Dalam praktek di lapangan warga sering tak mengindahkan persturan. Dengan dalih tak mau pusing dengan birokrasi akhirnya polisi tidur dibangun asal jadi tanpa memperhatikan standar dan spesifikasi. Akibatnya, alih-alih bisa mengendalikan dan memberi pengamanan bagi pengendara yang timbul justru kecelakaan.
Di Bandung dengan jumlah penduduk yang padat kebutuhan tempat tinggal makin hari makin meningkat. Sementara itu lahan yang terbatas membuat harga tanah makin membumbung.Â
Saking mahalnya harga tanah banyak warga yang membangun rumah dengan minim halaman, beberapa bahkan sangat maju ke pinggir jalan. Di Bandung rumah yang dibangun demikian disebut dengan istilah buka pintu langsung jalan.Â
Di wilayah pemukiman seperti itu jalan sekaligus merangkap sebagai halaman rumah. Tidak heran jalan digunakan warga sebagai tempat nongkrong orang tua sambil minum kopi, tempat bermain anak-anak, juga untuk tempat berjualan.
Dalam kondisi seperti itu keberadaan polisi tidur menjadi tidak efektif. Sebaiknya warga tidak perlu membangun polisi tidur, sebaliknya kendaraan bermotor pun tak boleh masuk ke jalan yang merangkap halaman rumah seperti itu.Â
Jalanan seperti itu lebih cocok untuk pejalan kaki. Warga yang memiliki kendaraan bermotor bisa disimpan di tempat parkir bersama yang dibangun warga di ujung jalan atau lebih bijak kalau hanya menggunakan kendaraan umum.Â
Jalan akan tampak rapi, indah dan bersahabat sebagai halaman tempat bermain bersama dan aktivitas lain tanpa harus terganggu dengan deru mesin kendaraan bermotor dan terhindar dari kecelakaan lalu-lintas.
Modernisasi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini memungkinkan semua orang dengan mudah bisa memiliki kendaraan bermotor. Sayang, dampak buruknya adalah membuat warga malas berjalan kaki, bahkan untuk berjalan ke tempat yang tak terlalu jauh sekalipun.Â
Untuk sekedar berbelanja ke toko yang berjarak tak lebih dari 100 meter saja harus menggunakan sepeda motor.
 Untuk mengendalikan laju pengguna kendaraan bermotor warga membangun polisi tidur yang jumlahnya bahkan berderet-deret. Bukan mengajak warga yang lain untuk berjalan kaki yang membuat lebih sehat, lebih hemat dan tentram.Â
Itulah sebabnya keberadaan polisi tidur dengan berbagai persoalannya tak lain sebenarnya adalah wajah buruk budaya kita, malas. Sebagaimana malas berkreativitas, malas bersusah-susah, malas bangun pagi.