Sherly berbisik kepada Nona. "Hih, kakak Nona. Papa dan mama, mau jadi sopir dan kondektur busway."
***
Sore ini, Mama Aya meminta Papa Mathew untuk bercerita kepada anak-anak. Papa Mathew duduk di lantai, bersandar di sofa. Ann duduk diatas pangkuan papa Mathew. Anak-anak duduk disekitar papa Mathew. Papa Mathew membacakan ceritanya. "Kedua anak lelaki tersebut pun bertengkar. Anak lelaki yang pertama melihat sebuah kacang, berkata kalau kacang itu miliknya. Tetapi, sahabatnya berkata, aku yang pertama ingin mengambil kacang tersebut." Papa Mathew, berdehem sebentar. "Seorang anak lelaki bertubuh tinggi, melewati jalan tersebut. Dia melihat pertengkaran tersebut..."
"Terus, dia menolong mereka, papa Mathew."
"Hih, Queen. Tunggu saja papa Mathew cerita." Aura, protes.
Papa Mathew, hanya tersenyum. Dan, menyingkat cerita. Sebelum, konsentrasi Ann pecah. "Dia berkata kepada kedua sahabat yang bertengkar. Aku akan memberikan solusi, agar kalian tidak bertengkar. Dia membagikan kulit kacang menjadi dua. Sebelah kulit kacang diberikan kepada lelaki, yang pertama melihat kulit kacang ditanah. Kemudian, kulit kacang sebelah diberikan kepada lelaki yang pertama ingin mengambil kulit kacang. Sedangkan, isi kacang tersebut dimakan olehnya. Demikian, dia menyelesaikan pertengakaran antara dua anak lelaki tersebut."
"Papa Mathew, jadi kedua anak lelaki yang bersahabat dan bermain bersama. Mereka hanya mendapat kulit kacang ya?!"
Papa Mathew, mengangguk ke arah Mita. "Benar, Mita."
"Makanya, jangan bertengkar ya, papa Mathew?" Sherly, menyimpulkan cerita papa Mathew.
"Papa, jangan bertengkar ya. Sherly, jangan bertengkar ya. Aura, jangan bertengkar ya. Queen, jangan bertengkar ya. Mita, jangan bertengkar ya..." Ann, mengikuti ucapan Sherly. Kemudian, anak-anak pun sepakat untuk tidak bertengkar. Kemudian, bernyanyi bersama Biji-Biji Kecil.
***