Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pola Pikir, Pendidikan, dan Gorengan

22 Februari 2021   17:12 Diperbarui: 22 Februari 2021   17:42 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Siswa Bintang Putra Melati sedang berlatih di salah satu lapangan di Sleman. (foto: Ist/dokpri)

Menjawab pertanyaan lainnya dalam webinar itu, Eladio menyoroti soal buruknya lapangan dan fenomena pemain muda bermain di beberapa SSB untuk turnamen atau kompetisi.

Pertandingan dalam kompetisi sangat penting bagi pemain, tapi yang sering dijumpai adanya fasilitas lapangan yang buruk. Rumput yang tipis, lebih banyak tanah atau pasir, bahkan berlumpur saat hujan lebat. Sehari bisa dipakai untuk lima pertandingan. "Ini bukan sepakbola,"komentarnya.

Siswa Bintang Putra Melati sedang berlatih di salah satu lapangan di Sleman. (foto: Ist/dokpri)
Siswa Bintang Putra Melati sedang berlatih di salah satu lapangan di Sleman. (foto: Ist/dokpri)
Tentang banyaknya ditemui pemain yang berlaga membela beberapa SSB, Eladio menilai hal itu bisa berpengaruh pada pembentukan pembinaan mental yang diinginkan. Ia memberi contoh tidak mungkin pemain Real Madrid akan bermain untuk Barcelona, karena masing-masing pelatih punya visi sendiri.  

"Karena itu di EDF LaLiga Academy dilarang untuk memperkuat akademi atau SSB lain. Di EDF. Di sini menang kalah dengan pemain sendiri, tidak pinjam pemain. Bisa saja di SSB lain yang ia perkuat punya filosofi dan gaya lain, sepeti harus menang serta juara. Beda dengan di EDF. Pemain akan bingung dengan situasi yang berbeda," tegas Eladio.

Perubahan pola pikir dari fixed mindset memegang peran besar dalam pembinaan usia muda. Jika itu terus dipertahankan, akan menular pada pemain yang cenderung menghindari tantangan-tantangan dan fokus berlebihan pada sesuatu yang sudah diketahuinya saja.

Para pelatih, pemilik akademi atau SSB dan juga orangtua pemain muda mestinya memiliki pola pikir yang berkembang (growth mindset).

Carol S.Dweck,  professor psikologi dari Stanford University dalam bukunya yang terkenal, "Mindset" menuliskan growth mindset adalah pola pikir seseorang yang percaya bahwa kecerdasan dapat dikembangan. Ia akan punya keinginan untuk memperbaiki diri. Jika diberikan tantangan, ia akan coba melaluinya dengan penuh keyakinan.

Potensi seseorang, kata Carol S.Dweck, bukanlah dari kemampuan tapi dari cara pandang akan kemampuan tersebut, dan kepercayaan bahwa sesuatu dapat dikembangkan.

Dari penelusuran profil berbagai tokoh dunia di bidang musik, sains, sastra, olahraga dan bisnis, ditemui bahwa tokoh yang berpola pikir tumbuh lebih mampu mempertahankan kesuksesan, dan kegembiraan hidup.

Hal itu dikarenakan mereka lebih menekankan proses belajar dan peran ikhtiar daripada mengandalkan bakat dan kecerdasan.

Pembinaan sepakbola usia muda, yang bisa diawali dari usia 8 tahun, hendaknya bertumpu pada pola mikir yang terbuka. Sesuatu yang bisa diajarkan secara nyata oleh para pelatih dan pemangku kebijakan di negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun