Mohon tunggu...
Johan Wahyudi
Johan Wahyudi Mohon Tunggu... Guru - Guru, Pengajar, Pembelajar, Penulis, Penyunting, dan Penyuka Olahraga

Pernah meraih Juara 1 Nasional Lomba Menulis Buku 2009 Kemdiknas, pernah meraih Juara 2 Nasional Lomba Esai Perpustakaan Nasional 2020, pendiri Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Mata Pena, mengelola jurnal ilmiah, dan aktif menulis artikel di berbagai media. Dikenal pula sebagai penyunting naskah dan ghost writer. CP WA: 0858-6714-5612 dan Email: jwah1972@gmail.com..

Selanjutnya

Tutup

Joglosemar Pilihan

Cara Praktis Menulis Cerita

14 Oktober 2024   05:21 Diperbarui: 14 Oktober 2024   07:15 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suhamdani sedang menyampaikan materi Cara Praktis Menulis Cerita kepada peserta Pelatihan Menulis Cerita (Foto: Penulis)

Menjelang akhir acara, Hamdani memberikan tantangan kepada anak-anak untuk langsung mempraktikkan keterampilan yang telah mereka pelajari. Mereka diberikan tugas untuk menulis sebuah cerita di atas kertas folio yang sudah disediakan.

Peserta mempraktikkan materi yang disampaikan narasumber dengan mulai menulis cerita sambil tiduran (Foto: Penulis)
Peserta mempraktikkan materi yang disampaikan narasumber dengan mulai menulis cerita sambil tiduran (Foto: Penulis)
Tantangan itu diberikan dengan batasan minimal satu halaman folio, namun tanpa batasan maksimal, agar anak-anak dapat mengekspresikan imajinasi mereka secara bebas. Johan Wahyudi menekankan pentingnya memberikan ruang yang luas bagi anak-anak untuk berimajinasi dan berekspresi tanpa hambatan.
Johan mengatakan, dari hasil karya anak-anak tersebut, akan diseleksi dan diambil lima naskah terbaik. Pengarangnya akan diberikan hadiah berupa uang pembinaan. Semua karya peserta juga akan dihimpun dalam buku antologi cerita.

Dan terbukti, begitu anak-anak diberi kebebasan untuk mengambil tempat dan menulis secara leluasa, mereka antusias sekali. Ada yang menulis dengan beralaskan kursi, ada yang menulis di lantai beralaskan stopmap, ada pula yang menulis di sekitar kolam, dan ada pula yan menulis secara berkelompok di atas tikar di dekat rak buku.

"Biarkan mereka menulis sepuasnya. Kami ingin mereka merasa bebas dalam berkreasi," jelas Johan.

Melalui pelatihan tersebut, jelas Johan Wahyudi, TBM Mata Pena benar-benar menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan bakat literasi anak-anak di wilayah sekitarnya.

Pelatihan yang tidak hanya berfokus pada aspek teknis penulisan, tetapi juga pada pengembangan imajinasi, diharapkan mampu mendorong lahirnya penulis-penulis cilik yang kreatif dan penuh semangat di masa mendatang.

Pelatihan menulis cerita tersebut bukanlah akhir dari kegiatan literasi di TBM Mata Pena, melainkan sebuah langkah awal yang lebih besar. Dengan semangat yang sudah terbangun, Johan Wahyudi berharap bisa terus menyelenggarakan kegiatan-kegiatan serupa untuk terus menginspirasi anak-anak dan menumbuhkan minat baca serta menulis di kalangan generasi muda

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Joglosemar Selengkapnya
Lihat Joglosemar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun