2. Terbangun semangat pluralistik atau keberagaman karena kepala sekolah dikirim oleh pemerintah pusat yang belum mengenal dan dikenal masyarakat (sekolah dan umum) di lokasi penempatan. Kepala sekolah tentu perlu menghargai dan menghormati budaya sosial dan adat sehingga terbangun semangat menghargai, mencintai, dan melestarikan kekayaan itu.
3. Kepala sekolah terpilih terhindar pula dari perilaku korupsi "balik modal" karena diangkat melalui seleksi pemerintah pusat secara transparan, kredibel, dan akuntabel. Akhirnya, model rekrutmen ini akan memantik semangat guru-guru hebat yang sarat prestasi untuk turut mengikuti seleksi calon kepala sekolah pada periode selanjutnya. Begitulah seterusnya dan seharusnya.
Kita tentu menginginkan prestasi dunia pendidikan meningkat seiring ditingkatkannya anggaran pendidikan. Sangatlah disayangkan jika besarnya anggaran pendidikan tidak diikuti oleh meningkatkan kualitas pendidikan. Dan kualitas pendidikan bisa ditingkatkan jika pimpinan satuan pendidikan terendah, yakni sekolah, berasal dari guru-guru berprestasi KARENA AIR ITU MENGALIR KE BAWAH.
Catatan:
Sebagian isi tulisan ini sudah diunggah di Facebook
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H