Menelusuri aspek pendidikan di tanah air seakan akan tak akan habis habisnya. Aspek penting atau urgen ini sering di terpa sudut pandang berbeda dari berbagai kalangan pemerhati. Dianggap urgen karena aspek inilah yang akan menentukan geliat dan masa depan bangsa yang memiliki penduduk yang besar dan hidup dalam kawasan maha luas terdiri dari 170 ribu pulau.
Pendidikan menjadi bidang atau aspek penting. Pendidikan inilah yang akan mempersiapkan SDM berkualitas yang jadi aset pembangunan bangsa.Â
Pada kenyataannya, hampir semua kementerian  maupun swasta membutuhkan tenaga tenaga berpendidikan sesuai spesifikasi dan kriteria fungsi dan tugas yang diemban dan di butuhkan.
Pendidikan boleh dikategorikan dengan pendidikan formal dan informal. Ada pendidikan di dalam sekolah sekolah dan ada pendidikan luar sekolah. Belum lagi persoalan jenjang pendidikan dari TK hingga Pendidikan Tinggi.
Begitu kompleks persoalan pendidikan yang memunculkan pertanyaan pertanyaan mendasar.Â
Mengapa nama kementerian yang mengelola aspek pendidikan itu adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi? Mengapa tidak disimpelkan saja jadi Kementerian Pendidikan saja? Urusan kebudayaan itu berkaitan erat dengan aspek sosial sehingga serahkan urusan kebudayaan itu ke kementerian sosial. Mengapa urusan riset dan teknologi itu dilekatkan ke kementerian Pendidikan, apa tidak boleh dibentuk kementerian khusus Riset dan Teknologi. Apakah tidak boleh kelembagaan Badan Riset dan Inovasi Nasional ini di kembangkan menjadi sebuah kementerian?
Pertanyaan diatas muncul untuk menghindari adanya tumpang tindih program antara kementerian pendidikan itu sendiri dengan kementerian sosial (kemasyarakatan di dalamnya ada kebudayaan), riset dan teknologi yang akan tumpang tindih kepentingan dengan BRIN.
Andaikan kementerian pendidikan saat ini hanyalah bernama Kementerian Pendidikan maka kebijakan dan program kerja hanya melulu soal pendidikan mulai dari jenjang terbawah hingga ke Perguruan Tinggi. Pendidikan yang didasarkan pada nilai nilai yang diwariskan Ki Hajar Dewantoro dan akan menyesuaikan dengan perkembangan jaman.
Persoalan yang mengedepan saat ini tentang kurikulum pendidikan. Belum selesai pemantapan kurikulum yang ada sudah muncul kurikulum baru termasuk program Merdeka Belajar.Berapa saja biaya pelatihan para guru se Indonesia yang dilatih lewat pelatihan kurikulum yang belum sempat atau sedang di sosialisasikan kemudian muncul kurikulum baru yang akhirnya kurikulum sebekumnya jadi mubazir. Kadang juga ada keluhan orang yang mengikuti pelatihan orang orang yang itu saja dan tidak diberi kesempatan orang lain.
Selain itu, dengan adanya pandemi covid 19 dan perkembangan teknologi informasi yang pesat menyebabkan terjadi peralihan metode belajar mengajar di sekolah dan kampus. Perobahan sistem belajar dan mengajar ini menjadi tantangan dan pergumulan dunia pendidikan di tanah air.