Mohon tunggu...
Kavya
Kavya Mohon Tunggu... Penulis - Menulis

Suka sepakbola, puisi dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sikap Tegas PSSI Terkait Kinerja Operator Kompetisi Jangan Sesaat Saja

24 Februari 2018   02:17 Diperbarui: 24 Februari 2018   11:15 1385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kentalnya aroma Persib di tubuh PT LIB tak pelak mengundang tudingan keberpihakan. Memang soal sorotan itu ditepis oleh perusahaan itu, tapi tetap tak bisa menghilangkan kecurigaan yang ada, seperti terhindarnya Persib Bandung dari sanksi berat atas tindakannya walk out saat menghadapi Persija Jakarta di Stadion Manahan, Solo.

Dari aspek profesional bisnis, Glenn Sugita tak perlu diragukan lagi kehandalannya. Ia  pendiri Northstar Group (bersama Patrick Waluyo) yang berbasis di Singapura. Northstar Group merupakan perusahaan di bidang private equity,  berkantor pusat di Singapura dengan dana kelolaan mencapai US$ 1,8 miliar (data tahun 2015). Di tahun 2015 pula Northstar menanamkan investasi ke Gojek.

Namun, mengelola kompetisi sepak bola tentu berbeda dengan berbagai perusahaan yang dimilikinya. Di dalamnya banyak dinamika, ego klub, gesekan suporter atau soal regulasi yang tidak bisa dibuat sembarangan. Belum lagi adanya benturan kepentingan karena masih adanya rangkap jabatan seperti di PSSI dengan klub.

Membawa kepercayaan tinggi dari PSSI, dengan mayoritas pebisnis di jajaran komisaris dan direksinya, soal resiko kemacetan pembayaran dari pihak sponsor tentu sudah masuk kalkulasi.

Bisa dipertanyakan sejauh mana kekuatan negosiasi atau lobi dari PT LIB terhadap partner bisnis yang belum membayar hingga membuat klub kelimpungan.

Apakah para pengusaha kelas kakap di PT LIB tidak bisa (atau tidak mau) menalangi pembayaran hak-hak klub Liga 1, juga hadiah juara Liga 1, 2 dan 3? Mereka saja yang tahu dan bisa menjawabnya.

Mencermati soal belum dibayarnya hak klub dan juga berbagai regulasi kompetisi yang inkonsisten, rasanya sebutan "baru" pada nama PT LIB akan dimaknai sebagai perusahaan yang baru punya pengalaman mengelola kompetisi.

Mayoritas

Hal lain yang juga perlu dipertanyakan adalah tentang kepemilikan saham klub Liga 1, yang oleh PSSI dan PT LIB sendiri dinyatakan sebagai mayoritas dengan 99%. Sisanya yang 1% dipegang PSSI, dengan status saham istimewa sebagai pengambil keputusan dan memiliki hak veto.

Komposisi kepemilikan saham klub Liga 1 itu tak beda dengan saat kompetisi masih bernama ISL, sesuai dengan keputusan Kongres Luar Biasa PSSI di Bali tahun 2011. Pemberian saham mayoritas yang ketika itu ditengarai sebagai langkah Nurdin Halid untuk menarik hati klub-klub sebagai pemilik suara di kongres.

Kepemilikan saham mayoritas ini tentu perlu diperjelas statusnya, benarkah klub Liga 1 memilikinya secara hukum, atau hanya pepesan kosong saja untuk menyenangkan hati mereka? Apakah klub turut memberikan penyertaan modal, atau hanya diberi cuma-cuma begitu saja?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun