Mohon tunggu...
Johanes Raywilliam
Johanes Raywilliam Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Belum bekerja

Hobi saya membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Horor Pilihan

Bayangan di Balik Cermin Bagian 1

19 November 2024   20:37 Diperbarui: 19 November 2024   21:41 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangan di Balik Cermin

Hans adalah seorang kolektor benda antik, seorang pria paruh baya dengan mata yang tajam untuk menemukan keindahan di balik debu zaman. Hobinya membawanya ke sudut-sudut dunia yang tidak banyak orang tahu, berburu barang-barang kuno yang memiliki nilai sejarah, sekaligus misteri.

Suatu hari, Hans menerima kabar dari seorang pedagang tua di desa terpencil tentang sebuah cermin besar yang berasal dari abad ke-18. Cermin itu dikenal sebagai Cermin Dahlia.

"Cermin ini dibuat oleh seorang seniman misterius," kata pedagang tua itu sambil menyerahkan secarik kertas dengan gambar sketsa cermin tersebut. "Tapi berhati-hatilah. Orang-orang percaya cermin ini membawa kutukan."

Hans mendengus. "Kutukan? Tentu saja. Semua barang antik selalu dihubungkan dengan cerita menyeramkan untuk menaikkan nilainya."

"Tidak. Ini berbeda," kata pedagang itu serius. "Pemilik sebelumnya, seorang wanita kaya, ditemukan tewas di depan cermin ini. Wajahnya seperti habis terserap seluruh kehidupannya. Semua yang mencoba menjual atau memindahkan cermin ini juga mengalami nasib buruk."

Namun, Hans hanya melihat peluang. Benda seperti itu akan menjadi permata koleksinya. Tanpa berpikir panjang, dia membeli cermin itu dengan harga yang cukup tinggi, dan dalam beberapa hari, cermin itu tiba di rumahnya.

Rumah Hans adalah sebuah bangunan tua yang besar di pinggiran kota. Meski usianya sudah ratusan tahun, rumah itu dirawat dengan baik, dengan lorong-lorong panjang dan perabotan yang dipilih dengan teliti sesuai selera antik Hans.

Ketika cermin itu akhirnya sampai, Hans meminta para pengantar untuk meletakkannya di ruang tengah rumah. Bingkai cermin itu terbuat dari kayu hitam yang diukir dengan pola bunga-bunga dan wajah-wajah kecil yang tampak seperti menangis. Kaca cerminnya bersih, terlalu bersih untuk sebuah barang yang seharusnya berumur ratusan tahun.

"Cantik sekali," gumam Hans sambil mengamati ukiran bingkai. Namun, saat menatap cermin itu, dia merasa ada sesuatu yang aneh. Refleksi dirinya di cermin tampak sedikit lebih gelap daripada kenyataan.

Malam itu, Hans menghabiskan waktu dengan mempelajari sejarah cermin. Buku-buku antik dan artikel daring yang dia temukan semuanya menyebutkan hal yang sama---Cermin Dahlia sering dikaitkan dengan kematian misterius. Namun, Hans tidak peduli.

Beberapa hari setelah cermin itu tiba, hal-hal aneh mulai terjadi di rumah Hans.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun