Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pesta Sudah Usai, Saatnya Mencuci Piring

6 Juli 2023   15:25 Diperbarui: 6 Juli 2023   20:05 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Koleksi pribadi

Sore ini aku sedang berkunjung ke rumah sekaligus tempat usaha Pak Haji. Kawan, di Jepara masyarakatnya sangat religius. Hampir semua nasabah sudah menunaikan ibadah haji. Mereka berangkat ke tanah suci hampir setiap musim haji. Anak-anak di bawah umur pun banyak yang sudah pergi haji, mereka diberangkatkan oleh orangtuanya. Berkah booming usaha mebel.

Aku duduk di teras rumah disuguhi segelas kopi panas. Sebenarnya aku tak ingin berlama-lama, aku hanya ingin memeriksa kondisi usaha secara on the spot sambil sedikit wawancara melengkapi data-data. Tetapi Pak Haji mengajak aku duduk di teras rumahnya yang asri. Halaman rumahnya yang luas ditumbuhi pohon besar menghadap Pantai Kartini. Angin sepoi-poi membuat nyaman. Aku pun tergoda.

Berdasarkan pengamatanku, kondisi usaha mebelnya saat ini dilengkapi data-data historis menunjukkan performa yang sudah senin-kamis. Tak layak lagi diberi tambahan kredit.

"Pak Jo, ada tamu." mbak Lies, sekretaris kantor menghampiri mejaku sambil berbisik.

Sejenak mataku berhenti menatap komputer, beralih ke tamu yang katanya hendak menjumpaiku. Tetapi, belum lagi aku paham siapa yang datang, tiba-tiba bapak tua berkopiyah putih, berkain sarung sudah berada di depan mejaku.

Plak! Amplop cokelat berlogo Bank BRI dilemparkan ke meja kerjaku.

Pak Haji, aku terkesiap.

"Apa maksudnya kalimat, belum dapat dipertimbangkan!?"

Aku tidak sempat menjawabnya, ia sudah "ngeloyor" pergi. Turun ke lantai satu melalui tangga di samping meja sekretaris. Ia tak butuh jawaban.

"Biasa di sini, Pak Jo."

Aku maklum, perubahan kondisi ekonomi kadang mengubah karakter manusia. Dulu saat ekonomi booming semua senang, saling merangkul. Saat ini pesta sudah usai. Saatnya mencuci piring.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun