Bayangan di Balik Cermin
Hans adalah seorang kolektor benda antik, seorang pria paruh baya dengan mata yang tajam untuk menemukan keindahan di balik debu zaman. Hobinya membawanya ke sudut-sudut dunia yang tidak banyak orang tahu, berburu barang-barang kuno yang memiliki nilai sejarah, sekaligus misteri.
Suatu hari, Hans menerima kabar dari seorang pedagang tua di desa terpencil tentang sebuah cermin besar yang berasal dari abad ke-18. Cermin itu dikenal sebagai Cermin Dahlia.
"Cermin ini dibuat oleh seorang seniman misterius," kata pedagang tua itu sambil menyerahkan secarik kertas dengan gambar sketsa cermin tersebut. "Tapi berhati-hatilah. Orang-orang percaya cermin ini membawa kutukan."
Hans mendengus. "Kutukan? Tentu saja. Semua barang antik selalu dihubungkan dengan cerita menyeramkan untuk menaikkan nilainya."
"Tidak. Ini berbeda," kata pedagang itu serius. "Pemilik sebelumnya, seorang wanita kaya, ditemukan tewas di depan cermin ini. Wajahnya seperti habis terserap seluruh kehidupannya. Semua yang mencoba menjual atau memindahkan cermin ini juga mengalami nasib buruk."
Namun, Hans hanya melihat peluang. Benda seperti itu akan menjadi permata koleksinya. Tanpa berpikir panjang, dia membeli cermin itu dengan harga yang cukup tinggi, dan dalam beberapa hari, cermin itu tiba di rumahnya.
Rumah Hans adalah sebuah bangunan tua yang besar di pinggiran kota. Meski usianya sudah ratusan tahun, rumah itu dirawat dengan baik, dengan lorong-lorong panjang dan perabotan yang dipilih dengan teliti sesuai selera antik Hans.
Ketika cermin itu akhirnya sampai, Hans meminta para pengantar untuk meletakkannya di ruang tengah rumah. Bingkai cermin itu terbuat dari kayu hitam yang diukir dengan pola bunga-bunga dan wajah-wajah kecil yang tampak seperti menangis. Kaca cerminnya bersih, terlalu bersih untuk sebuah barang yang seharusnya berumur ratusan tahun.
"Cantik sekali," gumam Hans sambil mengamati ukiran bingkai. Namun, saat menatap cermin itu, dia merasa ada sesuatu yang aneh. Refleksi dirinya di cermin tampak sedikit lebih gelap daripada kenyataan.
Malam itu, Hans menghabiskan waktu dengan mempelajari sejarah cermin. Buku-buku antik dan artikel daring yang dia temukan semuanya menyebutkan hal yang sama---Cermin Dahlia sering dikaitkan dengan kematian misterius. Namun, Hans tidak peduli.