Mohon tunggu...
Johani Sutardi
Johani Sutardi Mohon Tunggu... Freelancer - Pensiunan Bankir Tinggal di Bandung

Hidup adalah bagaimana bisa memberi manfaat kepada yang lain

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Bioskop Misbar, Penonton Larut dalam Dialog dan Cerita Film

3 Februari 2020   19:33 Diperbarui: 26 Februari 2020   07:10 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Datanglah berbondong-bondong. Bawalah anak dan istri anda, menantu ada dan semua handai tolan. Bioskop Megaria, nanti malam akan mempersembahkan sebuah film eksen,seru dan menegangkan!" kata-kata itu terus diulang-ulang terdengar nyaring dari toa di atas mobil bak terbuka itu.

Sekalipun kondisinya demikian keberadaan bioskop misbar sangat dinantikan dan dianggap tontonan paling aman dibandingkan konser dangdut atau sandiwara. Pertunjukan dangdut hampir selalu berakhir ricuh. Dalam setiap pertunjukan dangdut selalu mengundang anak-anak muda di depan atau bahkan naik ke atas panggung. 

Gilanya, sebagian berjoged sambil minum, minuman keras. Ketika yang berjoged mulai membludag dan bau arak sudah meruap menusuk hidung ada saja yang suka usil. Tiba-tiba saja ada yang melempar batu sebesar kepal orang dewasa ke tengah-tengah gerombolan itu. Dari situlah situasi mulai rusuh, tak tahu siapa yang memulai, mereka berkelahi saling pukul.

Lain lagi dengan sandiwara. Pertunjukan sandiwara tradisional lebih banyak menonjolkancerita-cerita panji tentang kepahlawanan atau cerita raja-raja jaman dulu. Peminatnya hanya orang-orang tua yang bernostalgia. Untuk menggaet penonton remaja, mereka memberi selingan musik dangdut di tengah-tengah cerita. Walhasil anak muda pun mulaiberdatangan, kemudian berjoged dan akhirnya rusuh. Berkelahi.

Film yang paling digemari adalah cerita yang seru-seruan, seperti yang penuh dengan adegan perkelahian, kejar-kejaran atau tembak-menembak yang menegangkan. Cerita hitam putih di mana penonton mudah menebak bagaimana cerita film itu akan berakhir. Kejahatan selalu bisa ditumpas oleh orang baik.

Anak-anak muda suka dengan cerita yang berakhir dengan tokoh utamanya menjalin cinta hingga berakhir di pelaminan. Orang-orang tua suka dengan cerita yang tokoh jahatnya berakhir dengan taubat. Anak-anak muda dan orang-orang tua suka dengan film Rhoma Irama karena dalam setiap filmnya Kak Rhoma sebagai bintang film -tokoh utama, selalu berhasil menumpas kejahatan dengan gemilang dan membuat musuhnya bertaubat di akhir cerita. 

Bukan hanya itu dalam waktu yang bersamaan ia juga mengakhiri cerita dengan menjalin kasih dengan pemeran wanita utamanya baik denganYati Octavia atau Richa Rahim. Akhir cerita yang manis, pertaubatan sekaligus percintaan.

"Kak, nanti malam kita nonton bioskop." ajak Ratnah anak bungsu Ibu Haji Rahmah -ibu kosku.

"Film apa?" tanyaku.

"Eiksen, Kak! Ayo gagian, adus!"

Di dalam bioskop suasana riuh rendah, tak peduli dengan tulisan "harap tenang" yang ada di layar. Kadang terdengar juga tangis bayi minta netek atau anak yang merengek minta dibelikan balon atau pistol-pistolan. Keriuhan itu tak berhenti saat film diputar sampai ada tulisan "tamat" di layar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun