Mohon tunggu...
Johanes Oxavasco
Johanes Oxavasco Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Kecerdasan Buatan: Mengancam Para Jurnalis?

22 Oktober 2023   22:51 Diperbarui: 22 Oktober 2023   23:10 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah kalian sadar bahwa saat ini, kita sedang berada di zaman dimana ada terobosan teknologi yang dikenal dengan sebutan Artificial Intelligence (AI)? Pastinya teman -- teman sekalian tahu istilah tersebutkan. Nah dalam artikel ini, kita akan mengulas apa yang dimaksud dengan AI dan memberikan beberapa contohnya.

Artificial Intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, telah mengalami perkembangan yang signifikan dan dapat ditemukan dalam berbagai aspek kehidupan kita loh, termasuk dalam media. Salah satu contoh penerapan AI yang kita rasakan sehari-hari adalah melalui asisten virtual seperti Google Asisten.

Namun, AI tidak hanya terbatas pada penggunaan asisten virtual saja. Konsep AI ini jauh lebih luas, dan teknologi ini mampu digunakan dalam berbagai konteks, dengan fokus pada kecerdasan mesin yang dapat memberikan respons mirip dengan respons yang diberikan manusia.

Sebagian besar perangkat lunak, termasuk perangkat komputer dan teknologi modern lainnya, yang digunakan oleh masyarakat saat ini telah mengadopsi teknologi AI. Diperkirakan bahwa AI akan terus berkembang sejalan dengan perkembangan zaman, dan dapat dikatakan bahwa kecerdasan buatan ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.

Artificial Intelligence (AI) adalah suatu teknologi yang dirancang untuk memungkinkan sebuah perangkat untuk meniru kemampuan berpikir manusia dan melaksanakan berbagai macam pekerjaan sesuai dengan perintah yang telah didesain/diberikan.

Seiring dengan kemunculan teknologi Artificial Intelligence, pekerjaan manusia di berbagai sektor mulai tergantikan oleh robot. Secara bertahap, teknologi kecerdasan buatan juga mulai diterapkan dan dimanfaatkan dalam kegiatan jurnalistik.

Kiat Cepat Kecerdasan Buatan dalam Jurnalistik

AI dipakai untuk dapat bekerja secara dinamis, mengikuti perkembangan teknologi yang kedepannya dapat memudahkan dan mengancam kegiatan jurnalistik. Ada beberapa hal perubahan yang terjadi pada pengimplementasian AI.

1. AI Membuat Tulisan Otomatis

Berita dan artikel yang selama ini dibuat dan diproduksi oleh manusia dapat diciptakan secara cepat oleh teknologi artificial intelligence, mesin robot bekerja dengan cara menganalisis data lalu diolah secara otomatis sehingga menghasilkan sebuah tulisan.

2. AI Dapat Melihat Tren

Dengan memanfaatkan data yang telah dikumpulkan dan diproses, kecerdasan buatan memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi serta meramalkan tren yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Melalui keterampilan ini, kecerdasan buatan menjadi alat bantu bagi media untuk mengurangi potensi munculnya bias dalam artikel yang mereka hasilkan.

Sumber: Freepik.com
Sumber: Freepik.com

Apakah peran jurnalis terancam dapat digantikan oleh Artificial Intellegence?

Bisa dikatakan jika peran manusia dalam bidang jurnalisme saat ini sedang coba digantikan secara bertahap oleh kehadiran robot. Pada beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan media telah mulai menggunakan jurnalis berbasis robot untuk mengungkapkan tren dan wawasan yang tersembunyi melalui analisis data besar dan mengubahnya menjadi cerita tanpa harus melibatkan manusia.

Contohnya seperti media The Washington Post yang telah memanfaatkan program robot bernama Heliograf untuk menciptakan berita. Pada tahun 2016, media ini mampu menghasilkan 500 artikel berita mengenai pemilihan umum Amerika Serikat dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Di India juga telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), hal telah menjadi tren populer di berbagai negara dalam menciptakan penyiar atau pembawa berita. Penyiar berita AI ini dikenal sebagai Lisa, Lisa pertama kali muncul pada bulan April lalu. Lisa menunjukkan kemampuan yang cukup fleksibel dalam tampil di layar televisi dan membacakan berita terbaru.

Pada kenyataannya, kecerdasan buatan masih memerlukan campur tangan manusia untuk beroperasi secara optimal. Walaupun mampu menghasilkan tulisan dengan cepat, keterbatasan AI dianggap belum mampu memenuhi standar etika jurnalistik sebagaimana yang dapat dilakukan oleh manusia.

Bila kita meninjau teknologi AI yang ada, meskipun proses pengumpulan data dan penulisan artikel dilakukan oleh AI, pada akhirnya masih diperlukan campur tangan jurnalis untuk melakukan penyuntingan dan editing ulang terhadap berita yang telah dibuat. Walaupun teknologi AI dapat membantu meringankan beban kerja jurnalis, penulis juga perlu melakukan pemeriksaan ulang. Pada akhirnya, Jurnalisme berbasis kecerdasan buatan diharapkan dapat mendukung kelangsungan media dengan mengurangi biaya produksi berita, tetapi di Indonesia, hal ini masih belum berjalan secara optimal.

Sisi Lain Artificial Intellegence

Ada pandangan bahwa jurnalis berbasis robot dapat mengancam sebagian jurnalis karena potensi kehilangan tugas-tugas rutin mereka, dan menganggap jurnalisme berbasis robot dapat diterapkan di bidang lain seperti keuangan atau perumahan. Namun, tidak dapat dipungkiri jika jurnalis manusia memiliki kelebihan lain melebihi kecerdasan buatan, seperti kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan analisis, hal ini sudah menunjukkan bahwa jurnalisme tingkat lanjut tidak akan tergantikan oleh kehadiran jurnalisme berbasis robot.

Jurnalisme berbasis robot dapat kita anggap sebagai sebuah peluang. Bagaimana tidak, hal ini sudah kita paparkan diatas jika jurnalisme berbasis robot dapat memproduksi konten dengan lebih cepat, dapat diproduksi dalam berbagai bahasa, dbuat dalam jumlah yang besar, dan mungkin dengan tingkat kesalahan dan bias yang lebih rendah. Ini memungkinkan jurnalis manusia untuk memusatkan perhatian pada tulisan berita mendalam atau investigasi, sementara tugas-tugas rutin yang dapat diotomatisasi dilakukan oleh jurnalis berbasis robot.

Jurnalisme berbasis robot dapat menjadi area yang dapat diaplikasikan oleh perusahaan media, yang memungkinkan pengurangan biaya produksi dan meningkatkan efisiensi operasional perusahaan. Di sini, produksi tidak lagi dilakukan oleh tenaga kerja manusia, melainkan oleh sistem komputer dengan kecerdasan buatan. Di era digital saat ini, peran media massa dan komunikasi massa juga menjadi kurang jelas karena sifat teknologi digital yang tidak terbatas dalam proses komunikasi.

Dalam situasi ini, berita yang dihasilkan oleh robot tidak secara otomatis dapat menggantikan peran manusia dan juga berita yang dibuat oleh AI belum tentu dapat memperoleh kepercayaan konsumen.

Daftar Pustaka

Amran, S. O. (2018). Jurnalisme Robot dalam Media Daring Beritagar. id. Iptek-Kom, 20(2), 169-182.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun