Informasi ini memberikan gambaran bahwa dalam aktivitas di sektor strategis pangan nasional, ternyata Kementan ini juga melaksanakan aksi kemanusiaan sebagai kontribusi aparatur se Indonesia menyumbangkan darah buat PMI. Hal ini perlu di apresiasi dan jadi teladan bagi kementerian lainnya. Salut buat pak Menteri, Amran Sulaiman atas gebrakan dan kepedulian melalui program kemanusiaan.
Aktivitas lainnya, ketika membuka rapat koordinasi nasional terkait perkembangan produksi dan serapan gabah/beras tahun 2015, 15 Juni lalu, Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, mengatakan hasil kerja secara marathon yang dilakukannya sejak akhir tahun 2014 lalu hingga saat ini telah berhasil melakukan upaya perbaikan dalam rangka peningkatan produksi pangan.
Di depan rakor yang dihadiri pula oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, AAGN Puspayoga, Dirut Bulog, Djarot Kusamayakti, dan Asisten Teritorial Kepala Kesatuan Angkatan Darat, Mentan dengan yakin menyampaikan upaya yang dilaksanakan oleh Kementerian Pertanian. Diantaranya perbaikan jaringan irigasi untuk areal seluas 833 ribu hektare (32 persen) dari target keseluruhan. Adapun penyaluran pupuk Musim Tanam (MT) Oktober hingga Maret 2015 telah meningkat 264,6 ribu ton (5,52 persen) dari MT Oktober hingga Maret 2014. Kegiatan optimasi lahan telah dilakukan pada areal lahan seluas 262 ribu hektare (25 persen) dari target yang ditetapkan.
“Untuk alat mesin pertanian (alsintan) telah disalurkan bantuan traktor sebanyak 19.670 unit (75 persen) dari target. Bantuan traktor ini merupakan terbesar sepanjang sejarah Indonesia,” ungkap Mentan.
Mentan mengungkapkan dampak dari berbagai upaya yang dilakukan tersebut, yakni diperolehnya luas tambah tanam MT Oktober hingga Maret 2015 seluas 292,7 ribu hektare dan diharapkan tambahan lagi pada MT April hingga September 2015 seluas 960,3 ribu hektare.
“Dengan upaya yang kita lakukan terus menerus, saya optimis target produksi padi 2015 sebesar 73,4 juta ton gabah kering giling (GKG) akan dapat tercapai. Menggunakan konversi 62,74 persen, diperoleh beras sebesar 42,6 juta ton. Dikurangi dengan kebutuhan, diperkirakan kita akan mendapatkan surplus beras 9,4 juta ton. Dan total surplus jagung sebanyak 42,1 ribu ton dan berkurangnya defisit kedelai menjadi 1,34 juta ton,” jelas Mentan.
Terkait bawang merah dan cabai, Kementan mencatat memperoleh total surplus bawang merah sebanyak 199,8 ribu ton dan cabai besar 13,2 ribu ton dan cabai rawit 38,9 ribu ton.
“Untuk itu kita perlu sinergi antara Kementan, Kemenkop dan UKM, Kemendag dan Bulog melakukan pembelian produk langsung ke petani, menyediakan gudang penyimpanan dan melakukan operasi pasar,” ujar Mentan.
Berkaitan dengan kinerja serapan Perum Bulog sampai dengan bulan Mei 2015 untuk pengadakan beras PSO, Mentan menjelaskan realisasi tercatat sebesar 92,9 persen dari target dengan peruntukan penyaluran untuk beras miskin (raskin), operasi pasar, bencana alam (CBP), penyaluran golongan anggaran dan penjualan umum, sehingga total stok beras Bulog lebih kurang 1,4 juta ton.
“Selain itu, terkait realisasi anggaran 2015, realisasi serapan anggaran APBN Kementan mencapai 20,55 persen. Berdasarkan APBN murni, serapannya sebesar 42,46 persen lebih tinggi dari tahun 2014 sebesar 30,29 persen dan tahun 2013 sebesar 28,76 persen,” ungkap Mentan.
Dalam rakor ini, Mentan juga menyampaikan upaya antisipasi kekeringan terhadap ancaman kekeringan bulan April hingga September 2015, berdasarkan rerata 5 tahun luas terkena kekeringan 190 ribu hektare dan puso 28 ribu hektare.