Ia menyebutkan di LaLiga bukan hasil, atau target juara yang dicari karena itu soal kedua. Tapi yang utama bagaimana pemain bisa mengerti bagaimana bermain bola yang baik seperti yang diinginkan.
Perbedaan lain pada pemenuhan nutrisi yang sangat penting bagi pemain. Ini hal yang sulit untuk dipantau, karena anak makan di rumah. Pelatih hanya bisa menyampaikan apa yang bagus untuk mereka.
Eladio mengatakan, masalah asupan nutrisi ini terkait dengan budaya. Hal itu tentu berbeda saat pemain sudah memasuki sepakbola professional, yang menu makan sudah diatur."Seharusnya tidak makan banyak gorengan, meski itu memang enak," ujarnya sambil tersenyum.
Pendidikan
Untuk memiliki pemain masa depan harus mau menciptakan pemain dari usia dini. Semakin lama hal ini ditunda, usia pemain juga terus bertambah, semakin sulit untuk mengerti saat berkiprah di sepakbola profesional. Jika dimulai dari usia 8 tahun dan seterusnya, akan semakin bagus bagi perkembangan sepakbola suatu negara.
Hal lain yang menarik disimak dari paparan Eladio adalah pentingnya pendidikan bagi anak. Ia memberi contoh pernah menerima keluhan dari orangtua yang anaknya nakal di sekolah. Di EDF LaLiga, misalnya, komunikasi dengan orangtua siswa sangat penting. Bertanya tentang bagaimana nilai siswa di sekolah, kenakalan dan lainnya.
Menghukum anak karena nakal dengan larangan berlatih satu atau dua minggu bisalah dimengerti. Tapi jika melarang berlatih selamanya itu akan memberi dampak psikologis buat anak.
Hal seperti itulah, katanya, yang kurang disadari oleh banyak orangtua. Pendidikan itu sangat penting bagi anak, karena meski punya bakat besar belum tentu akan menjadi pesepakbola profesional.
Saat siswa akademi kembali dari latihan, mereka kembali pada kehidupan yang normal. Bukannya 24 jam bermain bola. Di sinilah pentingnya pendidikan bagi mereka.
Soal postur tubuh, ia mengatakan hal itu bukan merupakan factor penentu kesuksesan seorang pemain. Secara postur pemain Indonesia dan Spanyol tak beda jauh, lain jika dengan mereka yang dari Eropa.
Lionel Messi, David Silva misalnya tidak tinggi, mirip dengan orang Indonesia. Jadi tidak perlu minder dengan postur tubuh.