Mohon tunggu...
Johanes Oxavasco
Johanes Oxavasco Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi - Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Revolusi Kecerdasan Buatan: Mengancam Para Jurnalis?

22 Oktober 2023   22:51 Diperbarui: 22 Oktober 2023   23:10 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2. AI Dapat Melihat Tren

Dengan memanfaatkan data yang telah dikumpulkan dan diproses, kecerdasan buatan memiliki kapasitas untuk mengidentifikasi serta meramalkan tren yang tengah berlangsung dalam masyarakat. Melalui keterampilan ini, kecerdasan buatan menjadi alat bantu bagi media untuk mengurangi potensi munculnya bias dalam artikel yang mereka hasilkan.

Sumber: Freepik.com
Sumber: Freepik.com

Apakah peran jurnalis terancam dapat digantikan oleh Artificial Intellegence?

Bisa dikatakan jika peran manusia dalam bidang jurnalisme saat ini sedang coba digantikan secara bertahap oleh kehadiran robot. Pada beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan media telah mulai menggunakan jurnalis berbasis robot untuk mengungkapkan tren dan wawasan yang tersembunyi melalui analisis data besar dan mengubahnya menjadi cerita tanpa harus melibatkan manusia.

Contohnya seperti media The Washington Post yang telah memanfaatkan program robot bernama Heliograf untuk menciptakan berita. Pada tahun 2016, media ini mampu menghasilkan 500 artikel berita mengenai pemilihan umum Amerika Serikat dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Di India juga telah memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), hal telah menjadi tren populer di berbagai negara dalam menciptakan penyiar atau pembawa berita. Penyiar berita AI ini dikenal sebagai Lisa, Lisa pertama kali muncul pada bulan April lalu. Lisa menunjukkan kemampuan yang cukup fleksibel dalam tampil di layar televisi dan membacakan berita terbaru.

Pada kenyataannya, kecerdasan buatan masih memerlukan campur tangan manusia untuk beroperasi secara optimal. Walaupun mampu menghasilkan tulisan dengan cepat, keterbatasan AI dianggap belum mampu memenuhi standar etika jurnalistik sebagaimana yang dapat dilakukan oleh manusia.

Bila kita meninjau teknologi AI yang ada, meskipun proses pengumpulan data dan penulisan artikel dilakukan oleh AI, pada akhirnya masih diperlukan campur tangan jurnalis untuk melakukan penyuntingan dan editing ulang terhadap berita yang telah dibuat. Walaupun teknologi AI dapat membantu meringankan beban kerja jurnalis, penulis juga perlu melakukan pemeriksaan ulang. Pada akhirnya, Jurnalisme berbasis kecerdasan buatan diharapkan dapat mendukung kelangsungan media dengan mengurangi biaya produksi berita, tetapi di Indonesia, hal ini masih belum berjalan secara optimal.

Sisi Lain Artificial Intellegence

Ada pandangan bahwa jurnalis berbasis robot dapat mengancam sebagian jurnalis karena potensi kehilangan tugas-tugas rutin mereka, dan menganggap jurnalisme berbasis robot dapat diterapkan di bidang lain seperti keuangan atau perumahan. Namun, tidak dapat dipungkiri jika jurnalis manusia memiliki kelebihan lain melebihi kecerdasan buatan, seperti kreativitas, fleksibilitas, dan kemampuan analisis, hal ini sudah menunjukkan bahwa jurnalisme tingkat lanjut tidak akan tergantikan oleh kehadiran jurnalisme berbasis robot.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun