termasuk juga urusan transfer pemain

Aspek lainnya yang menjadi bagian dari seorang manajer adalah menjembatani antara para pemain dengan keluarga. Selain itu mengawasi kebutuhan pemain, seperti obatan-obatan hingga logistik

Melihat peran penting manajer itu, tentu jika ada yang tidak berjalan seperti yang diharapkan jelas mempengaruhi penampilan tim. Soal administrasi misalnya, jika tidak berjalan seperti yang diinginkan jelas membuat pusing Pelatih yang ingin lebih bisa fokus melatih dan meningkatkan kemampuan pemain.

Bagi publik, dua hal yang sering diketahui adalah peran manajer sebagai sosok yang mampu memberi semangat bagi tim dan menghadapi media, baik sebelum maupun setelah pertandingan.

Seperti yang dilakukan oleh Manajer Arsenal, Mikel Arteta saat menyemangati para pemain di ruang ganti saat istirahat. Saat itu Arsenal tertinggal 0-1 di babak pertama menghadapi Wolverhampton Wanderers di di lanjutan Liga Primer Inggris 2021/2022, di Emirates, Jumat (25/2/2022).

"Saat halftime saya bilang, jika kami ingin berada di peringkat ketiga atau keempat bersama tim-tim besar, kami harus bangkit di babak kedua dan mengalahkan mereka. Itu spirit dari half time dan kami mampu melakukannya," kata Arteta.

Pidato Arteta berhasil melecut The Gunners bangkit dan menang 2-1 saat memasuki babak kedua. Dua gol balasan Arsenal pada penghujung babak kedua.

Apa yang dilakukan oleh Arteta, juga manajer-manajer lainnya, apakah juga sudah sudah berjalan di PSS Sleman? Bagaimana komunikasi manajer dengan tim pelatih dan pemain, dengan media dan suporter?

Para pemain PSS Sleman merayakan gol ke gawang Borneo FC (Foto : LIB)
Para pemain PSS Sleman merayakan gol ke gawang Borneo FC (Foto : LIB)
Manajemen PSS harus melihat hal itu juga, karena performa tim tidaklah semata pada strategi pelatih, kesiapan fisi atau kondisi lapangan yang buruk. Suasana di internal sebagai satu kesatuan tim juga mempunyai pengaruh bagi pemain .

Tak mesti suasana itu harus dengan pemberian hadiah mewah bagi pemain, seperti yang dilakukan manajer timnas Thailand, Nualphan Lamsam. Sosialita yang akrab dipanggil Madam Pang memberi hadiah iPhone 13 dan jam tangan Rolex saat Thailand melaju ke semi final Piala AFF 2020.

Hadiah memang dibutuhkan oleh pemain, semisal bonus dan tambahan dari kocek pribadi manajer. Namun ada yang lebih penting dari itu yakni komunikasi, kepedulian dan perhatian dari manajer kepada pemain.

Kebersamaan yang tak harus dengan duduk di kafe atau restoran mewah merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh pemain. Mereka merasa punya kakak, orangtua dan sahabat berbagi selain dengan sesama pemain. Kebersamaan yang dibutuhkan sebuah tim yang sedang terluka seperti PSS Sleman.

Apakah hal-hal itu tidak menjadi salah satu unsur yang memengaruhi penampilan pemain? Semangat juang, berdarah-darah di lapangan tak luput dari suasana internal yang kondusif.

Publik juga perlu mengenal manajer tim, dan yang paling mudah dengan mengetahui pernyataan atau jawabannya saat berbicara dengan wartawan. Apa yang disampaikan ke media akan terbaca, diperhatikan oleh suporter.

Ketiga, pemahaman yang bisa dipelajari tentang dunia sepak bola. Memang ideal yang diinginkan adalah sosok di manajemen yang pernah bersentuhan dengan sepak bola. Apalagi pada diri seorang manajer tim.

Bisa dibayangkan jika mereka yang duduk di manajemen terkaget-kaget dan heran adanya biaya latihan, pengobatan untuk pemain yang cedera, kandang dan tandang, adanya bonus kemenangan dan lainnya. Sesuatu yang sangat bertolak belakang dengan dunia usaha yang sebelumnya dikenalnya.

Proses belajar ini tak bisa lambat, harus cepat dan yang mudah adalah membaur dengan mereka yang ada di tim.

Jika cara pandang itu tak berubah, jelas berpengaruh pada sebuah tim. Belanja obat-obatan, peralatan, mess, menu makanan bisa berkurang kuantitas dan kualitasnya.

Maka, daripada memberi ultimatum yang sekilas terkesan keren dan gagah, lebih baik menelisik lebih dalam apa faktor yang membuat PSS Sleman kurang nggetih, tanpa semangat dan seperti berlari-larian saja di lapangan.

Itu pun jika mau dilakukan. ***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun