Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Benarkah Hak Siar Liga 1 Jauh Lebih Mahal dari Liga Inggris?

31 Januari 2020   04:47 Diperbarui: 31 Januari 2020   05:13 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor TVRI (Foto : Istimewa)

Masalah pemecatan Helmy Yahya sebagai Direktur Utama TVRI oleh Dewan Pengawas tak Cuma menjadi persoalan tersendiri bagi stasiun televisi plat merah itu saja. Menjadi melebar saat Helmi menyinggung soal salah satu alasan kenapa ia lebih memilih Liga Inggris ketimbang Liga 1.

"Kalau ada yang bertanya, kenapa (TVRI) tidak membeli Liga Indonesia, karena harganya empat kali atau lima kali lipat dari Liga Inggris," kata Helmi dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (28/1/2010).

Tentu saja pernyataan itu bisa membuat dahi berkerut, karena siapapun tahu Liga Inggris atau Premier League merupakan kompetisi yang paling banyak ditonton di dunia dengan 4,7 miliar. Harga hak siarnya pun sangat mahal, bahkan menjadi termahal di dunia.

Mengutip data Transfermrkt, valuasi Liga Primer pada Agustus 2019 sebesar EUR 9,12 miliar (Rp 142,96 triliun). Nilai yang lebih tinggi dari liga-liga top Eropa lainnya seperti La Liga (EUR 6,15 miliar/Rp 96,4 triliun), Serie A (EUR 5,17 miliar/Rp 81,04 triliun), Bundesliga (EUR 4,48 miliar/Rp 70,23 triliun), dan Ligue 1 (EUR 3,22 miliar/Rp 50,47 triliun).

Dikutip dari AP, hak siar Liga Inggris di seluruh dunia naik delapan persen ke 9,2 miliar poundsterling atau setara Rp164,4 triliun untuk tiga tahun ke depan mulai 2019 hingga 2022.

Mahalnya hak siar itu membuat pendapatan hak siar domestik mengalami penurunan. Meski begitu, namun menurut Direktur Eksekutif Premier League, Richard Masters Premier League mendapatkan kenaikan pendapatan dari hak siar perusahaan luar Inggris.

Premier League meraih kenaikan 30 persen dari hak siar Liga Inggris dari perusahan-perusahaan luar negeri untuk tiga musim ke depan. Premier League mendapatkan 4,2 miliar poundsterling atau setara Rp75 triliun dari perusahaan luar negeri.

siaran-liga-inggris-mola-tv-5e334d39097f36777b0652c2.jpg
siaran-liga-inggris-mola-tv-5e334d39097f36777b0652c2.jpg
Maka jika Helmy Yahya mengatakan bahwa hak siar Liga 1 sampai lima kali lebih mahal dari Liga Inggris, rasanya aneh sekali. Sebegitu mahalkah Liga 1 yang dalam musim kompetisi 2019 memiliki animo penonton dengan angka 2.863.876 itu?. Jumlah penonton yang menempati urutan keempat Asia.

Berapa yang dibayar oleh TVRI untuk menyiarkan Liga Inggris dalam setahun? Helmy Yahya mengatakan hanya US$3 Juta. Dari harga itu, sebanyak US$1 Juta komitmen diambil iklannya, jadi TVRI hanya membayar US$2 Juta (sekitar Rp 27 miliar).

"Dihitung-hitung hanya Rp 130 Juta per episiode atau per jamnya,"jelasnya.

Jumlah yang terbilang murah itu mendapat mendapat tanggapan dari Reva Dedy Utama, pakar pertelevisian tanah air. Harga penayangan Liga Inggris, ujarnya, secara head to head per musim untuk wilayah Indonesia mencapai US$40 Juta (Rp 545 miliar) untuk 380 laga. Sedangkan nilai Liga 1 hanya US$ 13 Juta (Rp 177 miliar) untuk 306 pertandingan.

Satu hal lagi yang luput dari perhatian, TVRI bisa mendapatkan harga lebih murah karena tidak langsung membeli semua pertandingan ke operator kompetisi Liga Inggris. Stasiun televisi tersebut lewat Mola TV yang merupakan broadcaster resmi Liga Inggris tanah air.

"Selain itu, TVRI hanya mendapatkan satu pertandingan sepekan dan hanya satu rights free to air (FTA). Itu pun bukan laga yang super big match. Mungkin jenis rights-nya sekali tayang alias tidak boleh rerun. Bisa jadi juga dapat harga diskon karena Mola TV mungkin butuh TVRI agar terhindar dari gosip monopoli, Padahal, tidak ada kaitannya soal monopoli itu dalam jual beli program TV" kata Reva.

PS Sleman saat pembukaan Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (Foto : Republika)
PS Sleman saat pembukaan Liga 1 2019 di Stadion Maguwoharjo, Sleman. (Foto : Republika)
Melihat dari hitungan itu, pernyataan Helmy Yahya tidaklah salah karena harga yang didapatkan TVRI bukan nilai aselinya, yang dibayar oleh Mola TV.

Hitungannya, jika nilai hak tayang Liga Inggris di Indonesia Rp 545 miliar, dibagi 380 pertandingan, maka per laga berkisar Rp 1,5 miliar. Sedangkan kompetisi Liga 1 dengan Rp 177 miliar untuk 306 laga jatuhnya Rp 578 juta. Hal ini jelas menunjukkan harga siar Liga Inggris jauh lebih mahal dibandingkan Liga 1.

Selain itu, perlu dicermati juga pernyataan Helmy itu sebagai pembelaan dirinya atas kasus pemecatan yang terjadi. Ia tak memaparkan data tentang partai atau laga mana yang sudah disiarkan oleh TVRI.

Penjelasan soal harga tayang Liga Inggris itu juga bisa dinilai tidak etis dari segi bisnis karena telah membocorkan nilai kontrak. Dalam konperensi persnya di Jakarta pada 21 Jun 2019 Helmi Yahya tidak mau membeberkan nilai kontrak TVRi dengan Mola TV soal tayangan Liga Inggris.

"Kami menolak memberi tahu masalah angka (kontrak) karena bagian dari bisnis, ini kerja sama TVRI dengan Mola TV, angka (kontrak) tidak boleh bocor," kata Helmy dalam konferensi pers tersebut. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun