Melihat kata "Catur" pikiran kita akan tertuju pada suatu cabang olah raga otak yang menarik. Catur memang nama permainan yang dilakukan oleh dua orang pemain melangkahkan buah catur secara bergantian di atas papan catur 64 kotak berwarna putih dan hitam. Yang bermain adalah 2 orang yang menggunakan buah putih atau hitam.Â
Catur adalah permainan menarik dan unik. Untuk dapat memainkan permainan ini setiap pemain catur harus menguasai cara atau taktik bermain yang baik dan benar.Â
Bila tidak maka kesempatan untuk memenangkan permainan ini akan menjauh alias anda bisa mengalami kekalahan.Pemain catur harus belajar giat dan tekun semua teori catur misalkan pembukaan, strategi dan taktik main pertengahan dan permainan akhir. Â
Pemain catur juga harus belajar tentang peraturan permainan karena bila tidak dia akan melanggar dan memperoleh sangsi dari suatu komisi pertandingan atau federasi catur yang membawahi olah raga ini.
Oleh sebab itu, seorang pemain catur diwajibkan memiliki mental bertanding yang kuat, tekun dan terus belajar agar kualitas permainannya akan meningkat dan berusaha menghindari ketentuan atau aturan yang tidak diperbolehkan dalam arena pertandingan.
Catur adalah permainan yang mengandung unsur ilmu pengetahuan dan seni. Catur memerlukan konsentrasi pikiran yang tinggi dan penguasaan ilmu pengetahuan yang mantap tentang teori catur. Jadi, pecatur itu harus memiliki kecerdasan.Â
Kecerdasan akan bermuara seorang pecatur menjadi cerdik bermain dan dapat melakukan langkah-langkah kombinasi, mengecoh lawan dengan perangkap jitu sehingga dia mampu menyajikan permainan indah dan bernilai seni permainan yang menarik untuk di tonton.
Selain itu, seorang pecatur harus memiliki sifat antisipatif, mampu mengantisipasi langkah lawan. Tekad yang kuat yang akan menjadi motivasi dan semangat juang untuk menang. Ulet adalah karakter yang dimiliki agar tetap tangguh agar terhindar dari membuat langkah salah yang dikenal dengan istilah "blunder".Â
Rileks harus dimiliki pecatur agar dia tetap tenang dan nyaman dalam bermain, tidak terbebani dengan "psy-war" yang biasa dilakukan lawan bermain. Mungkin itulah sebabnya permainan ini bernama CATUR : Cerdas, Antisipatif, Tekad, Ulet dan Rileks.
Namun, tulisan ini bukan soal Catur sebagai permainan.Â
Kalau kita cermati kondisi perpolitikan di negeri ini, barangkali ada suatu kaitan dilihat dari sisi lain.Â
Simak catatan ringan soal CATUR versi saya (seorang pecatur tangguh yang tak pernah jadi juara catur hehehe)...
Kata yang populer menghias medsos, media massa cetak maupun elektronik pra-pasca pilpres adalah "CURANG". Di lanjutkan dengan istilah yang berkembang dalam hati kelompok tertentu dengan menimbulkan "ANTIPATI". Antipati ini melahirkan suatu fenomena yang berkembang  suatu yang disebut TEROR yang dinarasikan TOLAK hasil pilpres .Â
Teror ini yang kemudian diaplikasikan dalam bentuk UNJUK RASA. Lalu akhirnya seperti yang kita saksikan unjuk rasa ini menimbulkan kondisi pengunjuk rasa yang awalnya damai namun karena diduga ada penyusupan pihak ketiga, terjadi RUSUHÂ (kerusuhan).
Rangkaian peristiwa yang terjadi dan kita saksikan di negeri ini diawali dengan narasi CURANG yang diakhiri dengan RUSUH. Â Ini yang saya maksudkan sisi lain dari kata CATUR ternyata punya kaitan erat yang tak bisa kita pungkiri.
Jelas bila narasi kecurangan di hembuskan berbulan bulan kepada pihak yang mudah di sulut emosinya oleh provokator maka akan menimbulkan rasa Antipati yang kronis. Timbullah sikap dan karakter tak terpuji yang mengakar dalam hati pikiran kelompok tertentu, dimana narasi itu diungkapkan mereka dalam medsos berupa CACIMAKI, CEMOHAN, dan sejenisnya.Â
Bila sikap antipati ini tidak terkendali maka ini cikal bakal seseorang atau kelompok bersatu melaksanakan TEROR atau TOLAK hasil pilpres. Sikap teror ini bila bersentuhan dengan ajaran radikal terorisme kemudian diimplementasikan dalam suatu momentum berupa aksi UNJUK RASA, tidak dapat dihindari akan terjadi kerusuhan (RUSUH).
Pemerintah dengan aparat keamanan negara yang CERDAS, ANTISIPATIF, TEGAS, ULET DAN RAMAH mampu mengatasi kondisi kerusuhan  menjadi kondusif. Â
Kemampuan dan keberhasilan ini perlu di apresiasi oleh kita sebagai bangsa yang besar, bangsa yang anti kerusuhan, bangsa yang cinta damai, bangsa yang mengutamakan PERSATUAN DAN KESATUAN yang dirajut demi keutuhan NKRI.
Identik dengan moto olah raga catur "GENS UNA SUMUS".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H