Apa yang bisa dilakukan oleh PSSI untuk mewajibkan klub-klub Liga 1 itu? Banyak jalan sebenarnya, misalnya melalui skema subsidi yang diberikan kepada klub dalam mengarungi kompetisi.
Seperti pada Liga 1 tahun 2018 ini, subsidi yang diberikan kepada 18 klub peserta sebesar Rp 7,5 miliar mengalami perubahan skemanya. Uang sejumlah Rp 5 miliar diberikan langsung, sisanya yang Rp 2,5 miliar akan diberikan jika klub memiliki aktivitas pembinaan usia muda. Klub-klub diwajibkan mengajukan proposal terkait kegiatan pembinaan itu, karena terkait masalah untuk lisensi.
PSSI bisa memberlakukan skema serupa kepada klub, meski mungkin muncul tuntutan penambahan dana subsidi, dengan mewajibkan klub membentuk tim putri. Artinya, tim putri bentukan klub itu mendapatkan sebagian subsidi sebagai peserta Liga 1 2019 mendatang.
Setelah PSSI bergerak, kita hanya perlu menantikan sejauh mana pemerintah menunjukkan kepeduliannya akan pengembangan sepak bola wanita ini?
Hingga saat ini, rasanya pemerintah belum menunjukkan kepeduliannya, setidaknya melalui pernyataan Menpora yang lebih suka pada even turnamen seperti Piala Presiden atau kekisruhan di Liga 1.
Even bergengsi Piala Piala AFF U-16 Girls Championship 2018 di Palembang yang sepi penonton itu tak tampak satu pun pejabat pemerintah yang hadir. Padahal even itu tak hanya merupakan kehormatan bagi Indonesia sebagai penyelenggara, tapi juga momen untuk lebih memasyarakatkan sepak bola wanita.
Kini sepak bola wanita telah dibangunkan dari tidurnya, Jangan dibiarkan tertidur lagi setelah membuka harapan itu.
PSSI dan pemeritah harus bergandeng tangan mengembangkannya dari dasar. Bersama-sama mengubah pola pikir masyarakat tentang sepak bola wanita sebagai hobi semata.
Mungkin mereka harus mendengarkan ucapan salah satu  pemain timnas wanita di bawah ini, setelah dikalahkan Thailand dengan skor 13-0 (sedikit editing tanpa mengubah satu kata pun *penulis)
"Kami tidak malu... yang malu adalah mereka yg mencaci maki hasil akhir ini karena semua berusaha dan mereka tahu bahwa timnas kita tidak tidur di lapangan. Memang lawan Thailand bukanlah level kita karena mereka sudah level Piala Dunia. Tapi tidak apa-apa 3 tahun tak ada kompetisi dan tidak ada timnas...
Belajarlah dan belajar jangan putus asa... buat teman-teman sosmed tolong berikan masukan yang positif buat pemain, jangan mencaci-maki karena timnas kita juga berjuang buat bangsa." ***