Mama Shinta, mengangguk ke arah Ahmad. "Iya, Ahmad. Tadi, mama Shinta sudah menaruh baju Ahmad dan baju Samuel ditas ransel."
"Mama, ada uang receh?" Pak Kristo, bertanya kepada isterinya. "Papa mau bayar karcis parkir."
Ibu Shinta, mengambil beberapa lembar uang ribuan, dan memberikan kepada suaminya. Anak-anak pun bersiap untuk turun dari mobil. Samuel bertanya, apakah bekal makanan akan diturunkan juga. Ibu Shinta mengatakan, akan lebih baik diturungkan juga. John bersedia untuk mengangkat kardus, berisi minuman. Pedro dan Delon, menggotong termos berisi nasi. Anak-anak perempua, juga ikut menolong. Para orang tua, menelepon dan berterima kasih karena perhatian keluarga Kristo Wardhono. Mama Bata, juga berkata. Jika, dan tentu saja. Apabila suaminya, pak Fredrick sudah sadar dan berbaik hati. Maka, mereka akan menyusul ke Liang.
***
Para guru dari beberapa sekolah, sudah berkumpul di ruang pertemuan di pantai Liang. Beberapa murid, utusan atau perwakilan dari sekolaj juga hadir di sana. Acara Halal Bi Halal keluarga besar persekutuan sekolah dasar, Rayon Satu sudah berlangsung. Acara Halal Bi Halal di tahun ini, terlaksana dibawah tema yang ditetapkan panitia. Halal Bi Halal untuk menjalin ikatan kekeluargaan antar sekolah.Â
Ibu Suniarti Dahlan, sebagai ketua persekutuan sekolah Rayon Satu. Baru saja, memberikan sepatah kata untuk membuka acara Halal Bi Halal. Ibu Suniarti Dahlan, merasa bahagia. Sebab, acara Halal Bi Halal dapat terlaksana. Rekan-rekan guru dan para nara didik, dari berbagai keyakinan dan agama turut hadir. Sehingga, tema acara Halal Bi Halal semakin nyata. Pengawas pendidikan yang hadir, juga memberikan kesan dan pesan. Bahwa, tema acara Halal Bi Halal ini. Juga, mengingatkan tentang kerukunan hidup persaudaraan dalam tulisan Pemazmur. Dan, kerukunan hidup persaudaraan itu pun terjalin dalam acara Halal Bi Halal yang dilaksanakan sekarang. Kemudian, acara pun dilanjutkan.
"Bapak dan Ibu Guru, pimpinan sekolah. Rekan-rekan guru dan nara didik, yang saya kasihi. Kita akan menyaksikan. penampilan vocal group dari sekolah dasar Inpres Teladan.
Tepuk tangan, terdengar riuh di ruang pertemua. Ketika, para guru dari sekolah dasar Inpres Teladan naik ke panggung. Pak Niko. menyetel Yamaha inventaris sekolah. Pak Niko, memastikan apakah para guru sudah siap untuk bernyanyi. Ibu Erika akan bernyanyi solo dibait pertama, dan dilanjutkan bersama rekan-rekan guru yang lain. Ibu Erika, memegang mic dan mengangguk kearah pak Niko. Kemudian, pak Niko menarikan tangannya diatas tuts-tuts organ, memainkan nada intro dari lagu yang akan dinyanyikan.
"Tuhan..., tempat aku berteduh. Dimana aku mengeluh dengan segala peluh. Tuhan...Tuhan Yang Maha Esa. Tempat aku memuja  dengan segala doa..."
Anak-anak yang baru tiba, menghadiri gedung pertemuan. Anak-anak, ikut menyaksikan guru-guru sekolah mereka menyanyi. Ahmad, yang duduk di sisi gedung bersama sahabat-sahabatnya. Tiba-tiba, teringat akan keluarganya. Teringat, papa dan mamanya. Juga, adik perempuannya. Tentang, kapankah keluarganya akan berkumpul dan bersama kembali.
"Aku jauh..., Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat. Hati adalah cermin. Tempat pahala dan dosa bertarung. Tuhan..., Tuhan Yang Maha Esa. Tempat aku memuja dengan segala doa..."