Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Final Liga 2 2018 Juga Menghasilkan Wasit Gaib

9 Desember 2018   13:35 Diperbarui: 9 Desember 2018   17:05 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Liga 1 2018 juga meruak kekecewaan dari pelatih Persela Lamongan, Aji Santoso atas kepemimpinan Ikhsan saat memimpin laga di di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, 11 September 2018. Laga berakhir 3-2 untuk kemenangan tuan rumah, Bali United. Aji Santoso menilai sang wasit tidak fair, merusak kerja keras timnya.

tangkapan layar Liga 2
tangkapan layar Liga 2
Ikhsan sendiri pernah dicoret dalam Piala Jenderal Sudirman yang berlangsung Desember 2015. Saat itu, bersama empat wasit lainnya Ikhsan dicoret karena dianggap bermasalah dan merusak citra turnamen.

PSSI sendiri di awal Agustus 2018 lalu pernah menyatakan akan melakukan perombakan Komite Wasit, Komite Disiplin dan Komite Banding.  Komite Wasit sendiri diketuai oleh Condro Kirono dengan Wakil Ketua  Juni Ardianto Rachman dan Anggota Purwanto, Nasrul Koto  dan Yesayas Leihitu. Perombakan itu hingga kini belum terjadi, begitu juga di Komdis dan Komding.

Menguap?

Ajaibnya lagi, hingga kini PSSI lewat organnya yakni Komite Wasit belum memberikan penjelasan, dua minggu setelah usainya final Liga 2 2018. Apakah terjadi miskomunikasi dengan Match Commisioner saat itu? Jika itu alasannya, bukankah ada perangkat komunikasi yang memudahkan melakukan koordinasi?.

PT Liga Indonesia Baru pun belum bersuara atas kejadian, meski gawean kompetisi jadi tanggung jawabnya.

Menjadi pertanyaan besar, apakah pergantian mendadak seperti itu akan dibiarkan begitu saja?. Lalu apa makna taat aturan setelah DSP ditandatangani, apakah begitu saja seenak udelnya dilanggar oleh PSSI yang punya kuasa menugaskan wasit?.

Bukankah PSSI sendiri sering menyatakan tekadnya meningkatkan kualitas perwasitan. Seperti mengadakan berbagai kurus bagi wasit yang diadakan pada 9 hingga 12 November 2018 di Cikarang, Bekasi.

Kasus keterlibatan Hidayat, Exco PSSI yang berbuntut sanksi dari Komdis dan pengunduran dirinya seharusnya memberi pelajaran bagi PSSI untuk tidak bersikap defensif. Menaifkan segala reaksi berseliweran,  akan dilupakan, berlalu dihembus angin sepoi-poi.

PSSI semestinya lebih aktif melakukan perbaikan citranya yang terus merosot, sebagian karena sikap dan pernyataan Ketua Umum-nya yang rangkap jabatan dan sering kontroversial. 

Tak bisa lagi bereaksi atas kejadian yang diributkan netizen dan penggemar sepakbola nasional. Harus ada langkah-langkah strategis, serta cepat di rentang sisa waktu kepengurusannya yang akan berakhir pada 2020 mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun