Bermula dari kesukaannya bermain sepakbola, lalu setiap minggu berjalan-jalan ke berbagai kota di Jawa Timur, Sony Setyaji mewujudkan pertanyaan tentang sebuah wadah bagi anak-anak berbakat di Nganjuk, Jawa Timur.
Berdirilah Nganjuk Football Foundation (NFF) yang berlokasi di Tanjunganom, Nganjuk, Jawa Timur pada 10 Oktober 2018.
Sejak usia 10 tahun Sony sudah tersihir oleh sepakbola. Ia berlatih di kampung sendiri di Lapangan Desa Malangsari, Tanjunganom, Nganjuk. Saat bersekolah di SMA Negeri 1Tanjunganom ia tak hanya menjadi pemain tapi juga turut mengelola kegiatan ekstra kurikuler sepakbola.
"Dari situ saya belajar secara otodidak tentang bagaimana mengelolaan sebuah tim. Saya juga banyak membaca buku, majalah atau berdiskusi dengan mereka yang berpengalaman dalam klub,"tutur Sony yang jadi CEO NFF.
Keinginan mendalami dunia sepakbola, terutama pengelolaan klub dan sekolah sepakbola membawa Sony mengunjungi berbagai kota seperti Kediri, Tulungagung, Malang, Madiun dan lainnya.
Perjalanan yang memberi cakrawala baru bagi Sony tentang gilanya masyarakat akan sepakbola. Ia pun bertemu dengan banyak orangtua yang sedang mengantarkan anaknya berlatih sepakbola.
Para orang tua itu sangat mendukung anak-anaknya berlatih, karena melihat sepakbola menjanjikan masa depan yang bagus.
Sony selalu teringat perkembangan sepakbola di Nganjuk, kota kelahirannya 41 tahun lalu, yang belum memiliki sekolah sepakbola yang baik. Beberapa SSB yang ada dilatih pelatih lokal, otodidak tanpa lisensi, tanpa jaringan ke klub besar. Banyak juga anak-anak berbakat belajar sepakbola ke Kediri.
NFF lalu didirikannya dengan mengusung konsep profesional, menuju suatu akademi sepakbola profesional dengan konsep yang jelas. Tak hanya sumber daya manusia yang disiapkan, seperti pelatih berlisensi AFC tapi juga infrastruktur seperti lapangan milik sendiri, kesekretariatan, dokumentasi dan arsip yang rapi.
Di awal berdirinya NFF, sudah dicoba mengiirim tim untuk mengikuti turnamen  AG Selection KU 2009 di Kediri dan mampu menyabet juara ke-3.
Padahal, sejak awal tak ada ambisi untuk menjadi juara berbagai turnamen, karena yang terpenting adalah pengembangan kemampuan dan didapatnya jam terbang bagi para siswa NFF.
Selain itu, pengurus dan pelatih diminta untuk menimba pengalaman dari akademi-akademi lainnya tentang pengelolaan yang profesional. Entah itu menyangkut sistem latihan, persiapan latihan, gaji dan lainnya. Semuanya itu dijadikan bahan evaluasi, lalu dikemas untuk pengembangan NFF.
Tak hanya ikut turnamen, beberapa pemain NFF juga dikirimkannya mengikuti seleksi di tim-tim seperti Bhayangkara FC, PS Sleman dan lainnya. Ada yang saat ini bermain di Nganjuk Ladang FC yang mengarungi Liga 3 2019.
Gebrakan yang dilakukan NFF dalam rentang usianya yang masih belia mampu menarik perhatian masyarakat Nganjuk. Apalagi dalam waktu setahun sudah 34 tropi kejuaraan mampu dikoleksi oleh akademi, baik dari tingkat regional, provinsi maupun nasional.
Terbukti dalam setahun sejak berdirinya sudah memiliki 200 siswa. Tak hanya itu, Askab PSSI Nganjuk pun menunjuk NFF sebagai akademi percontohan.
Fasilitas yang dimiliki NFF diakui oleh Sony belumlah lengkap atau mewah. Hal ini bukan semata karena akademi itu baru tapi dimaksudkan agar calon siswa tidak terbebani dengan biaya yang mahal.
Perjalanan NFF masih jauh meski keberadaannya sudah diakui masyarakat dan PSSI Nganjuk. Sony pun pada Agustus 2019 lalu ditugaskan Askab PSSI Nganjuk menjadi pimpinan pengembangan usia dini di Ngajuk.
Sony sendiri melihat NFF belum menjadi akademi yang besar, hanya menuju ke arah lebih baik, lebih profesional.
Kalau pun berkembangannya seperti sekarang, itu berkat adanya orang-orang hebat di dalamnya. Ia menunjuk tim pelatih yang berperan besar. Mereka antara lain Ary Yudo Suharso, Nanang Kuswoyo, Guntur Martasima, Yusfi Ashar Hanafi, Eka Suryawan dan Diki Aprianto,"kata Sony merendah.
Namun, meski NFF sudah sejajar dengan akademi-akademi sepakbola lainnya di Jawa Timur, namun lelaki berpenampilan sederhana itu belumlah mau berhenti di situ saja.
"Saya ingin NFF sebagai akademi sepakbola yang menjadi tujuan anak-anak untuk mengembangkan bakatnya,"tegasnya.
Maka Sony pun terus mempersiapkan NFF terus mengepakkan sayapnya, terbang melampaui Nganjuk. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H