Kelima, bersihkan pendidikan dari pengaruh radikalisme dan politik. Jadikan lembaga pendidikan sebagai tempat yang aman dan nyaman untuk belajar. Jauhkan sekolah sebagai tempat menanamkan benih-benih kebencian, intoleransi, dan radikalisme.Â
Sangat berbahaya. Jika dokter salah obat, cuma satu pasien yang mati. Namun, jika guru salah ilmu, satu generasi bisa punah.Â
Selain itu, sterilkan lembaga pendidikan (baca: sekolah) dari kepentingan politik. Jangan sekali-kali guru dibawa ke ranah dunia politik. Sangat berbahaya karena pengaruhnya bisa menginspirasi anak-anak untuk meniru gurunya.Â
Sekolah adalah tempat pembentukan karakter dan transfer engetahuan dan keterampilan, bukan panggung politik yang dapat dijadikan ajang permainan politikus. Akibat fatalnya adalah guru menjadi terbelah berdasarkan perbedaan pilihan politik.
Itulah lima harapan guru kepada Mendikbud baru. Puluhan tahun dengan ratusan triliun uang digelontorkan untuk membangun dunia pendidikan, tetapi ternyata kualitasnya jalan di tempat. Sangat rugi kita ini.Â
Dan kerugian itu berdampak ke lintas generasi layaknya efek domino. Dan pergantian Mendikbud ini harus dijadikan momentum dilakukannya perubahan besar-besaran. Ok?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H