Saat penagihan lebih-lebih, sering sekali mengalami perlakuan tidak bersahabat seperti itu. Sudah seperti hukum alam ketika mengajukan kredit begitu lemah lembut serta ramah, saat macet berubah galak. Selain itu jadi sulit ditemui, suka menghindar atau bersembunyi di istri muda -istri kedua, ketiga dan seterusnya. Booming penghasilan adalah jalan tol menuju poligami. Efek buruknya menjadi makin sulit untuk menyelesaikan kredit macet, karena istri muda merasa tak berhutang.
"Maaf Bu, apa Pak Haji tinggal di sini?"
"Heh, dari bank ya? Jangan menagih ke sini, aku tak punya minjem bank!"
"Bu, kami hanya mau menyampaikan surat...."
"Minggaaaattt....!"
Setiap saat ke dalam kehidupan kita sering hadir fatamorgana, sesuatu yang tampak memesona yang sebenarnya tiada yang timbul hanya karena ilusi optik pada penglihatan kita.
Di Padangsidempuan bertahun-tahun aku merindukan datangnya kabar mutasi, berharap situasi akan membaik. Berharap mutasi menjadi dewa penolong, rupanya itu hanya fatamorgana.
Tiba-tiba aku rindu dengan buah salak. Buah salak yang dagingnya berwarna kemerahan khas salak Padangsidempuan. Teksturnya sedikit berair, rasanya manis segar. Tetapi, untuk memetiknya harus berhati-hati karena jika tidak duri di dahannya bisa melukai. Serupa dengan kehidupan, memang tidak mudah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H