Mohon tunggu...
Johanis Malingkas
Johanis Malingkas Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat kata

Menulis dengan optimis

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Sisi Lain dari Catur

25 Mei 2019   11:55 Diperbarui: 25 Mei 2019   12:21 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau kita cermati kondisi perpolitikan di negeri ini, barangkali ada suatu kaitan dilihat dari sisi lain. 

Simak catatan ringan soal CATUR versi saya (seorang pecatur tangguh yang tak pernah jadi juara catur hehehe)...

Kata yang populer menghias medsos, media massa cetak maupun elektronik pra-pasca pilpres adalah "CURANG". Di lanjutkan dengan istilah yang berkembang dalam hati kelompok tertentu dengan menimbulkan "ANTIPATI". Antipati ini melahirkan suatu fenomena yang berkembang  suatu yang disebut TEROR yang dinarasikan TOLAK hasil pilpres . 

Teror ini yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk UNJUK RASA. Lalu akhirnya seperti yang kita saksikan unjuk rasa ini menimbulkan kondisi pengunjuk rasa yang awalnya damai namun karena diduga ada penyusupan pihak ketiga, terjadi RUSUH (kerusuhan).

Rangkaian peristiwa yang terjadi dan kita saksikan di negeri ini diawali dengan narasi CURANG yang diakhiri dengan RUSUH.  Ini yang saya maksudkan sisi lain dari kata CATUR ternyata punya kaitan erat yang tak bisa kita pungkiri.

Jelas bila narasi kecurangan di hembuskan berbulan bulan kepada pihak yang mudah di sulut emosinya oleh provokator maka akan menimbulkan rasa Antipati yang kronis. Timbullah sikap dan karakter tak terpuji yang mengakar dalam hati pikiran kelompok tertentu, dimana narasi itu diungkapkan mereka dalam medsos berupa CACIMAKI, CEMOHAN, dan sejenisnya. 

Bila sikap antipati ini tidak terkendali maka ini cikal bakal seseorang atau kelompok bersatu melaksanakan TEROR atau TOLAK hasil pilpres. Sikap teror ini bila bersentuhan dengan ajaran radikal terorisme kemudian diimplementasikan dalam suatu momentum berupa aksi UNJUK RASA, tidak dapat dihindari akan terjadi kerusuhan (RUSUH).

Pemerintah dengan aparat keamanan negara yang CERDAS, ANTISIPATIF, TEGAS, ULET DAN RAMAH mampu mengatasi kondisi kerusuhan  menjadi kondusif.  

Kemampuan dan keberhasilan ini perlu di apresiasi oleh kita sebagai bangsa yang besar, bangsa yang anti kerusuhan, bangsa yang cinta damai, bangsa yang mengutamakan PERSATUAN DAN KESATUAN yang dirajut demi keutuhan NKRI.

Identik dengan moto olah raga catur "GENS UNA SUMUS".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun