"Jika ada pencabutan peminjaman, berarti ada surat perjanjian antara kedua klub?. Berarti Gonzales tidak minggat dari Madura United? Berarti ada transfer uang sekian rupiah dari PSS ke Madura United".
Peminjaman itu memang ada, tertanggal 15 April 2018, yang berisi empat poin dan tidak ada klausul yang berbunyi "sewaktu-waktu bisa dicabut" oleh pihak pertama (Madura United).
Peminjaman itu juga sah, karena ketika Gonzales bermain bersama PSS Sleman pada 26 April 2018, berarti ia sudah diakui sebagai pemain klub itu oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Logika dari fakta yang ada tidak meredam badai yang menimpa Gonzales. Sehari setelah itu, menjelang melakukan pemanasan ke lapangan di markas Persegres Gresik, turun perintah dari PT LIB bahwa Gonzales dicoret dari Daftar Susunan Pemain (DSP).
Entah apa reaksi dan suasana yang ada di ruang ganti pemain saat itu. Kegaduhan, kemarahan, kekecewaan ataukah tangis yang ada?. Entah.
Melalui media, bisa dibaca reaksi PSS Sleman yang muncul keesokan harinya, 7 Mei 2018 melalui manajer tim, Sismantoro.
"Apa yang sudah diminta Madura kita penuhi, bukti transfer sudah ada, surat keluar dari Madura sudah kita pegang, pengesahan dari PT Liga sudah ada. Lha kenapa waktu technical meeting nggak ada masalah, baru 30 menit sebelum pertandingan tiba-tiba ditelepon nggak boleh dimainkan. Ini gila to," ujarnya.
Keputusan itu juga terbilang ekstra cepat. Jika mengacu pada pernyataan pencabutan peminjaman pada 5 Mei 2018, yang jatuh hari Sabtu berarti hanya sehari saja sudah ada keputusan dari PT LIB, tepatnya 6 Mei 2018 yang hari Minggu.
Sejak Itulah
Gonzales tak sekedar pemain kelas atas, ia juga tumpuan PSS Sleman untuk mampu naik kasta ke Liga 1. Maka ia dikabarkan jadi pemain dengan kontrak termahal di Liga 2 dengan status pinjaman dari Madura United.
Sejak itulah Gonzales tak lagi bisa mengenakan seragam PSS Sleman, tak bisa turun membela klub kebanggaan warga Sleman yang berjuluk Elang Jawa.