Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Aku Dekat Engkau Dekat

13 Juli 2016   20:03 Diperbarui: 13 Juli 2016   20:16 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : www.onenusantara.com

Papa Mathew dan Mama Aya, datang berkonsultasi dengan dokter Kristo. Papa Mathew, bertanya tentang keinginan untuk mengantar Ann ke sekolah minggu. Mama Aya, juga bertanya tentang kesiapan Ann untuk masuk sekolah minggu. Tanpa diduga, dokter Kristo menyambut ide tersebut dengan antusias. Tentunya, juga memberitahukan langkah-langkah sederhana. Untuk, mempersiapkan Ann ke sekolah minggu. Agar, kehadiran Ann di sekolah minggu. Ketika, kebutuhan rohaninya dapat terpenuhi. Juga, Ann dapat berinteraksi sosial didalam sebuah komunitas.

"Saya harus mengundang kawan-kawan sebaya Ann. Untuk, datang ke rumah saya, Dok?"

"Iya, Mama Aya." Pak Kristo, menjelaskan. "Itu adalah langkah sederhana, untuk mempersiapkan Ann ke sekolah minggu. Ann dapat belajar berinteraksi dengan beberapa kawan sebaya, dan bermain bersama. Kemudian, Ann dapat dihantar ke sekolah minggu. Sehingga, Ann sudah mampu duduk tenang, menyanyi dan mendengar cerita di kelas sekolah minggu. Bahkan, jika Ann rajin ke sekolah minggu. KIta akan melihat perkembangan selanjutnya. Kita berdoa dan berserah kepada Tuhan."

Papa Mathew, tersenyum dan bertanya. "Dokter Kristo. kira-kira kegiatan apa yang dapat dilakukan. Agar, Ann dapat belajar duduk dengan kawan-kawan sebaya. Ketika, kami mengajak mereka ke rumah?"

"Wah! Papa Mathew, sangat perhatian kepada Ann." Pak Kristo, mengusap keringat dijidatnya. "Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan, adalah duduk bersama di lingkaran atau sofa. Kemudian, dapat dibacakan cerita anak-anak kepada mereka. Waktu bercerita, kira-kira lima sampai sepuluh menit. Agar, Ann belajar fokus mendengar cerita. Serta, tujuan untuk duduk tenang dapat tercapai. Sesuai, dengan waktu yang ditentukan. Nanti, dapat diperpanjang waktunya."

"Iya, Dokter. Beta mengerti apa yang dikatakan, Dokter."

Papa Mathew dan Mama Aya, saling berpandangan dan tersenyum bahagia. Pak Kristo, juga bahagia dan senang, melihat kegigihan dan kerja sama  Mama Aya dan Papa Mathew. 

***

Sabtu, dipagi hari. Langit, tampak biru dan cerah. Awan putih, berarak. Angin, bertiup sejuk. Udara, segar. Waktu, terus bergulir. Meskipun, musim berubah silih berganti. Kehidupan terus berlanjut dimuka bumi. Dan, untuk kesemuanya. Segala yang bernapas, patut versyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, sumber pemberi hidup.

"Ayo, anak-anak. Sebentar, kita sudah samapi di Liang." Ibu Shinta, mengingatkan anak-anak.

"Mama Shinta, beta punya baju ganti sudah dikasih masuk didalam tas."

Mama Shinta, mengangguk ke arah Ahmad. "Iya, Ahmad. Tadi, mama Shinta sudah menaruh baju Ahmad dan baju Samuel ditas ransel."

"Mama, ada uang receh?" Pak Kristo, bertanya kepada isterinya. "Papa mau bayar karcis parkir."

Ibu Shinta, mengambil beberapa lembar uang ribuan, dan memberikan kepada suaminya. Anak-anak pun bersiap untuk turun dari mobil. Samuel bertanya, apakah bekal makanan akan diturunkan juga. Ibu Shinta mengatakan, akan lebih baik diturungkan juga. John bersedia untuk mengangkat kardus, berisi minuman. Pedro dan Delon, menggotong termos berisi nasi. Anak-anak perempua, juga ikut menolong. Para orang tua, menelepon dan berterima kasih karena perhatian keluarga Kristo Wardhono. Mama Bata, juga berkata. Jika, dan tentu saja. Apabila suaminya, pak Fredrick sudah sadar dan berbaik hati. Maka, mereka akan menyusul ke Liang.

***

Para guru dari beberapa sekolah, sudah berkumpul di ruang pertemuan di pantai Liang. Beberapa murid, utusan atau perwakilan dari sekolaj juga hadir di sana. Acara Halal Bi Halal keluarga besar persekutuan sekolah dasar, Rayon Satu sudah berlangsung. Acara Halal Bi Halal di tahun ini, terlaksana dibawah tema yang ditetapkan panitia. Halal Bi Halal untuk menjalin ikatan kekeluargaan antar sekolah. 

Ibu Suniarti Dahlan, sebagai ketua persekutuan sekolah Rayon Satu. Baru saja, memberikan sepatah kata untuk membuka acara Halal Bi Halal. Ibu Suniarti Dahlan, merasa bahagia. Sebab, acara Halal Bi Halal dapat terlaksana. Rekan-rekan guru dan para nara didik, dari berbagai keyakinan dan agama turut hadir. Sehingga, tema acara Halal Bi Halal semakin nyata. Pengawas pendidikan yang hadir, juga memberikan kesan dan pesan. Bahwa, tema acara Halal Bi Halal ini. Juga, mengingatkan tentang kerukunan hidup persaudaraan dalam tulisan Pemazmur. Dan, kerukunan hidup persaudaraan itu pun terjalin dalam acara Halal Bi Halal yang dilaksanakan sekarang. Kemudian, acara pun dilanjutkan.

"Bapak dan Ibu Guru, pimpinan sekolah. Rekan-rekan guru dan nara didik, yang saya kasihi. Kita akan menyaksikan. penampilan vocal group dari sekolah dasar Inpres Teladan.

Tepuk tangan, terdengar riuh di ruang pertemua. Ketika, para guru dari sekolah dasar Inpres Teladan naik ke panggung. Pak Niko. menyetel Yamaha inventaris sekolah. Pak Niko, memastikan apakah para guru sudah siap untuk bernyanyi. Ibu Erika akan bernyanyi solo dibait pertama, dan dilanjutkan bersama rekan-rekan guru yang lain. Ibu Erika, memegang mic dan mengangguk kearah pak Niko. Kemudian, pak Niko menarikan tangannya diatas tuts-tuts organ, memainkan nada intro dari lagu yang akan dinyanyikan.

"Tuhan..., tempat aku berteduh. Dimana aku mengeluh dengan segala peluh. Tuhan...Tuhan Yang Maha Esa. Tempat aku memuja  dengan segala doa..."

Anak-anak yang baru tiba, menghadiri gedung pertemuan. Anak-anak, ikut menyaksikan guru-guru sekolah mereka menyanyi. Ahmad, yang duduk di sisi gedung bersama sahabat-sahabatnya. Tiba-tiba, teringat akan keluarganya. Teringat, papa dan mamanya. Juga, adik perempuannya. Tentang, kapankah keluarganya akan berkumpul dan bersama kembali.

"Aku jauh..., Engkau jauh. Aku dekat, Engkau dekat. Hati adalah cermin. Tempat pahala dan dosa bertarung. Tuhan..., Tuhan Yang Maha Esa. Tempat aku memuja dengan segala doa..."

***

(Writer : Johanna Ririmasse)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun