Penulis : Johanna Ririmasse
"Ah...ah...ah..."
"Apa? Bilang apa, sayang?"
"Ah...ah...ah...."
"Aahh...sudah mau bicara ya?! Pintar, Nak!"
Dialog sederhana diatas merupakan respon kegembiraan orang tua, saat mendapati si bayi buah hati kesayangannya, mulai menunjukan banyak kemajuan dalam setiap perkemangannya. Termasuk, perkembangan bicara. Papa dan Mama pasti senang mengikuti perkembangan bicara bayi, dan berupaya untuk memberikan stimulasi yang baik, agar bayi dapat memenuhi tugas-tugas perkembangannya.
Elizabeth Hurlock, salah satu ahli perkembangan menyoroti masa tumbuh kembang anak, didalam tahapan masa bayi atau babyhood. Hurlock mengkategorikan usia kronologis masa bayi atau babyhood, sekitar usia 2 minggu sampai 2 tahun. Selanjutnya, Hurlock juga merumuskan benerapa tugas-tugas perkembangan yang dilalui pada masa bayi. Yaitu :
1. Belajar berjalan
2. Memakan makanan padat
3. Mencapai stabilitas fisiologis yang baik, terutama dalam hal merasa lapar, dan merasa mengantuk dan ingin tidur.
4. Berhubungan secara emosional dengan orang tua dan saudara kandung, juga orang lain disekitarnya.
5. Bayi juga sudah mulai mempelajari dasar-dasar bicara.
Pada awal tahapan bicaranya, bayi merasa senang mendengar suaranya sendiri, dan membuyikan bunyi suara-suara sesuai dengan kemampuan awal bicaranya. Sejalan dengan itu, tahapan perkembangan bicara bayi pun dimulai. Pada tahapan awal perkembangan bicaranya, kemampuan awal bicara bayi masih merupakan tahapan Cooing. Yaitu, satu tahapan dimana bayi hanya membunyikan suara-suara vokal. Seperti, aah, uuh, ooh, dan lainnya. Biasanya, tahapan perkembangan bicara Cooing tejadi, ketika bayi berusia 2 sampai 4 bulan.
Ketika Papa dan Mama melihat si buah hati mulai berbicara dengan cara cooing, maka Papa dan Mama akan senang dan bahagia meresponinya. Tetapi, tentu saja tak lupa juga Papa dan Mama memberikan stimulus yang baik, agar bayi lebih mengenal kemampuan bicara dan mengembangkan tugas perkembangannya dengan baik.
Bagaimana Memberikan Stimulus Saat Bayi Berbicara Pada Tahapan Cooing?!
Tiga cara sederhana yang dapat menstimulasi bayi, agar bayi menguasai kemampuan bicaranya pada tahapan bicara Cooing, sebagai berikut :
1. Memuji Usaha Bayi Berbicara Dengan Cara Cooing.
Ketika bayi Papa dan Mama sudah mulai berbicara dengan cara Cooing. Yaitu membunyikan vokal-vokal seperti aahh, uuuh, ooh dan lainnya. Maka, Papa dan Mama dapat memberikan pujian kepadanya. Pujian yang diberikan dapat berupa kata-kata seperti mengatakan si buah hati pintar, pandai dan lainnya. Juga, dibarengi ekspresi wajah senang dan gembira. Sehingga, bayi lebih mengerti maksud Papa dan Mama yang memujinya.
2. Ikut Membunyikan Suara Vokal Yang Dikeluarkan Oleh Bayi
Bayi belajar mempelajari sesuatu dari lingkungan melalui cara refleks dan imitasi. Cara refleks, misalkan ketika bayi lapar, bayi akan menangis, kemudian sang bunda memberikan susu. Maka, bayi belajar kalau lapar, bayi akan menangis dan bunda akan memberikan susu. Sementara, bayi belajar dengan cara meniru, yaitu bayi belanar meniru membunyikan suara yang didengar, atau ekspresi mimik wajah bunda, atau orang dewasa lainnya.
Oleh karena itu, ketika bayi sudah mulai membunyikan suara-suara vokal pada tahapan perkembangan  bicara Cooing. Bayi pun senang mendengar bunyi suaranya sendiri, juga bagaimana respon dari lingkungannya. Ketika bayi mendapati bahwa Papa dan Mama senang mendengarnya bicara, kemudian mengikuti bayi membunyikan suara vokal yang dilakukannya. Maka, bayi akan mendapat penguatan dan bayi pun belajar meniru dengan sendirinya. Dan, ketika Papa dan Mama membunyikan bunyi vokal yang lain, bayi pun akan belajar meniru bunyi suara yang ditunjukan Papa dan Mama.
3. Kembangkan Ketrampilan Bicara Bayi
Pada tahapan Cooing, kemampuan bicara bayi pun sudah mulai dapat dikembangkan. Papa dan Mama bisa menambahkan bunyi vokal lain yang belum dibunyikan bayi. Misalkan, bila bayi baru dapat membunyikan vokal aah dan ooh. Papa dan Mama dapat menolong mengembangkan kemampuan bicara bayi pada tahapan Cooing, dengan membunyikan bunyi vokal yang lain seperti uuh.., eehh.., dan juga iih.
Sebaiknya juga,bunyi vokal baru yang diajarkan sesuai dengan konteks situasi atau ekspresi yang pas. Mengingat, Papa dan Mama yang menstimulasi bayi. Jadi, bayi akan lebih paham kenapa mengeluarkan bunyi suara tersebut. Misalkan, saat bayi menangis. Papa dan Mama bisa ikut menangis, sambil membunyikan suara oek..oek..dan lainnya. Nah, Papa dan Mama selamat mengikuti perkembangan bicara buah hatinya ya!
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H