Tak hanya itu, hanya sehari saja setelah pembatalan surat itu, PT Liga Indonesia Baru (LIB) mencoretnya dari Daftar Susunan Pemain ketika hanya 30 menit hendak turun membela PSS di markas Gresik United. Pencoretan yang hanya melalui telepon saja ke manajemen PSS.
Ia hanya diam. Tak berkata satu kata pun di media. Kejadian yang terbilang langka di republik ini seperti terlupakan. Seolah kearoganan yang ada merupakan peristiwa biasa saja.
Namun sejarah masih mencatat debutnya pada 21 November 2010 sebagai anggota timnas sepak bola Indonesia melawan Timor Leste dan langsung mencetak dua gol di debut pertamanya.
Kini ia berpasrah diri bersama istrinya, Eva dan keempat anaknya, menanti bagaimana akhir cobaan yang dialaminya.
"Saya hanya ingin nama saya dibersihkan. Selama ini saya tak punya musuh, berusaha tak menyakiti orang lain. Saya ingin bermain sepak bola lagi, di putaran pertama, bukan putaran kedua Liga 1," ucapnya dengan lirih.
Matanya menerawang. Diminumnya teh kesukaannya, yang dikirim dari negara asalnya Uruguay.
Sang legenda menahan sesak di dadanya. Dada yang pernah tertutup oleh kaos berlambang garuda.
El Loco, sang pembunuh, sedang menyusuri sunyi. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H