Mohon tunggu...
Johanna Ririmasse
Johanna Ririmasse Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis

L.N.F

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bahagia Itu Sederhana

1 Juli 2016   20:40 Diperbarui: 1 Juli 2016   20:45 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : cy.wordpress.com

"Iya, Mama."

"Terus, siapa yang dicalonkan dari sekolah untuk lomba pidato?!"

"Silvi, anak Oom Icak yang duduk di kelas enam. Dia sudah gugur dalam seleksi, Mama. Sekarang, Delon dan Samuel yang akan melalui tahapan seleksi akhir, Mama."

"Yeah, sudah. Mama mendukung Delon dan Samuel. Semoga mereka dapat melakukan yang terbaik. Oh, iya. Salam buat mama Shinta dan papa Kristo dari mama."

"Iya, Mama..." Ahmad keluar dari kamar, dan mendapatkan pak Kristo dan ibu Shinta sedang duduk di sofa. Samuel yang sedang membaca buku, mengangkat kepalanya dan berkata. "Salam buat mama Imah dan adik Fauziah."

"Salam juga buat mama dan adik Fauziah, dari mama Shinta dan papa Kristo." Kata, ibu Shinta.

Ahmad menyampaikan salam kepada mama Imah, mengucapkan kalimat perpisahan dan menutup telepon. Ahmad memberikan telepon genggam kepada ibu Shinta, dan bertanya tentang latihan lari yang dipersiapkan Ahmad. "Beta sudah latihan lari di lapangan bola tadi sore, mama Shinta."

Mama Shinta memberikan semangat kepada Ahmad. "Wah, itu baik. Tetap semangat, Ahmad."

Pak Kristo menaruh baru membaca pesan masuk di telepon genggam, dan mengikuti percakapan isterinya dengan anak-anak. "Mama, kita kan punya vitamin yang disediakan di rumah. Mama sudah berikan vitamin tersebut buat Ahmad? Biar Ahmad minum vitamin dan tubuhnya tambah kuat."

"Iya, papa. Mama sudah kasih vitamin kepada Ahmad dan Samuel. Mama juga menyiapkan bubur kacang hijau, susu, bubur dan telur ayam kampung untuk sarapan. Sehingga, Ahmad dan Samuel bertambah gizinya untuk persiapan mengikuti lomba nanti."

"Anak-anak mau makan?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun